Bandung (sigabah.com) – Koordinator Kesatuan Aksi KB-HMI, Ahmad Doli Kurnia menilai bahwa pernyataan tambahan Sekjen PDI-P, Hasto K tentang pidato Megawati pada HUT PDIP lalu, semakin menjelaskan pembisik sebenarnya di lingkaran Megawati yang sering memberikan masukan dan mempengaruhi sikap dan pandangan Megawati terhadap realitas Indonesia saat ini.
“Pidato dan sikap yang bernada menebar kebencian dan ingin berhadap-hadapan terus dengan ummat Islam yang disampaikan Megawati itu sesungguhnya mengejutkan banyak orang,” kata ketua PB Al Washliyah itu dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Apalagi, lanjut Doli, bila semua ingat bahwa orang tuanya, Soekarno tidak bisa dipisahkan dengan fikiran dan pandangan-pandangannya tentang Islam serta keterlibatannya bersama ulama dan tokoh-tokoh Islam pada masa kemerdekaan dan awal pemerintahan Indonesia.
Selain itu penjelasan Sekjend PDIP tersebut juga menggambarkan kepanikan politik. Reaksi mayoritas ummat Islam terhadap pilihan calon mereka di Pilkada DKI yang menistakan Islam begitu besarnya, sehingga mereka berusaha melakukan manuver politik dengan berbagai cara untuk tetap mewujudkan kepentingan politik mereka.
“Mereka membangun isu dan pencitraan seakan yang paling NKRI dan paling menghargai ke-Bhinneka-an, hanya untuk memenangkan calon mereka,” jelas Politisi Golkar tersebut.
Jadi, menurut Doli, sesungguhnya mereka mem-“politisasi” isu keutuhan NKRI dan keragaman untuk kepentingan politik mereka. Bagaimana inkonsistensi dan disonansinya (beda ucapan dengan tindakan) pidato Megawati itu. Dalam kesempatan yang sama, pidato itu mengagung-agungkan keberagaman dan anti intoleransi, namun lucunya juga sekaligus mengkerdilkan bahkan mau menafikan, menghilangkan, menghabiskan kelompok yang lain, yang justeru mayoritas.
“Kemudian, penjelasan itu juga mencerminkan penguasa yang sedang berupaya melakukan pengalihan isu dan pencarian kambing hitam. Ketidak mampuan dalam mengelola kekuasaan dan pemerintahannya untuk kepentingan rakyat, berusaha ditutupi dengan memproduksi isu-isu yang memojokkan kelompok masyarakat,” lontarnya.
Lebih dari itu, kenaikan harga-harga, menganganya ketimpangan ekonomi, kemiskinan yang tidak berkurang, masih maraknya korupsi, penegakan hukum yang lemah, hutang luar negeri yang terus bertambah, hingga lemahnya kepemimpinan dan koordinasi dalam pemerintah, dialihkan kepada isu adanya ancaman kepada NKRI yang meng-kambing hitam-kan ulama dan ummat Islam.
Padahal, sambung Doli, ancaman nyata terhadap NKRI yang sesungguhnya adalah membanjirnya TKA ilegal dari China, munculnya kembali PKI dan faham komunisme, yang sepertinya dibiarkan saja oleh pemerintah.
Yang paling menyesakkan, kata Doli, adalah pernyataan tantangan “siap perang” dari Hasto kepada Habib Rizieq, yang sama saja artinya ajakan perang terhadap ulama dan ummat Islam.
“Hasto lupa diri dia siapa. Pernyataannya sangat berbahaya dan dapat menyuburkan fikiran dan sikap SARA. Dan kalaupun akhirnya karena terpaksa ajakan perang itu direspons oleh ummat Islam kita pastikan bahwa Hasto lah sumber dan pemicu konflik atau perang itu,” pungkas Politis Golkar tersebut.
[voa-islam.com/sigabah.com]