Sigabah.com—(Bandung). Meski agar mundur dari waktu yang direncanakan, akhirnya sidang Pleno II, Muktamar Pemuda Persis XII, Sabtu (26/12/2015), dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa kendala berarti, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Pleno II ini dengan agenda: (1) penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ) PP Pemuda Persis masa jihad 2010-2015, oleh Ketua Umum PP Pemuda, (2) penilaian dari muktamirin terhadap LPJ.
Sementara pada sidang sebelumnya (Pleno I), telah selesai digelar tiga agenda: (1) pembahasan agenda acara, (2) pembahasan tata tertib Muktamar XII, dan (3) pemilihan presidium sidang untuk sidang pleno II, III, IV.
Dalam pengantar LPJ-nya, Ketua Umum PP Pemuda Persis masa jihad 2010-2015, Ustadz Tiar Anwar Bachtiar, menyatakan bahwa laporan ini merupakan rangkaian perjalanan jihad Pemuda Persis, sesuai dengan amanah yang diterima pada Muktamar XI di SMA Plus Muallimin Rajapolah Tasikmalaya 5 tahun ke belakang.
Ustadz Tiar menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan, oleh karena itu kritik yang membangun serta evaluasi yang objektif menjadi harapan terbesar yang senantiasa ditunggu, untuk keberlangsungan jamiyyah yang sama-sama diyakini menjadi wasilah (perantaraan) Pemuda Persis untuk meraih pahala dan ridha Allah Swt.
Tak lupa, Ustadz Tiar menyampaikan ucapan terima kasih teriring do’a jazaakumullahu khairan katsira kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya LPJ ini. Dan tentu saja atas segala kekurangannya, Ustadz Tiar menyampaikan permohonan maaf yang diharapkan dapat menutupi kekurangan dan ketidaksempurnaannya.
LPJ setebal 23 halaman plus 46 halaman lampiran itu terdiri atas enam bagian, yaitu (1) Muqadimah, (2) Susunan Tasykil (3) Program Jihad Umum, (4) uraian pelaksanaan kegiatan PP Pemuda Persis 2010-2015, (5) Evaluasi dan Rekomendasi, (6) Khatimah. Beberapa bagian dari LPJ itu, yang dapat diulas secara umum di sini berkaitan dengan dua aspek:
I.Program Jihad Umum
Berdasarkan pembidangan yang sudah ditetapkan dalam Qaidah Dakhili Pemuda Persis, ditetapkan lima bidang pokok, meliputi Bidang Kesekretariatan, Bidang Kebendaharaan, Bidang Keorganisasian, Bidang Pelatihan dan Pembinaan, serta Bidang pemberdayaan dan Pengembangan Kader. Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang ketua atau yang sederajat. Masing-masing bidang dibagi menjadi beberapa bagian bidang untuk mempermudah penanganan berbagai program yang diemban oleh masing-masing bidang. Apakah semua bidang mencapai target sesuai yang diharapkan? Ustadz Tiar dengan rendah hati menyatakan bahwa “Kami tidak berani mengklaim terlalu optimistik. Penilaian kami pasti sangat subjektif.”
II.Pelaksanaan Kegiatan
Pada aspek ini dijelaskan pencapaian yang telah diraih selama lima tahun dalam setiap bidangnya, meliputi:
Bidang Kesekretariatan. Selain sebagai kepala kantor yang mengendalikan jalannya berbagai kegiatan, Sekretaris Umum yang memimpin bidang ini juga diamanahi untuk membenahi kasekretariatan. Ada banyak hal yang harus dilakukan antara lain yang sangat krusial adalah penyimpanan dan rekapitulasi berbagai data yang dibutuhkan oleh Pemuda Persis. Data paling utama adalah data mengenai anggota atau kader-kader Pemuda Persis yang merupakan subjek utama dalam berbagai kegiatan di Pemuda Persis. Tanpa memiliki basis data anggota, PP Pemuda Persis tidak akan dapat merancang program-program yang tepat.
