BANDUNG (sigabah.com)—Setelah sepekan menghirup udara bebas di luar tahanan, Ustadz Muhammad Al Khathathath kembali mulai aktif berdakwah di masyarakat dan mengisi beberapa kajian di beberapa tempat yang mengundangnya. Termasuk pada hari Ahad (23/7/17) Ustadz Khathathath diundang berceramah dan mengisi kajian di Pengajian Bulanan Majelis Taklim Pendengar Radio Dakta, bertempat di halaman Radio Dakta, Jl H Agus Salim, Bekasi, Jawa Barat.
Dalam acara kajian bulanan itu ustadz Al Khaththath bercerita dan menjelaskan tentang kisah dan pengalamanya selama di dalam tahanan untuk kasus makar yang dituduhkan kepadanya waktu aksi 313 akan berlangsung berapa bulan lalu.
Ia mengatakan bahwa dirinya sangat terhormat yang ditangkap dengan tuduhan kasus percobaan melakukan makar yang tidak terbukti itu malah saat berada di tahanan, ia, aman.
“Alhamdulillah karena saya dituduh akan melakukan makar, yang ternyata tidak terbukti itu, walaupun sempat saya dipindah ke Rutan kriminal umum dan narkoba, saya tidak di “colek” (di sentuh oleh tahanan lain). Di sana saya mendapat pelajaran uji mental, karena saat saya ingin dikeluarkan, semua tahanan baik itu perampok, pembunuh, narkoba, tahanan yang seluruh tubuhnya penuh tato semua berbaris dan mencium tangan saya,” kenangnya.
Sekjend FUI tersebut juga menegaskan kepada seluruh para hadirin yang hadir di Radio Dakta itu jika perjuangan belum usai, sekalipun perjuangan yang akan dilalui oleh umat Islam penuh cobaan dan ujian bahkan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
“Sunnatullah, perjuangan penuh terpaan ujian dan cobaan karena sudah ada di dalam Al Quran, sebagai contoh tuduhan terhadap saya ini yang dituduh makar ternyata sudah ada pada Zaman Firaun. Karena saat itu Firaun yang belum mengenal Islam, Islam dianggap asing saat itu hingga banyak pengikutnya yang ingin memeluk Islam, juga di tuduh makar,” pungkasnya.
panjimas.com | sigabah.com