Bandung (sigabah.com) –Mayjen TNI (Purn) Prijanto menegaskan, upaya adu domba yang berujung pada perpecahan bukan merupakan solusi Indonesia saat ini. Menurutnya, perbedaan harus disikapi dengan bijak agar persatuan bangsa dapat diraih.
“Waktu zaman penjajahan dahulu, ormas-ormas belum bersatu. Ketika mereka berfikir untuk bersatu, Indonesia menjadi merdeka. Jika ada yang kurang benar, pemerintah sebagai pembina harus membinanya, jangan menjadikannya anak tiri,” paparnya saat menyampaikan materi di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).
“Ingat itu persatuan itu perlu. Setelah kemerdekaan persatuan makin perlu,” tambahnya.
Senada dengan itu, Dr Firdaus Syam mengatakan, prioritas bangsa saat ini adalah menggalang persatuan. Bukan mengkerdilkan dan mengkriminalisasi kelompok dan ulama yang mencintai NKRI.
“Saya lihat ulama, tokoh sampai kelompok yang membela NKRI dikecilkan, bahkan sampai dikriminalisasi. Saya mengajak kepada generasi pemuda, persatuan umat adalah prioritas,” terang Wakil Direktur sekolah pascasarjana Universitas Nasional (UNAS) itu.
Sementara itu, Letjen Marinir (Purn) Suharto menyatakan Indonesia sedang mengalami krisis keadilan. Keadilan yang tidak merata dan tebang pilih terus menerus menerpa Merah Putih.
“Kita sekarang krisis keadilan, krisis kedaulatan. Ini harus kita kembalikan dan perjuangkan,” ujarnya.
Diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ yang diinisiasi CSIL itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari militer, intelektual sampai ulama seperti Habib Rizieq Syihab.
[jurnalislam.com/sigabah.com]