Preloader logo

HARUN KAMIL KAHMI: WASPADAI TUDUHAN DAN JEBAKAN, ADA KETIDAKSUKAAN ATAS UMAT ISLAM

BANDUNG (sigabah.com)—Kaum Muslimin khususnya di Indonesia diwanti-wanti untuk mewaspadai tuduhan dan jebakan atas umat Islam saat ini.

Apalagi, pada kondisi saat ini dimana dirasakan ada ketidakadilan terhadap penduduk mayoritas negara ini.

“Sekarang ini yang kita rasakan juga berikutnya adalah semacam ada ketidaksukaan kepada umat Islam,” ujar Majelis Etik Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Harun Kamil, di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.

Secara khusus ia mengingatkan ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab, Front Pembela Islam (FPI).

“Tentu kita mengingatkan FPI supaya berhati-hati menghadapi jebakan-jebakan atau kemudian tuduhan-tuduhan yang tidak pada tempatnya,” ujarnya.

Menurut Harun, pihak-pihak yang tidak suka itu secara sistematis –dengan kekuatan, uang, dan pengaruh mereka yang kuat– akan menghancurkan Islam.

Pihak-pihak tersebut pun, kata dia pada acara Deklarasi Alumni Universitas Indonesia (UI) Bangkit untuk Keadilan itu, menuding umat Islam tidak sejalan dengan Indonesia.

“Kita dibilang anti Pancasila, dibilang anti NKRI, dibilang anti Bhineka Tunggal Ika. Itu mengada-ada, semua harus dibantah. Kalau tidak dibantah berarti benar dan kita akan secara perlahan-lahan tersudut, terpinggirkan kehidupan kita,” ungkapnya.

Umat Diajak Sadar dan Bangkit

Harun pun mengajak umat Islam untuk menyadari fenomena tersebut, serta melawan atas ketidakadilan dan ketidaksukaan yang ada.

Sebab, ia mengungkap, Islam adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fakta sejarah membuktikan, umat Islam selama ini sudah melakukan banyak pengorbanan untuk bangsa ini.

“Saya mengajak kesadaran kepada semua kita untuk bahwa kita ini bukan orang asing berdiri di Republik ini. Tapi adalah pemegang hak atas Republik ini,”serunya di depan ratusan hadirin.

Harun juga mengajak umat Islam untuk bersatu dan tidak bercerai-berai menghadapi tantangan itu.

Ia pun mengutarakan apresiasinya atas Aksi Bela Islam III atau Aksi Super Damai 212, 2 Desember 2016 lalu.

“Aksi 212 yang bisa mengumpulkan 7,6 juta orang tanpa kerusakan, tanpa sampah, tanpa keributan. Sampai hari ini tidak ada yang mampu begitu, apakah dia partai, apakah dia ormas,” ujarnya.

Diketahui, beberapa bulan belakangan ini, kembali marak muncul tudingan dan tuduhan pihak-pihak tertentu atas kaum Muslimin yang disebut intoleran dan anti NKRI.

Selain itu, belakangan ini, khususnya pasca Aksi Bela Islam III, sejumlah aktivis, tokoh, maupun pejabat Islam “dikriminalisasi” oleh aparat penegak hukum dengan berbagai tuduhan. Seperti kasus penangkapan Nurul Fahmi, pembawa bendera bertulisan tauhid.

Habib Rizieq pun tak lepas dari upaya diduga kriminalisasi oleh kepolisian. Teranyar, Habib Rizieq ditimpa tuduhan miring lewat media sosial baru-baru ini.

Sumber: hidayatullah.com