Musim silih berganti terbingkai dalam kalender kusam
Seperti jiwa yang lirih bersenandung bait-bait hampa
Menyaksikan tunas muda tumbuh tak tentu arah di tanah yang basah oleh darah
Mengalirkan kerinduan pada apa yang tak dapat dibayangkan oleh wajah muram ibu pertiwi
***
Mereka hidup diantara gemerlap dunia yang semakin tua
Bercengkerama bersama pemuja materialisme kacangan yang haus pujian
Bersolek, tertawa, menari dan bergandengan di atas puing-puing kehancuran kenangan masa silam
Kau kehilangan arah dan akhirnya mati langkah
***
Kehampaan menyeruak di antara sepinya gelombang lautan
Bersemayam di atas kuburan yang baru saja digusur
Dijadikan arena bermain pesta pora anak muda berpendidikan berperilaku hamba sahaya
Layaknya mereka sedang dijajah oleh fasilitas semu orang berkulit putih
***
Berita-berita beterbangan menghiasi langit kota
Mengabarkan tunas bangsa telah termakan buaian kejam masa remaja
Mengalirkan darah anak-anak bangsa
Manusia berangan tinggi namun berakhir dengan sia-sia
Karya: Karina Rahmi Siti farhani (Santri PPI 76 Garut, Juara 2 lomba puisi IPP-IPPI)
Editor: Hilman Indrawan, Madrasah Pena, sigabah.com/beta