Waktu kita main ke alam terbuka lalu kita liat sekeliling; gunung-gunung yang menjulang, hamparan laut yang luas, rumput yang hijau, atau pohon-pohon yang rindang. Pernah gak sih terpikir, sebetulnya buat apa semua itu diciptakan? Apa cuma buat “penghias” supaya alam semesta ini engga terlihat monoton? Apa cuma tempat manusia buat cari penghidupan? Atau sebetulnya ada maksud lain dari Allah Swt? kalau emang ada maksud lain, apa itu?
Pertama, kita liat makna alam ini dari sudut pandang sains modern.
Menurut sains modern, alam ini cuma objek materi dan gak ada kaitannya sama Tuhan. Makanya boleh diperlakukan sekehendak manusia. Makna ini bisa kita liat dari pendapat saintis sekuler semisal Laplace yang bilang, “Saya tidak melihat pemeliharaan Tuhan terhadap alam,” atau Bacon yang bilang, “Pengetahuan ilmiah untuk menjadikan kita sebagai tuan dan pemilik alam.”
Jadi menurut kacamata sains modern, alam ini cuma objek materi. Alam ini ada, sebagai sarana manusia buat memenuhi kebutuhan hidupnya. Makanya kalau kita liat hari ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru malah bikin alam ini makin rusak. Ekosistem dan keseimbangan alam jadi keganggu. Kenapa? Karena ilmu dan teknologi engga ditempatkan sesuai hakikatnya dan cuma dipake sebagai alat pemuas keserakahan. Terus gimana wujud alam dalam pandangan Islam?
Kedua, makna alam ini dari sudut pandang Islam.
Menurut Ar-Raghib Al-Isfahani, “kata ‘Alam punya arti : petunjuk arah, jejak (tanda) yang membuat sesuatu diketahui.” Jadi, alam ini bukan sekedar tempat kita buat nyari penghidupan, tapi alam ini juga merupakan petunjuk atau tanda. Petunjuk untuk apa? Petunjuk untuk mengenal Allah. Mengenal Kebijaksanaan-Nya, keagungan-Nya, kasih dan sayang-Nya, dan banyak lagi. Dalam Islam, wujud alam itu ada 2: (1) Alam syahadah, (2) Alam ghaib.
Alam syahadah adalah alam yang terlihat, alam yang bisa diketahui sama indera. Contohnya: gunung, laut, pohon, dan sebagainya. Sementara alam ghaib adalah alam yang tidak terlihat dan gak bisa kita indera. Contohnya Malaikat, ruh, jin, surga, neraka, dan sebagainya.
Sikap kita sebagai seorang muslim, terhadap alam syahadah kita wajib memperhatikannya (meneliti, merenungkannya). Dan terhadap alam ghaib, kita wajib mengimaninya dengan berlandaskan wahyu.
Betul bahwa alam ini bisa kita manfaatkan untuk mencari penghidupan, tapi itu bukan yang pokok. Tujuan utamanya adalah supaya kita makin mengenal Allah Swt. dengan “membaca” semua tanda-tanda yang ada di alam raya ini baik itu materi atau kejadian. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka’.” QS. Ali Imran : 190-191
Contoh aplikasinya tuh kayak gini, waktu ada bencana banjir sampai melumpuhkan aktivitas misalnya, penglihatan kita engga cukup sampai apa yang terlihat saja, bahwa sistem drainase air yang buruk, perilaku buang sampah sembarangan, dan sebagainya. Tapi kita harus sampai bisa “membaca” apa yang tidak terlihat. Kenapa sampai datang bencana? mungkin ini bentuk teguran dari Allah? Mungkin ibadah kita yang mulai lalai, mungkin aqidah kita udah mulai keluar garis, mungkin ada yang perlu kita koreksi dari diri kita, dan sebagainya.
Contoh lain, kita bisa “baca” pesan Allah dari makhluk lain. Kita ambil contoh nyamuk. Kita kalau liat nyamuk, apa yang terpikir? “Ah, makhluk yang engga ada apa-apanya. Sekali tepuk juga bisa langsung mati.” Mungkin gitu ya? Tapi dengan kuasa Allah, nyamuk yang kita anggap sepele itu bisa jadi makhluk yang merepotkan. Satu gigitan nyamuk demam berdarah aja, sanggup bikin kita terbaring gabisa beraktivitas apa-apa. Apalagi kalau udah jadi wabah, bukan lagi individu yang repot tuh, tapi udah jadi urusan banyak orang, bahkan pemerintah. Dari satu makhluk kecil bernama nyamuk, apa tanda (pesan)nya? Menghadapi makhluk sekecil itu aja kita engga berdaya, apalagi kita dihadapan Tuhan? Jadi apa yang bisa kita sombongkan dari diri kita ini? Kira-kira gitu deh…. dan ada ratusan ribu atau mungkin jutaan pesan lagi yang bisa kita renungkan dari semesta ini.
Jadi kesimpulannya, dalam Islam kita bukan cuma harus percaya sama alam yang terlihat, tapi kita harus percaya juga sama alam yang engga terlihat. Alam ada, bukan sebatas buat kepentingan duniawi saja. Yang terpenting dan utama, alam ada supaya kita mengenal dan makin deket sama Allah swt; Ma’rifatullaah.
By Azmi Fathul Umam
Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta