BANDUNG (sigabah.com)—Seminggu sudah selepas Idul Fitri berlangsung, Imam Besar FPI sekaligus Ketua Dewan Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Syihab memberikan pernyataan resminya berkaitan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia.
“Saya menyampaikan secara ikhlas dan tulus apresiasi yang tinggi dan jutaan terima kasih kepada semua elemen bangsa yang selama ini selalu bersama para Habaib dan Ulama mengawal Aksi Bela Islam untuk perjuangan melawan Kezaliman dan Kemunkaran.” Ujar Imam Besar Front Pembela Islam dan sekaligus sebagai Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI yang disampiakan melalui akun Facebook, Ahad (2/7).
Meski tidak berada di Indonesia tetapi Habib Rizieq selalu memonitor dan mencermati serta mengevaluasi semua pergerakan para sahabat baik dari kalangan Islam mau pun Nasionalis di negeri tercinta Indonesia.
Mulai dari gerakan GNPF MUI yang terus membangun dialog dengan semua pihak termasuk dengan Pemerintah Republik Indonesia, lalu gerakan Tim Pembela Ulama dan Aktivis yaitu TPUA yang terus membangun komunikasi hukum, kemudian gerakan Presidium Alumni 212 yang terus membangun perlawanan secara konstitusional, juga Gerakan Gentari dan Gerakan Bela Negara (GBN) serta lainnya dari elemen kebangsaan yang terus membangun kesadaran tentang pentingnya kembali ke UUD 1945 yang asli, hingga gerakan Muslim Cyber Army yang terus membangun opini perlawanan di Dunia Cyber.
Dan lain sebagainya dari aneka elemen gerakan pro Aksi Bela Islam. Termasuk gerakan Pondok Pondok Pesantren dan Majelis-Majelis Ta’lim serta Majelis-Majelis Dzikir dalam memberi semangat juang kepada umat Islam di berbagai Daerah.
Termasuk juga gerakan Ormas-ormas Islam dan Ormas-ormas Kebangsaan yang terus merajut persatuan bangsa dalam penegakan keadilan. Tidak terkecuali gerakan partai politik yang pro keadilan dan pro rakyat.
“Saya hanya ingin mengingatkan bahwa dengan izin Allah SWT dan karunia-Nya bahwa selama ini semua gerakan tersebut saling melengkapi dan saling menyempurnakan serta saling menguatkan satu sama lainnya, karena dibangun atas dasar saling pengertian, sehingga menjadi kekuatan yang sangat dahsyat,” tambahnya.
Habib Rizieq menambahkan, saling pengertian di antara semua elemen gerakan harus tetap dijaga. Tidak boleh dipecah belah dengan isu atau prasangka, sehingga saling curiga, yang bisa mengantarkan kepada perpecahan dan kehancuran perjuangan.
Jika terhadap “Lawan” kita harus bersikap “Negatif Thinking” yaitu berfikir negatif untuk tetap membangun kewaspadaan, maka terhadap “Kawan” kita wajib bersikap “Positif Thinking” yaitu berfikir positif untuk menjaga persatuan dan persaudaraan.
panjimas.com | sigabah.com