Pada masa jihad 2010-2015, anggota pemuda Persis sebanyak 4.120 orang. Jumlah sebanyak itu tersebar di 9 provinsi, 35 kota & kabupaten, serta 163 kecamatan. Ini berarti terdapat laju pertumbuhan anggota sebesar 10 % dibanding masa jihad 2005-2010 (3.699 orang). Meski begitu, dilihat dari aspek distribusi keanggotaan di tiap provinsi, pesebaran jumlah itu belumlah merata karena sebagian besar anggota pemuda Persis masih terkonsentrasi di provinsi Jawa Barat sebesar 94 % (3.880 orang). Begitu pula dari aspek distribusi keanggotaan di tiap kota dan kabupaten, pesebaran jumlah itu belumlah merata karena sebagian besar anggota masih terkonsentrasi di kabupaten Bandung sebesar 48 % (1.968 orang).
Pada periode ini bidang kesekretariatan juga membawahi kehumasan dan publikasi untuk menjalin komunikasi dengan segenap stakeholder Pemuda Persis. Fungsi kehumasan sendiri sudah dijalankan relatif cukup baik oleh Sekretaris Umum yang menjadi penanggung jawab umum bidang ini. Selama satu periode ini cukup berhasil memelihara komunikasi dengan pihak-pihak yang selama ini menjadi mitra jihad PP Pemuda Persis, baik di kalangan internal Persis maupun eksternal, seperti dengan WAMY, Dewan Dakwah, MIUMI, INSISTS, dan sebagainya. Meski begitu, diakui bahwa fungsi kehumasan ini kurang berjalan baik dalam menjalin hubungan dengan pemerintahan.
Tugas lain yang dijalankan bidang ini adalah publikasi. Melalui tugas ini diharapkan Pemuda Persis dapat lebih dikenal kiprahnya di tengah masyarakat. Salah satu yang dilakukan adalah memanfaatkan internet dan media sosial. Pada awal kepengurusan kami membeli domain web: www.pemudapersis.org. Hanya saja sangat disayangkan hanya berjalan sekitar 3 tahun. Kendala paling utama adalah SDM pengelola web ini yang pada dua tahun terakhir tidak aktif disebabkan satu dan lain hal. Walaupun demikian, melalui kader-kader Pemuda Persis, berbagai tulisan atas nama Pemuda Persis menghiasi berbagai halaman surat kabar dan ikut meramaikan wacana di jejaring media sosial. Ini tentu saja menjadi PR besar bagi pengurus di masa yang akan datang untuk benar-benar dapat menghidupkan kembali website Pemuda Persis dan diaktifkan sesuai dengan kebutuhan agar kegiatan-kegiatan Pemuda Persis dapat diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh umat.
Bidang Kebendaharaan. Bidang berikutnya yang merupakan support system utama organisasi adalah bidang kebendaharaan yang bertugas menggali sumber- sumber pembiayaan jam’iyyah dan mengatur cashflow anggaran agar tetap bisa mendukung semua kegiatan.
Dalam bidang ini, satu hal yang patut menjadi teladan semua kader dan pimpinan Pemuda Persis sampai jamaah-jamaah adalah salah satu formula baru yang dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan jam’iyyah, walaupun jumlahnya masih belum signifikan Formula tersebut adalah waqf ghair mu’abbad atau waqf mu’aqqat dari para pengurus PP Pemuda Persis sendiri dalam bentuk cash money yang kemudian dikelola dalam bentuk usaha.
Pada masa jihad 2010-2015, total penerimaan sebesar Rp. 646.931.559, dengan sumber pendapatan tertinggi diperoleh dari donator dan program sebesar 63 % (Rp. 409.205.800).
Sementara total pengeluaran sebesar Rp. 628.689.040, dengan belanja tertinggi pada pos olah raga sebesar 34 % (Rp. 213.256.960), diikuti pos jam’iyyah 10.83 % (Rp. 68,097,800), pos Kesekretariatan 10.22% (Rp. 64,240,400), berikutnya pos Kebendaharaan 9.94% (Rp. 62,496,080)
Untuk kepemimpinan lima tahun mendatang (2015-2020), PP Pemuda Persis masa jihad 2010-2015 telah menyediakan modal awal operasional sebesar Rp. 18.242.519
Menurut Ustadz Tiar, formula wakaf tunai-produktif ghair mu’abbad ini ke depan masih dapat dilanjutkan dan bahkan diperluas cakupannya. Hanya saja agar dana ini benar-benar dapat dimaksimalkan penggunaannya dan hasilnya lebih besar, perlu digandeng konsultan dan pelaku bisnis yang amanah, jujur, dan ahli dalam pengembangan bisnis. Bila formula ini dikembangkan sejak dari Pimpinan Pusat hingga Pimpinan Jamaah, maka ini akan menjadi gerakan wakaf dan gerakan ekonomi yang sangat besar. Selain itu juga akan menjadi uswah bagi yang lainnya.
