Preloader logo

FATWA DEWAN HISBAH (5): KAIFIYAT MUSAFIR MASBUQ KEPADA MUQIM SALAT 4 RAKAAT

BANDUNG (sigabah.com)—Sekitar pukul 20.00 WIB, sidang masalah kelima dari pemakalah KH. A. Zakaria baru digelar. Adapun masalah yang dibahas ialah berkenaan dengan Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat. Sidang ini dipandu oleh Ustadz H. Wawa Suryana Hidayat sebagai moderator.

Hak bicara kemudian diserahkan oleh moderator kepada KH. A. Zakaria untuk membacakan masalah yang akan disidangkan. Beberapa poin lantas KH. A. Zakaria sampaikan terkait ketentuan musafir berjamaah kepada imam yang muqim.

Pertama, jika makmum musafir berjama’ah kepada imam yang muqim dari awal salat, maka makmum hendaklah mengikuti imam, seperti berjama’ah salat dzuhur, ashar atau isya, maka makmum harus mengikuti imam salat empat raka’at. Menurut beliau, makmum musafir yang mengikuti imam salat empat rakaat adalah dalam rangka mengikuti imam.

Kedua, makmum yang safar tidak boleh salam setelah melaksanakan salat dua raka’at. Pasalnya, hal tersebut termasuk kepada tindakan mendahului imam.

Ketiga, apabila kebetulan makmumnya masbuq dua raka’at, maka makmum tidak usah menambah dua raka’at tetapi langsung saja salam mengikuti imam. Hal ini dikarenakan melaksanakan salat qashar adalah hal yang utama. Terbukti dalam sebuah hadis riwayat Ahmad yang menunjukkan bahwa selama safar, Rasulullah senantiasa melaksanakan qashar karena memang lebih utama ketimbang itmam (sempurna).

Setelah makalah dibacakan, acara dikembalikan kepada moderator, Ustadz H. Wawa Suryana Hidayat. Beliau memberikan kesempatan kepada seluruh anggota Dewan Hisbah untuk memberikan pandangannya.

M Rahmat Najieb, S.pd, KH. Taufiq Rahman Azhar, S.Ag, Ustadz H. Haris Muslim, Lc, MA, KH. Zae Nandang, Ustadz H. Teten Romli Qomaruddin, Ustadz Amin Saefullah Muchtar, dan anggota lainnya kemudian saling bertukar pikiran. Alhasil, sidang Dewan Hisbah yang membahas terkait Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat memunculkan dua poin istinbath hukum sebagai berikut:

  1. Musafir salat dibelakang imam muqim pada salat 4 rakaat salatnya 4 rakaat (tam).
  2. Musafir masbuq kepada imam muqim harus menyempurnakan rakaat yang tertinggal (tam).

By: Ikhwan Fahmi, Jurnalis sigabah.com

Adapun lampiran keputusan Dewan Hisbah tentang Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat sebagai berikut:

KEPUTUSAN DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

No. 013 Tahun 1437 H. / 2016 M.

Tentang:

KAIFIYAT MUSAFIR MASBUQ KEPADA MUQIM SALAT 4 RAKAAT

بسم الله الرحمن الرحيم

Dewan Hisbah Persatuan Islam Pada Sidang Lengkap, di gedung H2QM Pesantren Persis Ciganitri, Kabupaten Bandung tanggal 28-29 Rabiul Awwal 1438 H/ 28-29 Desember 2016 M setelah:

MENIMBANG:

  1. Terdapat perbedaan kaifiyat terkait salat musafir dibelakang imam muqim (4 rakaat).
  2. Terdapat perbedaan kaifiyat apakah tam atau qasar.
  3. Dewan Hisbah merasa perlu untuk menjawab persoalan tersebut.

MENGINGAT:

1. Al-Quran

وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَقۡصُرُواْ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَن يَفۡتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْۚ إِنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ كَانُواْ لَكُمۡ عَدُوّٗا مُّبِينٗا ١٠١

Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu mengqasar  salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah  musuh  yang  nyata  bagimu. (QS. An-Nisa: 101)

2. Hadis

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: …أَيُّهَا النَّاسُ إنِّي إمَامُكُمْ فَلاَ تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ وَلاَ بِالسُّجُودِ وَلاَ بِالْقِيَامِ وَلاَ بِالْقُعُودِ وَلاَ بِالاِنْصِرَافِ… -رَوَاهُ أَحْمَدُ وَمُسْلِمٌ-

Dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Wahai manusia! sesungguhnya aku adalah imam kamu, janganlah kamu mendahuluiku di waktu ruku’ dan sujud, berdiri, duduk dan dalam bersalam.” (H.R. Ahmad, Musnad Ahmad 19/56 dan Muslim, Shahih Muslim 2/28)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ سُئِلَ: “مَا بَالُ الْمُسَافِرِ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ إذَا انْفَرَدَ وَأَرْبَعًا إذَا ائْتَمَّ بِمُقِيمٍ؟ فَقَالَ: تِلْكَ السُّنَّةُ” وَفِي لَفْظٍ أَنَّهُ قَالَ لَهُ مُوسَى بْنُ سَلَمَةَ: ” إنَّا إذَا كُنَّا مَعَكُمْ صَلَّيْنَا أَرْبَعًا، وَإِذَا رَجَعْنَا صَلَّيْنَا رَكْعَتَيْنِ فَقَالَ: تِلْكَ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – “

Dari Ibnu ‘Abbas, ia pernah ditanya: “Bagaimana keadaan (halnya) orang yang safar, salat dua raka’at apabila sendirian (tidak berjama’ah dengan pribumi), dan empat raka’at apabila berjama’ah dengan orang muqim atau pribumi?” Ia (Ibnu ‘Abbas) menjawab:“Itu adalah sunnah Nabi”. Dalam satu riwayat (keterangan) Musa bin Salamah bertanya kepadanya (Ibnu ‘Abbas): “Bagaimana halnya sesungguhnya kami bila salat bersama kaum (pribumi) kami salat empat raka’at dan apabila kami pulang (ke penginapan) kami salat dua raka’at?” Ibnu ‘Abbas menjawab: “Itu adalah sunnah Abi Qasim (Nabi) Saw.” (H.R. Ahmad, Nail al-Authâr, 3/199)

عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ ابْنِ عَبَّاسٍ بِمَكَّةَ فَقُلْتُ إِنَّا إِذَا كُنَّا مَعَكُمْ صَلَّيْنَا أَرْبَعًا وَإِذَا رَجَعْنَا إِلَى رِحَالِنَا صَلَّيْنَا رَكْعَتَيْنِ قَالَ تِلْكَ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. –رواه احمد-

Dari Musa bin Salamah, ia berkata, “Kami bersama Ibnu Abbas di Mekah, maka aku berkata, ‘Bila kami bermakmum kepada kalian (penduduk Mekah) kami salat empat rakaat, dan bila kami kembali ke tempat persinggahan kami, kami salat qashar dua rakaat.’ Ibnu Abbas berkata, ‘Itu adalah sunnah Abul Qashim Saw’.” (HR. Ahmad, Musnad Ahmad 3/357).

Dalam redaksi lain:

عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ الْهُذَلِىِّ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ أُصَلِّى إِذَا كُنْتُ بِمَكَّةَ إِذَا لَمْ أُصَلِّ مَعَ الإِمَامِ. فَقَالَ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ أَبِى الْقَاسِمِ -صلى الله عليه وسلم-.

Dari Musa bin Salamah Al-Hudzali, ia berkata, aku bertanya kepada Ibnu Abbas, “Bagaimana jika saya di Mekkah tidak salat bermakmum kepada imam yang muqim.” Ibnu Abbas mengatakan, “Salat dua raka’at, itu adalah sunnah Abul Qasim (Rasulullah saw.).” (HR. Muslim, Sahih Muslim 2/143)

عَنْ أَبِي مَجْلَزٍ ، قَالَ : قُلْتُ لاِبْنِ عُمَرَ : أَدْرَكْتُ رَكْعَةً مِنْ صَلاَةِ الْمُقِيْمِيْنَ وَأَنَا مُسَافِرٌ ؟ قَالَ: صَلِّ بِصَلاَتِهِمْ.

Dari Ibnu Majlaz, ia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Umar, ‘Aku mendapati satu rakaat dari salat muqim (imam muqim) sedangkan saya musafir? Beliau menjawab, ‘Salatlah dengan mengikuti salat mereka (itmam).” (Hr. Abdurrazaq, Mushannaf Abdurrazzaq 2/542)

عَنْ نَافِعٍ: أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ يُصَلِّي وَرَاءَ الإِمَامِ بِمِنًى أَرْبَعًا، وَإِذَا صَلَّى لِنَفْسِهِ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ.

Dari Nafi, bahwa Ibnu Umar r.a. beliau salat di belakang imam di Mina empat rakaat dan apabila beliau salat sendiri beliau salat dua rakaat.” (HR. Ath-Thahawi, Syarah Ma’anil Atsar 1/420)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةَ رِجَالٍ فَلَمَّا صَلَّى قَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلاَةِ قَالَ فَلاَ تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلاَةَ فَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. –رواه البخاري-

Dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah dari bapaknya ia berkata, “Ketika kami salat bersama Nabi saw., beliau mendengar suara gaduh orang-orang. Maka setelah selesai, beliau bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, “Kami tergesa-gesa mendatangi salat.” Beliau pun bersabda: “Janganlah kalian berbuat seperti itu. Jika kalian mendatangi salat maka datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari salat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah.” (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari 1/129)

MEMPERHATIKAN:

  1. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP. Persis, KH. Aceng Zakaria yang menyarankan segera diputuskan masalah hukum tentang ‘Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat’, dan untuk segera disosialisasikan.
  2. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah, KH.Muhammad Romli.
  3. Pemaparan dan pembahasan makalah tentang ‘Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat’ yang disampaikan oleh KH. Aceng Zakaria.
  4. Pengujian dan pandangan para peserta sidang terhadap dalil, wajh dilalah, metode istinbat serta kesimpulan makalah ‘Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Salat 4 Rakaat’.

Atas dasar semua konsideran di atas, maka dengan bertawakkal kepada Allah, Dewan Hisbah Persatuan Islam

MENGISTINBATH:

  1. Musafir salat dibelakang imam muqim pada salat 4 rakaat salatnya 4 rakaat (tam)
  2. Musafir masbuq kepada imam muqim harus menyempurnakan rakaat yang tertinggal (tam)

Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan  makalah terlampir.

الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين

Bandung, 28  Rabiul Awwal 1438 H/ 28 Desember 2016 M.

                 DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

                        Ketua,                                                                                    Sekretaris,

MUHAMMAD ROMLI                                                                      KH.ZAE NANDANG

NIAT : 01.02.08301.094                                                                  NIAT :01.02.13511.018

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}