BANDUNG (sigabah.com)—Ribuan massa yang terdiri dari berbagai Organisasi Massa (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), komunitas adat Sunda, partai nasional, dan beberapa tokoh masyarakat Jawa Barat mengikuti Sawala Apel Akbar 191-999 Masyarakat Jabar Bersatu, di depan Gedung Sate, Jl. Dipenogoro, Kamis (19/1/17). Acara tersebut digelar untuk mengawal petisi bersama membubarkan penista pancasila, penista budaya, pemecah NKRI, serta mendukung penegakkan hukum Kapolda Jabar.
Pada panggung orasi, terpampang beberapa spanduk yang di antaranya bertuliskan, “Bubarkan FPI dan segera tetapkan sebagai organisasi terlarang” serta “Mengajak seluruh komponen masyarakat Jawa Barat untuk menolak bahaya gaya “ISIS””. Selain itu, beberapa santri yang berasal dari Cirebon pun mengikuti unjuk rasa dengan memampangkan spanduk “Santri Cirebon dukung bubarkan penista budaya & penista pancasila.
Dalam orasinya, Toto Suryawan, adik Sukmawati mengungkapkan, ia beserta kakak kandungnya akan turun gunung bila pancasila dinistakan. “Saya bersama kakak saya, Mbak Sukmawati Soekarnoputri akan turun gunung bersama seluruh rakyat Indonesia apabila pancasila dinistakan.”
Putra putri proklamator dan putra-putri pahlawan, Toto melanjutkan, akan mendampingi rakyat bila terjadi kezaliman. Maka jangan pernah takut dan jangan gentar bila pancasila dinistakan.
Selain itu, Ketua ormas Pagar Nusa Jaya, Nurodi, menyampaikan salam dari para ulama NU dan para kiai sebelum memberikan orasi. “Saya ingin sampaikan salam dari para ulama Nahdlatul Ulama yang cinta kepada NKRI. Salam dari para kiai-kiai kita, karena kiai-kiai kitalah yang juga berjuang memerdekakan republik ini,” ujar lelaki berkopiah dan berjas hitam itu.
Setelah membahas beberapa hal terkait Front Pembela Islam (FPI), lelaki yang juga disebut sebagai kiai haji oleh pembawa acara waktu itu memberikan nasihat kepada santri-santri Cirebon untuk terus menggali ilmu agama dengan rahmatan lil alamin. Jangan belajar jihad, tapi belajarlah untuk berbuat ikhlas serta bersyukur kepada Allah.
Di akhir orasinya, Nurodi memberikan sebuah pertanyaan mengenai keberadaan muslim kepada seluruh pengunjuk rasa. “Apakah kalau Allah berkehendak bahwa seluruh isi dunia ini sebagai muslim, apakah Allah bisa? Lalu kenapa anda yang manusia memaksakan diri untuk setiap orang memeluk Islam,” ungkap ketua ormas Pagar Nusa Jaya itu.
Disambut dengan lagu Halo-halo Bandung, giliran Sekretaris DPD PDI Perjuangan, Abdy Yuhana untuk memberikan orasi. Ia mengatakan, bila ada pihak atau elemen yang mengaku memiliki Indonesia tetapi kelakuannya intoleransi, maka ia akan menghadapi mereka.
Selain itu, Abdy Yuhana mendukung Sukmawati selaku pelapor Habib Rizieq Shihab yang dianggapnya sebagai penista pancasila untuk tetap melanjutkan proses hukum. “Kita sepakat, kepada Bu Sukmawati untuk terus melanjutkan untuk terus mendorong kasus hukumnya.”
Sebelum membacakan surat pernyataan, Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), M Fauzan Rahman menyampaikan rasa terima kasih kepada Sukmawati, Toto Suryawan, tokoh-tokoh adat dan seluruh pengunjuk rasa yang hadir. Kemudian ia mengatakan bahwa mempertahankan tanah air termasuk bagian dari iman. “Mempertahankan tanah air adalah sebagian dari pada iman kita, adalah bagian dari jihad fi sabilillah.”
