Preloader logo

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan adalah salah satu bagian penting buat kehidupan manusia. BagianĀ  yang engga pernah bisa ditinggalin. Pendidikan bukan cuma sekedar transfer pengetahuan dari guru ke muridnya. Lebih penting lagi, pendidikan harus bisa menanamkan nilai ke dalam diri seseorang. Tujuannya, buat optimalin kecerdasan-kecerdasan seseorang yang secara potensi emang udah dikasih sama Allah Swt.

Tradisi keilmuan dalam Islam, punya perjalanan sejarah yang panjang dan gemilang. Konsep pendidikan Islam, mulai dikenal saat Nabi Muhammad saw.Ā  mulai diangkat jadi Rasul. Waktu itu, Rasul yang langsung jadi ā€œguruā€ buat para sahabat. Dan luar biasa, cuma dalam waktu yang relatif singkat: 23 tahun,Ā  Rasul bisa merubahĀ  masyarakat yang ga kenal sama baca tulis, jadi masyarakat yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Rasul juga berhasil menanamkan nilai pada para sahabat, yang nantinya bakal membawa mereka pada keberhasilan membangun peradaban Islam yang gemilang. Masyarakat yang tangguh dalam segala aspek dan punya pengaruh yang besar sama peradaban dunia.

Tapi…. sejak terjadinya Renaissance di Barat sampe sekarang ini, situasi justru jadi kebalik. Hampir semua aspek kehidupan jadi ada ā€œdi tanganā€ Barat, termasuk pendidikan. Inilah yang jadi dilema buat masyarakat muslim, karena mereka ngambil konsep pendidikan yang udah engga sesuai sama nilai-nilai keislaman. Makannya,Ā  muncul lah semangat dan keinginan dari para praktisi pendidikan muslim buat lepas dari pendidikan Barat yang cenderung sekulerĀ  dan ā€œkembaliā€ kepada nilai-nilai yangĀ  udah ada dalam ajaran Islam.

A. Pengertian

Istilah pendidikan Islam, punya dua kata, yaitu pendidikan dan Ā Islam. Sebelum kita bicara inti dari konsep pendidikan Islam, tentunya kita harus tau dulu apa pengertian atau definisi para ahli tentang pendidikan.

Kalau liat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan diartikan sebagai ā€œproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.ā€

Sementara kalau merujuk definisi para ahli, diantaranya; Omar Mohammad At-Toumy Asy-Syaibany, beliau memandang pendidikan sebagai ā€œproses membentuk pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam individu dan kelompok melalui interaksi dengan alam dan lingkungan kehidupan.ā€

Lain lagi dengan Napoleon Hill. Hill punya pendapat, bahwa yang dimaksud pendidikan itu bukan sekedar tindakan menyampaikan pengetahuan atau transfer pengetahuan aja. Hill ngambil makna pendidikan dari akar katanya, yakni educo (latin) yang berarti mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Maka, pendidikan yang sesungguhnya berarti pengembangan potensi diri (indra dan pikir), bukan sekedar mengumpulkan dan mengklasifikasikan pengetahuan.

Dari beberapa pengertian diatas bolehlah kita ambil kesimpulan bahwa apa yang dimaksud dengan pendidikan Islam itu adalah, usaha secara sadar dalam mengembangkan potensi diri serta memberikan bimbingan kepada anak didik untuk mempelajari materi ajaran Islam agar berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.

B. Konsep Pendidikan Islam

Kesadaran tentang penting dan berharganya pendidikan Islam, udah dari dulu dirasain sama umat Islam, terutama setelah Renaissance di Barat. Agama udah diilangin dari segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan, yang sayangnya konsep semacam ini juga ditiru sama negara-negara Islam. Akhirnya hakikat ilmu tidak lagi sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Maka, bertempat di Mekkah pada tahun 1977, diadakanlah konferensi pendidikan Islam sedunia buat pertamakalinya. Disana dibahas semua masalah pendidikan formal dan nonformal, juga dwi sistem pendidikan yang dipake di negara-negara Islam yang akhirnya malah menimbulkan konflik antara orang-orang yang berpikir sekuler sama yang berpikiran keagamaan.

Dari konferensi itu, akhirnya disepakati tentang gimana konsep dasar dalam pendidikan Islam. Ada 3 konsep yang diajukan di konferensi itu, yakni (1) Taā€™dib, (2) Tarbiyah, dan (3) Taā€™lim. Dimana ketiga konsep dasar tersebut punya titik tekan yang beda-beda. Nah, karena butuh pembahasan khusus yang mungkin sangat panjang, di tulisan ini engga akan dibahasa gimana konsep Taā€™dib, Tarbiyah, ataupun Taā€™lim itu sendiri.

Pada intinya, pesan yang ingin disampaikan adalah, kalau kita mau mengemas kembali pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, hasil dari konferensi di Mekkah tahun 1977 itu bisa kita jadikan acuan untuk dikaji kembali. Kita perlu memahami ketiga konsep dasar pendidikan Islam tersebut agar kita bisa menentukan arah proses pendidikan untuk menghantarkan manusia kepada hakikat manusia yaitu mengemban amanah dan mewujudkan suatu tatanan masyarakat dan kehidupan yang di ridhoi Allah Swt.

By Azmi Fathul Umam

Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}