Preloader logo

FATWA DEWAN HISBAH (11): MANDI UNTUK HAJI SEBELUM TANGGAL 8 DZULHIJJAH (HARI TARWIYAH)

BANDUNG (sigabah.com)—Masalah kesebelas pada Sidang Dewan Hisbah Lengkap ke-1 tahun 2015-2020 menghadirkan Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag sebagai pemakalah. Adapun permasalahan yang akan disidangkan ialah terkait Mandi Untuk Haji sebelum Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah).

Menurut Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag, dalam menentukan kedudukan hukum suatu permasalahan perlu diketengahkan terlebih dahulu persoalan yang berkaitan. Dalam permasalahan ini, beliau mengungkapkan dua pengertian al-yaum. Pertama, al-yaum berarti siang kebalikan dari malam. Pengertian ini bersumber kepada firman Allah SWT serta pernyataan beberapa ahli yang di antaranya mengungkapkan, “Al-yaum, dengan kata itu diungkapkan mengenai waktu sejak terbit matahari sampai terbenamnya.”

Kedua, al-yaum berarti siang dan malamnya. Pengertian ini berdasarkan beberapa dalil yang di antaranya terdapat dalam surat Fushilat ayat 16, “Lalu Kami mengirim angin yang sangat dingin dan kencang untuk membinasakan mereka pada hari-hari naas.” Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa kata ayyam (bentuk jamak dari yaum) yang diartikan sebagai hari-hari memiliki arti sepanjang waktu menempati siang dan malamnya.

Setelah pengertian al-yaum, Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag kemudian mengemukakan hukum mandi untuk ihram haji. Untuk menentukan hukum tersebut beliau mencantumkan lima buah hadis. Tiga hadis pertama, menurut Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag, merupakan hadis yang menceritakan bahwa sebelum ihram nabi mandi terlebih dahulu. Namun, hadis tersebut hanya perbuatan belaka tanpa disertai dengan perintah.

Sedangkan hadis no 4 dan no 5 menceritakan bahwa nabi memerintahkan Asma untuk mandi. Namun, belum diketahui secara pasti apakah perintah tersebut disebabkan karena akan berihram atau karena Asma selesai nifas. Jika memperhatikan kaidah ushul fiqih, “Al-fi’lu al-mujarradu lā yufīdu al-wujūba” yang berarti perbuatan yang semata-mata perbuatan (tidak disertai perintah) tidak menunjukan wajib, Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag menyimpulkan bahwa hukum mandi untuk ihram haji hukumnya sunat.

Selain itu, Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag mengemukakan beberapa pendapat ulama yang menyatakan sunat bagi hukum mandi untuk ihram haji. Di antaranya Ibnu Hajar al-Asqalani, Ibn al-Mundzir, dan Wahbah al-Zuhaili.

Adapun waktu mandi untuk ihram haji tersebut, Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag mengutip dua buah hadis. Pada hadis tersebut diceritakan bahwa Ibnu Umar melakukan mandi untuk ihram pada waktu subuh. Hal tersebut ia lakukan mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah Saw, sebagaimana dapat dipahami pada bagian hadis, “Dan ia menceritakan bahwa Nabi saw melakukan itu.”

Setelah membacakan makalah tersebut, Drs. KH. Udin Jalaluddin, M.Ag menyerahkan hak bicara kepada moderator yang kemudian memberikan kesempatan kepada para anggota Dewan Hisbah untuk memberikan tanggapan dan pendapat terkait permasalahan tersebut. Alhasil, sidang Dewan Hisbah tentang Mandi Untuk Haji sebelum Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) melahirkan dua poin istinbath, yaitu:

  1. Mandi sebelum ihram disyariatkan
  2. Mandi sebelum tanggal 8 Zulhijjah diperbolehkan

By: Ikhwan Fahmi, Jurnalis sigabah.com

Adapun lampiran keputusan Dewan Hisbah tentang Mandi Untuk Haji sebelum Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) sebagai berikut:

KEPUTUSAN DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

No. 19 Tahun 1437 H. / 2016 M.

Tentang:

MANDI UNTUK HAJI SEBELUM TANGGAL 8 ZULHIJJAH (HARI TARWIYAH)

بسم الله الرحمن الرحيم

Dewan Hisbah Persatuan Islam Pada Sidang Lengkap, di gedung H2QM Pesantren Persis Ciganitri, Kabupaten Bandung tanggal 28-29 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 28-29 Desember 2016 M setelah:

MENIMBANG:

  1. Adanya pertanyaan dan keraguan dari Umat, apakah mandi untuk haji sebelum tanggal 8 Zulhijjah (Hari Tarwiyyah) adalah mandi yang disyariatkan atau tidak.
  2. Adanya kendala teknis untuk melaksanakan mandi Ihram pada tanggal 8 Zulhijjah
  3. Dewan Hisbah berkewajiban untuk menjawab persoalan tersebut.