Bidang Kejam’iyyahan. Ujung tombak pertama PP Pemuda Persis dalam menjalankan program-programnya adalah bidang kejam’iyyahan yang bertanggungjawab menjamin berjalannya fungsi-fungsi kepemimpinan dan organisasi. Ada tiga fungsi yang dijalankan, yaitu: control efektivitas organisasi dari pusat hingga jamaah, pembinaan pimpinan dari pusat hingga jamaah, dan pemeliharaan serta perluasan jejaring organisasi di dalam dan luar negeri. Dalam menjalankan tugasnya yang paling utama dikawal dan diawasi adalah proses berjalannya suksesi dalam setiap jenjang. Terjadinya suksesi menjadi penanda bahwa kaderisasi berjalan lancar. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam QA dan QD, bidang ini bertugas mengawasi suksesi wilayah-wilayah, daerah-daerah, hingga cabang-cabang. Pimpinan Pusat akan segera mencari solusi untuk unit-unit kepemimpinan yang tidak berjalan suksesinya. Hampir setiap saat selama lima tahun ini, Bidang Jam’iyyah terjun langsung bahkan hingga ke cabang-cabang bila terjadi masalah yang harus segera ditangani.
Selain mengawasi proses suksesi, bidang ini pun berusaha untuk mengembangkan sayap jam’iyyah agar memiliki jangkauan dakwah yang lebih luas. Target bidang ini dalam pengembangan jam’iyyah bukan hanya sekedar ada papan nama jam’iyyah, melainkan harus benar-benar ada kader yang akan menggerakkannya. Oleh sebab itu, yang paling pertama dijadikan patokan dalam membuka satu wilayah, daerah, atau cabang adalah ketersediaan kader.
Selain mendirikan yang baru, bidang ini juga berusaha untuk menghidupkan kembali wilayah-wilayah di luar Jawa yang vakum, antara lain: Gorontalo dan Sumatera Utara. Sumatera Utara kelihatannya sudah mulai terlihat bangkit seiring dengan aktivitas organisasi induknya yang semakin semarak.
Pemuda Persis, sebagai kader Persis, yang telah menapaki usia 79 tahun dalam kiprahnya di tanah air, sejak kelahirannya tahun 1936 hingga tahun 2015 (periode ke-12), telah menyebar di 9 provinsi, 35 kota dan kabupaten, serta 163 kecamatan yang ada di Indonesia. Ke-9 provinsi itu meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Bali, Sumatra Utara, dan Lampung.
Ini berarti terdapat laju pertumbuhan pimpinan jamiyyah sebanyak 3 Pimpinan Wilayah (PW), 7 Pimpinan Daerah (PD), dan 6 Pimpinan Cabang (PC) dibanding masa jihad 2005-2010. Meski begitu, dilihat dari aspek distribusi pertumbuhannya di tiap provinsi, pesebaran jumlah itu belumlah merata karena sebagian besar PD dan PC masih terkonsentrasi di provinsi Jawa Barat, dengan jumlah PD sebesar 60 % (21 PD) dan jumlah PC sebesar 79 % (129 PC).
Bidang Tarbiyah dan Kaderisasi. Ujung tombak kedua dalam kegiatan-kegiatan Pemuda Persis ada pada bidang ini. Subjek bidang ini adalah kader-kader Pemuda Persis. Tugas pokoknya adalah pelatihan kader, pembinaan, dan pemberdayaan kader melalui tugas-tugas dakwah. Dalam hal pelatihan kader, sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Pelatihan Kader yang disahkan dalam Muktamar XI di Tasikmalaya, kami berusaha untuk secara intensif melaksanakan Ma’ruf, Tafiq I, Tafiq II, dan Tafiq III. Alhamdulillah, kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, walaupun masih belum merata sepenunya. Masih ada daerah-daerah, terutama di luar Jawa Barat yang belum tersentuh program Tafiq. Tugas pemerataan ini menjadi PR bagi para pengurus berikutnya agar pelatihan dasar bagi kader-kader Pemuda Persis ini dapat terlaksana secara optimal.
