Preloader logo

Rupiah Terkapar dan IHSG Zona Merah, Masih Wajar?

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Ameriaka Serikat (AS) terus tertekan. Pada pukul 17.30 WIB Kamis (30/8) sore ini rupiah menembus level Rp 14.734 per dolar AS.

Level itu merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir ini. Namun pelemahan tersebut menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (core) Indonesia Piter Abdullah masih wajar.

“Itu pelemahan wajar di tengah masih begitu besarnya tekanan terhadap rupiah, baik dari global maupun domestic,” ujarnya, Kamis (30/8).

Sementara itu, Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pelemahan rupiah diprediksi akan terus berlanjut sepanjang tahu ini. Menurutnya hal tersebut akan menjadi kondisi terburuk.

“Hal ini akan membuat potensi rupiah bakal terus tertekan selama tahun ini. ini bisa jadi kondisi terburuknya. Meski, ada peluang katalis pengerak rupiah pada pekan depan melalui rilis inflasi Indonesia,” ucapnya, Kamis (30/8).

Dampak pelemahan rupiah juga terlihat dari jatuhnya IHSG ke zona merah. 5 besar saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,4%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,62%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-0,96%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,71%), dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk/SDRA (-16,67%).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Julianto mengatakan, pondasi ekonomi bangsa saat ini mengkhawatirkan. Salah satu indikatornya adalah terus terpuruknya nilai tukar rupiah yang hampir mencapai Rp 15.000 per dolar AS.

“Nilai tukar dolar AS mencapai Rp 15.000 itu angka psikologis yang bisa membuat orang-orang takut lalu menarik uang,” katanya.

Ferry mengkhawatirkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini akan mengalami krisis. Menurutnya, dengan sudah sangat rapuhnya UMKM, krisis ekonomi yang akan dialami Indonesia kedepan akan lebih dahsyat daripada krisis 1998.

“Sekarang, UMKM kita sudah hancur. Kalau nanti ada krisis ekonomi, banteng perekonomian nasional kita sudah tidak ada lagi,” pungkasnya.

sigabah.com | politiktoday.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}