MENGINGAT:

1. Hadis

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُحْرِمَ غَسَلَ بِخِطْمِيٍّ وَأَشْنَانٍ وَدَهَنَهُ بِشَيْءٍ مِنْ زَيْتٍ غَيْرِ كَثِيرٍ

Dari ‘Aisyah ra telah mengkhabarkan kepada kami, ia (‘Aisyah) berkata: Keadaan Rasulullah saw apabila hendak ihram, beliau mencuci rambutnya dengan khathmiy dan usynan (keduanya jenis tumbuhan) dan beliau membasahinya dengan sedikit minyak. (R. Ahmad, Musnad Ahmad, 6/50).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ نُفِسَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ بِمُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ بِالشَّجَرَةِ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا بَكْرٍ يَأْمُرُهَا أَنْ تَغْتَسِلَ وَتُهِلَّ

Dari ‘Aisyah ra, ia telah berkata: Asma binti Umais telah nifas disebabkan melahirkan Muhammad bin Abi Bakar di asy-Syajarah, lalu Rasulullah saw menyuruh Abu Bakar memerintah Asma untuk mandi dan berihlal. (Hr. Muslim, Sahih Muslim, 6/211)

عن جابر بن عبد الله…. فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَثَ تِسْعَ سِنِينَ لَمْ يَحُجَّ ثُمَّ أَذَّنَ فِي النَّاسِ فِي الْعَاشِرَةِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَاجٌّ فَقَدِمَ الْمَدِينَةَ بَشَرٌ كَثِيرٌ كُلُّهُمْ يَلْتَمِسُ أَنْ يَأْتَمَّ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَعْمَلَ مِثْلَ عَمَلِهِ فَخَرَجْنَا مَعَهُ حَتَّى أَتَيْنَا ذَا الْحُلَيْفَةِ فَوَلَدَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ مُحَمَّدَ بْنَ أَبِي بَكْرٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ أَصْنَعُ قَالَ اغْتَسِلِي وَاسْتَثْفِرِي بِثَوْبٍ

Dari Jabir bin Abdillah berkata Sesungguhnya Rasulullah diam tidak melaksanaka haji selama sembilan tahun, kemudian beliau mengumumkan kepada orang-orang pada tahun kesepuluh bahwa Rasulullah saw akan melaksanakan haji. Maka datanglah orang banyak ke Madinah semuanya berusaha untuk mengikuti Rasulullah saw dan mengamalkan seperti yang dilakukan beliau.. kemudian kami keluar bersama beliau sehingga kami datang ke Dzulhulaifah, lalu Asma binti Humais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar, lantas Asma mengutus (utusan) kepada Rasulullah – Apa yang harus saya lakukan? – Beliau bersabda:”Mandilah dan bercawatlah kamu dengan pakaian” … (Hr. Muslim, Sahih Muslim, 6/245).

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ لَا يَقْدَمُ مَكَّةَ إِلَّا بَاتَ بِذِي طَوًى حَتَّى يُصْبِحَ وَيَغْتَسِلَ ثُمَّ يَدْخُلُ مَكَّةَ نَهَارًا وَيَذْكُرُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ فَعَلَهُ

Abu Rabi’ az-Zahraniy telah menceriterakan kepada kami, Hammad telah menceriterakan kepada kami, Ayyub dari Nafi telah menceriterakan kepada kami, bahwa Ibnu Umar tidak datang ke Makkah melainkan ia tidur di Dzu Thawa hingga subuh dan mandi, kemudian masuk ke Makkah siang Hari dan ia menyebutkan keadaan Nabi saw, bahwa beliau melakukannya. (H.R. Muslim, Sahih Muslim, 6/334).

2. Kaidah Usuliyah

الفعل المجرد لا يفيد الوجوب

Semata-mata perbuatan (Rasul saw) tidak menunjukan kepada wajib

MEMPERHATIKAN:

  1. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP.Persis KH. Aceng Zakaria yang menyarankan segera diputuskan masalah hukum tentang ‘Mandi Untuk Haji Sebelum Tanggal 8 Zulhijjah (Hari Tarwiyyah)’, dan untuk segera disosialisasikan.
  2. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.Muhammad Romli.
  3. Pemaparan dan pembahasan makalah tentang ‘Mandi Untuk Haji Sebelum Tanggal 8 Zulhijjah (Hari Tarwiyyah)’ yang disampaikan oleh K.H. Udin Jalaluddin, M.Ag.
  4. Pengujian dan pandangan para peserta sidang terhadap dalil, wajh al-dilalah, metode istinbat serta kesimpulan makalah ‘Mandi Untuk Haji Sebelum Tanggal 8 Zulhijjah (Hari Tarwiyyah)’.

Atas dasar semua konsideran di atas, maka dengan bertawakal kepada Allah, Dewan Hisbah Persatuan Islam

MENGISTINBATH:

  1. Mandi sebelum ihram disyariatkan
  2. Mandi sebelum tanggal 8 Zulhijjah diperbolehkan

Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan makalah terlampir.

الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين

Bandung, 29 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 29 Desember 2016 M.

                 DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

                   Ketua,                                                                                         Sekretaris,

MUHAMMAD ROMLI                                                                     KH.ZAE NANDANG

NIAT : 01.02.08301.094                                                                   NIAT :01.02.13511.018

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}