Membina kader hanya melalui pelatihan formal tentu tidak akan cukup menempa mentalitas dan keilmuan kader. Oleh sebab itu, program harus dilanjutkan dengan pembinaan rutin. Ujung tombak pembinaan ini adalah jamaah dan cabang- cabang. Apa yang harus dibinakan kepada kader-kader Pemuda Persis sudah dirancang secara umum dalam Pedoman Pendidikan Pemuda Persis. Tugas utama PP Pemuda Persis dalam hal ini adalah mengawasi jalannya proses pembinaan agar terus terpelihara. Kajian-kajian di jamaah, cabang, dan daerah menjadi indikator terlaksananya pembinaan terhadap kader-kader Pemuda Persis. Selain mengawasi berjalannya kajian-kajian, jajaran pengurus PP Pemuda Persis juga setiap saat siap terjun ke jamaah-jamaah untuk ikut berbagi ilmu dan pengalaman dalam rangka pembinaan kader-kader. Secara rutin, pengurus PP Pemuda Persis juga ada yang terjun membina satu daerah tertentu.
Program utama lain yang merupakan bagian dari pembinaan sekaligus pemberdayaan kader-kader Pemuda Persis adalah pengiriman da’i ke berbagai daerah, terutama ke cabang-cabang Persis di luar Jawa yang masih sangat minim SDM. Hingga saat ini telah berjalan empat tahun pengiriman da’i-dai’i ke luar Jawa. Di antara daerah-daerah yang dikirimi da’i Pemuda Persis antara lain: Sumatera Utara (PC Hamparan Perak), Riau (PC Kuantan Sengingi), Bengkulu (PC Air Hitam), Sumatera Barat (Bukittinggi), Sumatera Selatan (PC Lubuk Linggau dan Belitang), Lampung (PC Kota Bumi dan Kebun Tebu), Cianjur Selatan (Cibinong), Kalimantan Tengah (Pangkalan Bun), Kalimantan Timur (Bongan-Kubar, Samarinda, Samboja, Muara Jawa, dan Balikpapan km 17), Sulawesi Selatan (PC Tinggimoncong), dan Maluku (Seram Barat, Seram Timur, dan Kota Ambon), Nusa Tenggara Timur (Pulau Kangge Alor). Program ini bekerjasama dengan banyak pihak, antara lain: PP Persis, PZU Pusat, PW Persis di daerah masing-masing, AMCF, dan donatur-donatur lainnya.
Program da’i ini memberikan hasil dan manfaat yang sangat besar, baik terhadap kader da’inya sendiri maupun terhadap dakwah Persis. Kader-kader da’i yang dikirim ke daerah-daerah ini mendapatkan pengalaman dakwah lapangan yang sangat banyak. Tidak mengherankan apabila sepulang dari tempat tugas, semuanya terjun aktif berdakwah dan menjadi aktivis-aktivis Pemuda Persis yang di masa yang akan datang akan menjadi soko guru berkembangnya Pemuda Persis di masa depan. Di daerah-daerah yang didatangi pun banyak sekali atsar membanggakan yang ditinggalkan. Sebagai contoh, kader da’i Pemuda Persis berhasil mendirikan Pesantren Persis pertama di Sulawesi Selatan, yaitu di PC Tinggimoncong. Bila ini terus diintensifkan, tidak mustahil akan berdiri pesantren-pesantren Persis di berbagai daerah.
Bidang Sosial, Ekonomi, Olahraga, dan Seni. Setidaknya selama dua periode ke belakang ada kesan bahwa bidang ini adalah bidang “buangan” yang tidak punya pekerjaan, karena umumnya Persis tidak terlalu memberikan perhatian pada bidang ini. Semenjak Muktamar di Tasik lima tahun lalu, kami bertekad bahwa bidang ini adalah bidang yang sangat penting untuk diperhatikan. Melalui bidang inilah khidmah Pemuda Persis untuk umat terlihat nyata. Akan kami uraikan apa hasil yang sudah kami raih selama lima tahun belakangan ini. Program-program sosial yang dilakukan oleh Pemuda Persis memang masih bersifat ad hoc, bukan program sosial yang permanen. Program-program sosial umumnya dilakukan ketika ada kejadian- kejadian besar yang perlu mendapat bantuan seperti bencana alam atau bencana akidah dan peperangan. Berkali-kali Pemuda Persis melakukan penggalangan dana untuk kegiatan-kegiatan antara lain: wakaf Al-Quran ke daerah-daerah terpencil, pembiayaan da’i di daerah-daerah terpencil, penggalangan dana untuk korban perang di Palestina, dan penggalangan dana untuk bantun kasus Pembakaran Mesjid di Tolikara Papua.