Selain itu, menurut Fauzan, LSM GMBI tidak pernah menghujat ulama ataupun tokoh-tokoh agama. Namun, untuk kasus Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, mereka tidak sudi beliau telah menistakan pancasila.
Bahkan, mereka telah memprediksi sebelumnya bahwa akan terjadi provokasi, adu domba, dan fitnah yang diumbarkan kepada umat-umat beragama. “Kami sadar suatu hari mereka akan mencoba memprovokasi, mengadu domba, memberikan fitnah untuk umat-umat beragama untuk menjadi adu domba.”
Maka dari itu, Fauzan melanjutkan, seluruh pengunjuk rasa yang hadir meminta Gubernur Jawa Barat, Kapolda Jawa Barat, Pangdam Siliwangi Jawa Barat untuk berada di atas panggung hendak menerima petisi Sawala Apel Akbar 191-999. Namun, setelah beberapa menit menunggu jajaran dari pemerintahan tidak juga mendatangi lokasi apel tersebut. Akhirnya, para peserta unjuk rasa yang terpilih, mendatangi Gedung Sate untuk memberikan petisi kepada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
By: Ikhwan Fahmi, Jurnalis sigabah.com
Adapun isi dari petisi tersebut sebagai berikut:
PETISI KOALISI MASYARAKAT JABAR BERSATU
Sampurasun….
Allahuakbar…. Allahuakbar….Allahuakbar….
Kami yang tergabung dalam KOALISI RAKYAT JAWA BARAT yang terdiri dari para alim ulama, ormas, LSM, mahasiswa, masyarakat adat, buruh, tani yang menandatangani petisi di bawah adalah bagian dari masyarakat bangsa Indonesia yang terpanggil untuk menyatakan keprihatinan atau perilaku yang melecehkan PANCASILA dan simbol kenegaraan serta perbuatan adu domba yang dilakukan Rizieq Shihab atas nama umat Islam;
Dalam keprihatinan tersebut perlu kami tegaskan disini bahwa Masyarakat Jawa Barat bukanlah masyarakat yang brutal yang berani melawan para ulama, kyai, ustad, habaib serta para tokoh agama lainnya justru kami senantiasa ingin menempatkan mereka di tempat terhormat;
Sehubungan dengan itu kami menyatakan petisi sebagai berikut:
- Kami menyatakan mendukung penuh pengusutan dugaan perbuatan pidana yang dilakukan oleh Rizieq Shihab dan mendukung sepenuhnya Kapolda Jawa Barat untuk melaksanakan tugas penegakan hukum tersebut;
- Kami meyakini bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berkeadaban serta sejalan dengan ajaran Islam dan agama lain yang ada di Indonesia. Oleh karenanya Pancasila sebagai ideologi negara haruslah dihormati dan dipertahankan dari segala bentuk pelecehan dan rongrongan. Atas dasar itu, kami menilai bahwa sikap Rizieq Shihab selaku Imam Besar FPI tidak bisa dibiarkan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus menjadi landasan sikap bagi setiap organisasi yang ada di dalam negara kesatuan republik Indonesia.
- Kami menolak keras segala bentuk perbuatan kekerasan, hasut, fitnah dan sikap intoleran yang dilakukan selama ini oleh Rizieq Shihab dan organisasi Front Pembela Islam (FPI) di berbagai wilayah di Indonesia, baik dalam bentuk lisan maupun perbuatan yang merusak ketenteraman, keharmonisan, kedamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh karena itu kami meminta Presiden Republik Indonesia, DPR RI, MPR RI, Panglima TNI, Kapolri dan petinggi negara yang berwenang lainnya untuk segera membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI) dan ditetapkan sebagai organisasi terlarang;
Bandung, 19-01-2017