Keberhasilan Syi’ah melakukan revolusi di Iran menjadi pemacu kelompok penerus Majusi ini melakukan hal yang sama di negara-negara Islam lainnya. Suriah dan Yaman dijadikan percobaan berikutnya yang sampai saat ini masih menyisakan penderitaan bagi umat Islam.
Ambisi Syi’ah untuk menggenggam dunia mendorong mereka melakukan kudeta di berbagai negara termasuk negara-negara Islam. Indonesia, dikabarkan menjadi target berikutnya. Laporan Pakar Syi’ah Internasional menyebut, Indonesia menjadi salah satu target revolusi Syi’ah, yang akan menemui puncaknya pada tahun 2020.
Salah seorang pakar Syi’ah, Amin Muchtar membenarkan laporan tersebut. Dirinya menjelaskan, laporan yang disampaikan beberapa pengamat dunia internasional didasarkan pada pengamatan dan analisis yang mendalam. Meski bukan sesuatu yang pasti, namun upaya mencegahnya harus tetap dilakukan sedini mungkin.
“Bukan hal yang mustahil hal itu mereka (Syi’i, red) lakukan di 2020. Kita harus tetap waspada dan mengingatkan hal ini kepada seluruh bangsa,” ujar Amin kepada persisalamin.com baru-baru ini.
Meski demikian, Amin memastikan umat Islam bisa mementahkan makar tersebut. Dirinya menyebut ada 3 hal yang harus dilakukan umat Islam untuk membendung revolusi Syi’ah.
“Pertama, kita harus membangun kesadaran umat. Menyadarkan umat akan bahaya Syi’ah sangat penting. Umat harus dipahamkan bahwa Syi’ah adalah ancaman serius bagi Indonesia,” terang Amin.
Amin menyayangkan masih banyaknya umat Islam yang tidak sadar bahaya Syi’ah. Dikatakannya, hal itu disebabkan pemahaman yang kurang terhadap Syi’ah. Karenanya menjadi tugas para da’i atau mubalig untuk menyadarkan umat Islam tentang bahaya Syi’ah.
“Kedua, menumbuhkan kepekaan. Ketika Revolusi Iran, Persis dengan keras mengingatkan; Awas Syi’ah! Ternyata benar, itu bukan revolusi Iran, tapi revolusi Syi’ah. Nah, kepekaan inilah yang harus dihidupkan, ditumbuhkan agar kita tidak tertipu oleh gerakan-gerakan Syi’ah,” tambahnya.
“Ketiga, harus ada kaderisasi. Harus diakui, kita kekurangan pakar-pakar Syi’ah. Maaf ya, jangankan ulama yang menguasai Syi’ah, ulama yang menguasai kitab-kitab rujukan Ahlu Sunah saja masih sangat jarang. Kita kekurangan itu. Nah kita perlu melakukan kaderisasi untuk menyiapkan orang-orang yang menguasai Syi’ah,” katanya.
Dikatakan Amin, saat ini dirinya tengah mempersiapkan lembaga pendidikan untuk upaya kaderisasi tersebut. (Abdullah Rexy/persisalamin.com)