Menurut Ustadz Tiar, Semua titipan amanah melalui PP Pemuda Persis itu telah disalurkan kepada yang berhak. Hanya bantuan untuk Tolikara yang masih ada di PP Pemuda Persis karena kasus ini sudah selesai. Kami sedang memikirkan bagaimana dana ini tetap bisa disalurkan untuk mereka yang terdampak oleh kasus ini. Mudah- mudahan pengurus yang akan datang segera dapat mengeksuki penyalurannya secara lebih tepat. Agak istimewa bagi kami bahwa untuk dana Palestina, kami dapat menyalurkannya langsung kepada lembaga yang bekerja di Palestina dan berkantor di Istanbul Turki. Lembaga tersebut adalah Al-Sarra Foundation (www.al-sarra.org). Kami menyerahkannya pada bulan Februari 2015.
Dalam bidang ekonomi, bekerja sama dengan bidang kebendaharaan, program utama selama satu periode ini adalah mengawasi investasi PP Pemuda Persis pada usaha air dan emas. Investasi air melalui Ust. Ucu Najmudin hanya dua tahun bertahan, sementara investasi emas melalui Ust. Us Us Fathurrahman Karawang yang dananya didapatkan dari wakaf mu’aqqat para pengurus PP Pemuda Persis Alhamdulillah bisa bertahan sampai akhir periode. Dananya digunakan untuk operasional harian PP Pemuda Persis. Selain mengawasi investasi, bidang ekonomi juga sempat menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan untuk kader-kader Pemuda Persis. Hanya saja, pelatihan ini hanya terlaksana sekali pada tahun pertama. Mudah-mudahan pada periode selanjutnya kegiatan ini bisa lebih kontinyu.
Bidang olahraga dan seni kegiatannya lebih banyak dilakukan pada dua kali event besar Temu Ilmiah dan Taaruf Nasional (TITN) yang berhasil diselenggarakan tahun 2011 di Sumedang dan 2013 di Pantai Pangandaran. Kedua program ini yang sebetulnya berisi kegiatan ilmiah, sosial, olah raga dan seni merupakan program besar yang ditanggungjawabi dan ditangani oleh bidang ini. Ini saja cukup menunjukkan peran besar dari bidang ini. Di luar TITN, bidang olahraga juga berhasil menyelenggarakan Liga Futsal di Kota Bandung, Lintas Alam Nasional di Garut, dan Laga Persahabatan Persib-Pemuda Persis. Ketiga kegiatan tersebut dirangkai dengan kegiatan Mukmatar XII PP Pemuda Persis.
Hal yang belum kami tangani serius melalui bidang ini adalah mengembangkan seni Islami. Padahal, bidang inipun tidak kalah pentingnya. Harus kami akui bahwa ini kelemahan mendasar yang kami miliki. Mudah-mudahan di masa-masa yang akan datang masalah pengembangan budaya dan seni Islami mendapat perhatian khusus. Misalnya, di antara kader-kader Pemuda Persis ada yang berprofesi sebagai fotografer dan pelukis. Kader-kader ini dapat dijadikan salah satu jembatan untuk memulai pengembangan seni Islam di Pemuda Persis.
Di luar bidang-bidang utama di atas, PP Pemuda Persis sempat membentuk Lembaga Pengelola Taif dan Lembaga Kajian Turats dan Pemikiran Islam. Lembaga pertama diarahkan untuk merancang Tafiq-Tafiq agar dapat berjalan dengan baik membantu bidang kaderisasi. Hanya saja, dalam pelaksanaannya tidak bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, lembaga ini dileburkan dengan bidang kaderisasi pada tahun ke-3. Demikian pula lembaga kedua, yaitu LKTPI hanya berjalan sampai tahun kedua. Problemnya adalah pada SDMnya sehingga fungsi lembaga ini dilebur dengan bidang dakwah.
