BANDUNG (sigabah.com)—Di tengah beragam upaya yang dihembuskan oleh berbagai pihak untuk menghadang semangat Aksi Umat Islam III 212, Allah Swt. telah memberikan kemudahan melalui Kapolri dan para ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) untuk mencapai kesepakatan, setelah beberapa kali dilakukan dialog.
Dewan pembina GNPF MUI Habib Rizieq mengatakan, pihaknya dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sudah mencapai beberapa kesepakatan terkait rencana Aksi Bela Islam III yang rencananya digelar pada 2 Desember 2016. Salah satunya adalah penetapan lokasi aksi.
“GNPF-MUI dan Polri sepakat bahwa dalam Aksi Bela Islam III akan digelar zikir dan doa keselamatan negeri, tausiah, dan shalat Jumat di lapangan Monas dan sekitarnya,” ujar Habib
dalam jumpa pers di Kantor MUI, Senin (28/11/2016)
Habib Rizieq menyebutkan, ada lima poin kesepakatan antara GNPF MUI dan Polri. Berikut poin-poinnya:
Pertama, GNPF MUI dan Polri sepakat bahwa Aksi Bela Islam III tetap digelar pada Jumat 2 Desember 2016 dalam bentuk aksi unjuk rasa yang super damai. Berupa aksi ibadat, gelar sajadah. Tanpa merubah tuntutan aksi 212 tegakkan hukum yang berkeadilan. Damai yang dimaksud adalah mekanismenya terhormat dan bermartabat.
Kedua, GNPF MUI dan Polri sepakat bahwa dalam Aksi Bela Islam III akan digelar zikir dan doa keselamatan negeri, tausiah, dan shalat Jumat di lapangan Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya dari pukul 08.00 WIB hingga selesai salat jumat.
Ketiga, GNPF MUI bersama Polri sepakat, usai salat Jumat pimpinan GNPF akan menyapa umat Islam di sepanjang jalan sekaligus melepas mereka dengan tertib. GNPF tidak akan meninggalkan umat begitu saja. GNPF akan membagi tugas untuk melepas mereka agar pulang dengan tertib.
Keempat, GNPF dan Polri sepekat perlunya membentuk tim terpadu untuk mengatur masyarakat saat pelaksanaan. Tugasnya mencakup mempersiapkan posisi panggung, shaf. Tim ini juga sepakat membuka semua pintu Monas dan membuka pintu darurat. Tim ini juga menyediakan posko medis, logistik, toilet, wudhu. Satgas GNPF yang terdiri dari laskar berbagai organisasi Islam akan ditempatkan di setiap perempatan sepanjang Jalan Sudirman Thamrin untuk menyambut kedatangan umat Islam dan mengarahkan mereka ke lokasi.
Kelima, Jika ada gerakan pada tanggal 2 Desember dan dilakukan di luar kesepakatan ini maka dinyatakan bukan bagian Aksi Bela Islam III, GNPF tidak bertanggungjawab, dan polisi berhak menjalankan kewajiban mengambil langkah antisipasi dan mengatasinya.
Dengan kesepakatan ini, diharapkan tidak terjadi lagi himbauan atau larangan datang ke Ibu Kota bagi umat Islam yang bersemangat mengikuti AKSI SUPER DAMAI 212 itu. Begitu pula larangan kepada perusahaan transportasi yang hendak mengantar ke Jakarta.
Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam CINTA DAMAI dan BERADAB dalam upaya menuntut keadilan perlakuan sama di muka hukum demi kemuliaan agama dan kehormatan hukum Negara.
By Tim Sigabah Waspada
Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta