Jubir koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alynudin, melihat ada yang pihak yang memanfaatkan hoaks Ratna Sarumpaet untuk kepentingan politik.
Dia membaca ada pihak yang memanfaatkan hoaks tersebut sebagai pengalihan isu atas berbagai persoalan yang dialami bangsa ini, khususnya masalah ekonomi.
“Kami melihat justru ada upaya ‘menggoreng’ isu hoaks itu untuk mengalihkan dari isu kondisi ekonomi yang semakin berat dan isu penanggulangan bencana yang lamban,” paparnya, Selasa (9/10/2018).
Tetapi, pihaknya tetap terus berupaya meningkatkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Salah satunya dengan fokus mengusung isu-isu ekonomi yang selama ini menjadi prioritas Koalisi Indonesia Adil Makmur.
“Kami akan tetap fokus menyuarakan isu-isu pelemahan ekonomi yang hingga saat ini belum mampu diatasi oleh pemerintahan Jokowi,” tegasnya.
Suhud juga membantah elektabilitas Prabowo – Sandi tergerus karena termakan hoaks Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya. Malah, dia yakin Prabowo-Sandi semakin banyak mendapat dukungan.
“Prediksi bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi turun setelah kasus hoaks RS tidak benar. Terbukti di media sosial tagar dukungan kepada Pak Prabowo pada kasus itu lebih besar yang mendukung,” bebernya.
Sebelumnya, peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar, menilai hoaks pengeroyokan aktivis Ratna Sarumpaet bisa mempengaruhi elektabilitas Prabowo – Sandi. Pasalnya, Ratna sempat tercatat sebagai juru kampanye nasional pasangan ini.
“Kalau melihat potensi, pasti ada potensi penurunan (elektabilitas) dengan kasus ini,” katanya, di Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Rully mengakui belum bisa memprediksi besaran potensi penurunan itu. Sebab, belum ada survei yang dilakukan untuk menelitinya. LSI berencana memotret dinamika ini dalam survei yang akan datang.
“Yang pasti bahwa kasus ini sudah mencederai demokrasi, dalam artian bahwa kebohongan publik atau hoaks adalah sebuah kesalahan yang fatal dan pasti akan ada hukuman publik terhadap itu,” bebernya.
sigabah.com | politiktoday.com