Setelah memaparkan berbagai kegiatan yang telah diraih selama lima tahun dalam setiap bidangnya, Ustadz Tiar menyatakan bahwa “semua program yang telah kami lakukan tidak kami klaim sebagai pekerjaan-pekerjaan besar bila dibandingkan dengan kerja Persis secara keseluruhan, apalagi dibandingkan dengan pekerjaan dakwah Islam secara umum. Apa yang kami lakukan selama lima tahun ini hanyalah usaha dari kami yang lemah yang punya keinginan mendapatkan jatah surga Allah Swt. bagi mereka yang mau berjuang di jalan-Nya. Apa yang kami lakukan, itulah yang mampu kami lakukan. Bila ada yang dianggap besar dan berhasil itu semata-mata karena Allah Swt. membantu dan memperkenankan apa yang kami rancangkan. Kalaupun ada hal-hal yang belum sanggup kami kerjakan, maka itulah bukti bahwa kami adalah makhluk lemah yang tidak boleh bersombong sedikitpun atas apa yang telah diperolehnya.”
Lebih lanjut ustadz Tiar mengatakan, “Di antara pertolongan Allah Swt. yang sangat kami rasakan selama satu periode ini adalah anugerah Allah Swt. memberikan tim yang solid dan kokoh dalam menjalankan amanah jam’iyyah dan amanah dakwah ini. Di antara kami tidak ada pengurus yang lebih dan super. Semua memiliki maziyyah (kelebihan), sekaligus semua selalu terlihat memiliki kekurangan di sana-sini. Kami amat sadar akan hal itu sehingga satu-satunya yang harus kami lakukan adalah saling mengisi kekurangan masing-masing dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Saling mengisi inilah yang telah memungkinkan kami mewujudkan kegiatan-kegiatan yang sudah kami rancangkan selama satu periode ini.”
Mengakhiri laporannya, Ustadz Tiar menyatakan bahwa “terwujudnya berbagai kegiatan di PP Pemuda Persis inipun sangat ditentukan pula oleh partisipasi dari seluruh pimpinan dan anggota Pemuda Persis dari wilayah hingga jamaah-jamaah. Kami tidak bisa membayangkan bahwa kegiatan-kegiatan kami bisa berjalan lancar tanpa dukungan mereka. Mereka adalah big team Pemuda Persis yang berhasil memperlihatkan marwah dan kekuatan Pemuda Persis di tengah-tengah umat. Kami yakin big team Pemuda Persis inilah yang menyebabkan pertolongan Allah Swt. turun kepada kita sehingga banyak hal yang bisa kita kerjakan. Keikhlasan dan doa-doa mereka pasti tidak akan ditolak oleh Allah Swt. Saya secara pribadi harus memberikan apresiasi yang paling tinggi kepada seluruh anggota Pemuda Persis atas apa yang selama ini kita dapatkan.”
Setelah Ketua Umum PP Pemuda Persis Periode 2010-2015 itu selesai menyampaikan LPJ-nya, Pimpinan Sidang Pleno II memberikan kesempatan kepada muktamirin untuk menyampaikan pandangan umum terhadap LPJ tersebut. Secara umum, seluruh Muktamirin menerima LPJ, namun dengan beberapa catatan yang diberikan. Penilaian muktamirin, yang merupakan perwakilan dari cabang, daerah, dan wilayah itu bisa lebih objektif, sebagaimana diharapkan Ustadz Tiar.
Semoga saja amal shalih PP Pemuda Persis masa jihad 2010-2015, yang telah dibaktikan untuk Pemuda Persis, Persis, dan umat Islam, dapat menjadi tabungan yang akan diambil saat di Yaumil Hisab kelak. Aamiin.
Pada saat berita ini ditayangkan, Ahad (27/12/2015), Muktamar Pemuda Persis XII sedang menggelar sidang-sidang komisi, meliputi komisi A, yang akan membahas Qaidah Asasi-Dakhili; Komisi B, membahas program jihad dan rekomendasi; Komisi C, membahas manhaj Kaderisasi.
By Tim Sigabah Publika, sigabah.com/beta
Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta