Preloader logo

TOKOH ISLAM DAN NASIONALIS JABAR BERSATU MENJAGA KEUTUHAN NKRI

BANDUNG (sigabah.com)—Demi terjaganya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya wilayah Jawa Barat, tokoh Islam dan nasionalis se-Jawa Barat menggelar deklarasi kondusifitas Jawa Barat pada Rabu (18/1/17), di Gedung Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Barat, Jl. BKR no.77 (Lingkar Selatan) Bandung. Acara tersebut diprakarsai oleh MPW Pemuda Pancasila Jabar, PW Pemuda Muhammadiyah, dan DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jabar.

Pimpinan Muhammadiyah Jabar, Iu Rusliana yang juga dipilih sebagai pengatur jalannya acara mengatakan, acara silaturahmi tokoh Islam dan nasionalis se-Jabar tersebut digelar dalam rangka bersama-sama menjaga wilayah Jawa Barat yang dianggap sebagai geopolitik nasional yang sangat berpengaruh agar tetap kondusif serta tidak menjadi tempat pertarungan para elite politik nasional.

Selain itu, ia menegaskan jangan sampai ada pemutarbalikan fakta ketika membicarakan umat Islam dengan hal-hal yang bersifat nasionalis. Di mana umat Islam dikatakan sebagai umat yang tidak menjaga NKRI serta anti kebinekaan.

“Jangan dibalik-balik. Jangan dibilang orang Islam tidak menjaga NKRI, orang Islam anti kebinekaan. Tolong jangan dibalik-balik. Dari awal, dari dulu, para founding father kita ini dibangun, dibingkai oleh semangat kebinekaan,” ungkapnya.

Sebagai pembicara pertama, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Prof. Dr. M. Najib mengungkapkan, seluruh elemen masyarakat yang berada di Jawa Barat merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu jangan sampai terpecah belah oleh provokasi dari kelompok-kelompok yang berkepentingan.

“Pada dasarnya seluruh komponen yang ada di Jawa Barat itu adalah satu saudara satu keluarga. Dan oleh karena itu, kita jangan sampai mudah terprovokasi oleh kelompok-kelompok tertentu, kelompok kepentingan yang berusaha untuk membuat skenario adu domba di antara elemen-elemen masyarakat Jawa Barat,” terang Najib.

Falsafah hidup urang Sunda yang berbunyi “Silih asah, silih asih, silih asuh”, Najib menambahkan, harus kembali ditanamkan. Dengan falsafah tersebut seluruh elemen masyarakat Jawa Barat diharapkan tidak akan mudah dipecah belah.

Selaku tuan rumah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Barat, Tubagus Dasep mengingatkan bahwa Bung Karno pernah berpidato di luar negeri dengan menggunakan bahasa Indonesia terkait persatuan dan kesatuan yang berpijak kepada falsafah Padjajaran, “Silih asah, silih asih, silih asuh”.

“Pidatonya seperti ini, ‘Aku katakan kepada kau, kau, kau. Sekalipun dewa kahyangan dari langit manapun yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia, bangsa Indonesia tidak akan bisa hancur. Karena di dada Indonesia berkobar-kobar api persatuan dan kesatuan,” tuturnya dengan aksen khas Soekarno.

Adapun terpecah belahnya bangsa Indonesia, menurut Tubagus Dasep, mengacu kepada salah satu firman Allah dalam surat al-Rum ayat 41. Di mana ayat tersebut mengungkapkan bahwa kerusakan di bumi merupakan akibat dari ulah tangan manusia.

“Berbicara keberadaan republik saat ini, kita mengacu salah satu ayat firman Allah dalam Kitab, al-Rum ayat 41. Di situ ada satu kalimat mengatakan, ‘bimaa kasabat aidiihim’, karena perbuatan tangan manusia,” terang Tubagus Dasep.

Namun, peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi jangan sampai membuat bangsa bernostalgia. Menurutnya, sekarang harus fokus ke depan untuk menghadapi persoalan selanjutnya demi kondusifitas Jawa Barat.

“Yang jelas saya menginginkan hari ini ke depan bahwa Jawa Barat tetap harus kondusif. Saya meminta kepada teman-teman bukan memerintahkan, (tetapi) memohon dengan hormat,” pintanya.

Di akhir, Ketua MPW Pemuda Pancasila itu mengingatkan kepada seluruh peserta deklarasi kondusifitas Jawa Barat agar tetap berbuat baik atas dasar takwa.

“‘Wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqwa’ marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan dengan takwa kepada Allah,” pungkasnya.

By: Ikhwan Fahmi, Jurnalis sigabah.com

Adapun lampiran pernyataan sikap terkait kondusifitas Jawa Barat sebagai berikut:

PERNYATAAN SIKAP ORMAS DAN OKP SERTA LSM SE-JAWA BARAT

            Kami adalah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Kepemudaan (OKP) serta sesepuh Jawa Barat, dengan ini menyatakan bahwa:

Menimbang:

  1. Demi tegaknya Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945;
  2. Demi terjaganya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibingkai dalam prinsip toleransi dan kebhinnekaan;
  3. Demi terjaganya suasana yang aman damai di lingkungan masyarakat Jawa Barat;
  4. Demi menjaga nilai budaya Sunda; silih asah, asih dan asuh yang telah menjadi budaya masyarakat Jawa Barat.

Menyatakan sikap sebagai berikut:

  1. Meminta kepada seluruh elit politik nasional untuk menahan diri, tidak terkesan mencoba mengalihkan isu, memindahkan ketegangan di tingkat nasional (Jakarta) ke Jawa Barat. Mengingat secara geopolitik, gerakan yang berasal dari Bandung Jawa Barat memiliki pengaruh kuat bagi konstalasi politik nasional;
  2. Mendesak kepada Kapolri Jenderal Polisi Bapak Tito Karnavian untuk mengevaluasi Kapolda jajaran kepolisian di seluruh Indonesia khususnya Jawa Barat sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kejadian-kejadian yang lalu anggap itu merupakan musibah yang tidak perlu diantisipasi, karena kita tidak akan kembali ke peristiwa itu, hari ini ke depan kita sepakat untuk membuka lembaran baru demi terwujudnya keamanan dan ketertiban yang kondusif khususnya di wilayah Jawa Barat, Indonesia umumnya.
  3. Meminta kepada Gubernur Jabar untuk melakukan langkah-langkah strategis dan taktis untuk terus menjaga suasana kondusif di Jawa Barat, mencegah segala potensi konflik horizontal dan aksi unjuk kekuatan yang tidak penting, dengan melibatkan seluruh aparat penegakkan hukum dan masyarakat Jawa Barat.
  4. Meminta kepada seluruh Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Muspida tingkat Provinsi dan Kabupaten, untuk tidak menunjukkan sikap keberpihakkan dan mendorong unjuk kekuatan kelompok tertentu yang berakibat pada memanasnya suasana politik dan potensi konflik horizontal yang akan merugikan kita semua.
  5. Menyerukan kepada seluruh ulama, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh politik dan elemen masyarakat di Jawa Barat untuk menyatukan langkah bersama, meningkatkan komunikasi, menahan diri agar tidak terprovokasi dan jangan sampai mudah diadu domba. Sikap saling bantu membantu dan toleran harus terus dikembangkan demi terjaganya suasana kondusif dan kemajuan di Jawa Barat.

Demikian pernyataan sikap ini disampaikan, kami tandatangani bersama sebagai bentuk keprihatinan dan keinginan bersama untuk menjaga Jawa Barat yang aman, tentram dan damai.

Bandung, Rabu 18 Januari 2017