Distribusi Shahih Al-Bukhari (02)
Salinan autograf (naskah asli tulisan) Shahih al-Bukhari versi 9 murid al-Firabri—sebagaimana telah ditampilkan pada edisi sebelumnya—beredar secara meluas melalui “jalur distribusi” para muridnya sebagai “tangan ke-4”. Pada edisi ditampilkan perkembangan “jalur distribusi” melalui 5 murid al-Firabri sebagai berikut:
Pertama, naskah versi al-Akhsaikati (Murid al-Firabri I)
Terdistribusi melalui muridnya, bernama Ismail bin Ishaq bin Ismail al-Shafar al-Zahid.[1] Ini versi Ibn Hajar. Namun menurut al-Dzahabi, namanya Ibrahim bin Ishaq al-Bukhari al-Shafar.[2] Dari Ismail diterima oleh Abu Sulaiman Dawud bin Hasan al-Khalidi.[3] Demikian menurut Ibn Hajar. Namun menurut al-Dzahabi, namanya Dawud bin Ali al-Khalidi al-Mushiri.[4]
Dari Dawud terima oleh Abu Abdullah Muhamad bin Ahmad al-Anshari. Darinya diterima oleh dua orang: (1) Abu Ja’far Ahmad bin Yusuf al-Thahali dan (2) Yusuf bin Ibrahim bin Abu Raihanah al-Maliqi (berasal dari Maliqah[5]).
Dari mereka berdua diterima oleh Abu Hayyan Muhamad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf (berasal dari Andalus-Spanyol, lahir 654 H/1256 M dan wafat pada 745 H/1344 M[6]). Dari Abu Hayyan diterima oleh Muhamad bin Jayyan/Hayyan Ibnu al-Alamah Abu Hayyan (berasal dari Andalus- Spanyol, lahir 734 H/1333 M dan wafat pada 806 H/1403 M[7]).
Kedua, naskah versi al-Mustamli (Murid al-Firabri II)
Beredar melalui dua muridnya: [1] Abdurrahman bin Abdullah al-Hamdani (berasal dari Hamdan [8]) dan [2] Abu Dzar Abdullah bin Ahmad (ada yang mengatakan: Abd bin Ahmad) al-Harawi (berasal dari Herat [9], wafat pada 434 H/1042 M[10]).
Dalam perkembangan selanjutnya, dari al-Hamdani, diterima oleh Syuraih bin Ali bin Ahmad bin Said. Darinya diterima oleh Abu al-Qasim Ahmad bin Yazid bin Abdurrahman bin Baqi (berasal dari Qurtubah[11], wafat pada 625 H/1227 M[12]). Darinya diterima oleh Abu Ali al-Husen bin Abdul Aziz bin Muhamad bin Abu al-Ahwash (berasal dari Andalus, wafat pada 680 H/1281 M[13]). Darinya diterima oleh Abu Hayyan. Dari Abu Hayyan diterima oleh Muhamad bin Jayyan, sebagaimana tersebut pada jalur naskah pertama di atas.
Sementara dari Abu Dzar, diterima oleh putranya bernama Isa bin Abu Dzar, dengan kun-yah (panggilan) Abu Maktum (berasal dari Herat[14], lahir 415 H/1024 M dan wafat pada 497 H/1103 M[15]). Darinya, diterima oleh Ali bin Humaid bin Amar al-Tharabulusi (berasal dari Tharabulus[16], wafat pada 575 H/1179 M[17]). Darinya, diterima oleh Abdurrahman bin Abu Harami al-Makki (berasal dari Mekah, lahir 570 H/1174 M dan wafat pada 651 H/1253 M[18]). Darinya, diterima oleh Ibrahim bin Muhamad bin Abu Bakar al-Thabari (berasal dari Thabaristan[19], lahir 636 H/1238 M dan wafat pada 722 H/1322 M[20]). Darinya, diterima oleh Abdullah bin Muhamad bin Muhamad al-Naisaburi al-Makki (berasal dari Mekkah dan asalnya dari Nesabur[21], lahir 705 H/1305 M dan wafat pada 790 H/1388 M[22]). Ia merupakan guru pertama Ibn Hajar al-Asqalani dalam penerimaan Shahih al-Bukhari. Ibn Hajar berkata, “Aku menerima Shahih al-Bukhari dari dia di Mekah.” [23]
Ketiga, naskah versi Syabbuwaih al-Marwuzi (Murid al-Firabri III)
Beredar melalui dua muridnya: [1] al-Hamdani tersebut di atas, dan [2] Said bin Ahmad bin Muhamad al-Ayyar. Namun pada periwayatan al-Hamdani, kedudukan Said bin Ahmad sebagai murid al-Hamdani. Said menerima Shahih al-Bukhari dari Syabbuwaih pada tahun 378 H/988 M di Marwu/Mary[24].
Dari Said diterima oleh dua orang: (1) Abu Ma’ali Muhamad bin Ismail al-Farisi (berasal dari Persia[25], wafat pada 539 H/1144 M[26]) dan (2) Muhamad bin Fadhl al-Furawi al-Sha’idi (berasal dari Furawah[27], wafat pada 530 H/1135 M[28]). Dari mereka berdua, diterima oleh Manshur bin Abdul Mun’im bin Abdullah al-Razi (lahir 522 H/1128 M dan wafat pada 608 H/1211 M[29]). Darinya, diterima oleh Ibn al-Shalah Usman bin Abdurrahman al-Syahruzuri (berasal dari Syahruzur[30], wafat pada 643 H/1245 M[31]). Darinya, diterima oleh Muhamad bin Yusuf al-Hatan; dari dia diterima oleh Muhamad bin Ali bin Muhamad al-Dimasyqi (berasal dari Damaskus/Dimashq [32]).
Keempat, naskah versi Al-Kusymihani (Murid al-Firabri IV)
Beredar melalui tiga muridnya sebagai berikut:
[1] Muhamad bin Ahmad al-Hafshi (berasal dari Marwa[33], wafat pada 466 H/1073 M). Darinya, diterima oleh tiga orang: (1) Muhamad bin Fadhl al-Furawi al-Sha’idi (berasal dari Furawah, wafat pada 530 H/1135 M), (2) Wujaih bin Thahir bin Muhamad (wafat pada 541 H/1146 M[34]), dan (3) Abd al-Wahab bin Syah al-Syadziyahi. Dari mereka bertiga diterima oleh Manshur bin Abdul Mun’im dan seterusnya, sama dengan jalur ketiga di atas.
[2] Karimah binti Ahmad al-Marwuziyyah (berasal dari Marwurudz[35], wafat pada 463 H/1070 M[36]). Darinya, diterima oleh Muhamad bin Barakat al-Nahwi (berasal dari Mesir, wafat pada 520 H/1126 M[37]). Al-Nahwi belajar Shahih al-Bukhari dari Karimah pada saat berada di Mekah.[38]
Dari al-Nahwi diterima oleh Hibbatullah bin Ali bin Masud al-Bushiri (berasal dari Bushir[39], lahir pada 506 dan wafat pada 598 H/1201 M[40]). Darinya, diterima oleh lima orang, yaitu:
(1) Abu al-Husain Yahya bin Ali al-Uthar al-Nabulusi (berasal dari Nabulus[41], lahir pada 584 H/1188 M dan wafat pada 662 H/1263 M[42]),
(2) Usman bin Abdurrahman bin Rusyaiq,
(3) Ismail bin Abd al-Qawi bin Azun (wafat pada 667 H/1268 M[43]),
(4) Ahmad bin Ali bin Yusuf al-Dimasyqi (berasal dari Damaskus/Dimashq, lahir pada 586 H/1190 M dan wafat pada 670 H/1271 M[44]), dan
(5) Abdurrahim bin Abdullah al-Anshari (wafat pada 746 H/1345 M[45]).
Dari kelima orang itu diterima oleh Abdurrahim bin al-Husain al-Iraqi (berasal dari Irak, lahir pada 725 dan wafat pada 806 H.[46])
[3] Abu Dzar, dari dia diterima oleh Abu Maktum dan seterusnya, sama dengan jalur kedua (naskah versi al-Mustamli) di atas.
Kelima, naskah versi al-Sarkhasi (Murid al-Firabri V)
Beredar melalui dua muridnya, yaitu:
[1] Abu Dzar
Darinya, diterima oleh Abu Maktum dan seterusnya, sama dengan jalur kedua di atas.
[2] Abu al-Hasan Abdurrahman bin Muhamad al-Dawudi (berasal dari Khurasan, lahir 374 H/984 M dan wafat pada 467 H/1074 M[47])
Darinya, diterima oleh Abu al-Waqti Abd al-Awwal bin Isa al-Harawi (berasal dari Herat[48], wafat pada 553 H/1158 M[49]). Ia belajar Shahih al-Bukhari, Musnad al-Darimi, dan Musnad Abd bin Humaid dari al-Dawudi pada tahun 465 H/1072 M[50]. Dari Abu al-Waqti diterima oleh lima orang:
[1] Muhamad Abd al-Wahid bin Abu Said al-Madini (berasal dari Madinah, lahir pada 543 H/1148 M dan wafat pada 632 H/1234 M[51],
[2] Tsabit bin Muhamad al-Khujandi (berasal dari Khujandah[52], wafat pada 637 H/1239 M[53]),
[3] Muhamad bin Zuhair Sya’ranah al-Isbahani (berasal dari Isbahan[54], wafat pada 632 H/1234 M[55]),
[4] Ali bin Abu Bakar bin Rauzabah al-Qalanisi (berasal dari Baghdad Irak, wafat pada 633 H/1235 M[56]), dan
[5] Muhamad bin Ahmad bin Umar al-Qathi’i (berasal dari Irak, lahir pada 546 H/1151 M dan wafat pada 634 H/1236 M[57]).
Dari kelima orang tersebut, diterima oleh enam orang, yaitu
[1] Al-Husain bin al-Mubarak al-Zabidi (berasal dari Yaman, wafat pada 631 H/1233 M[58]); dari dia diterima oleh al-khamsah (tidak dijelaskan nama dan identitasnya).
[2] Abu Bakar bin Ahmad bin Abd al-Daim al-Nabulusi (berasal dari Nabulus[59], lahir pada 624 H/1226 M dan wafat pada 718 H/1318 M[60])
[3] Isa bin Abdurrahman bin Ma’ali al-Maqdisi (berasal dari Palestina, lahir pada 626 H/1228 M dan wafat pada 719 H/1319 M[61])
[4] Sulaiman bin Hamzah bin Abu Umar al-Maqdisi (berasal dari Palestina, lahir pada 628 H/1230 M dan wafat pada 715 H/1315 M[62])
[5] Sittu al-Wuzara binti Umar bin Asad (berasal dari Damaskus, lahir pada 624 H/1226 M dan wafat pada 716 H/1316 M[63])
[6] Ahmad bin Abu Thalib bin Ni’mah al-Dimasyqi (berasal dari Damaskus, lahir pada 623 H/1226 M dan wafat pada 730 H/1329 M[64])
Dari No. [2] sampai [5] diterima oleh Abu al-Hasan Ali bin Muhamad al-Jauzi.
Dari No. [5] dan [6] diterima oleh Abdurrahim bin Abdul Karim bin Wahab al-Hamawi (berasal dari Hamah[65], lahir pada 707 H/1307 M dan wafat pada 791 H/1388 M[66]) dan Muhamad bin Muhamad bin Ali al-Jaizi.
Dari No. [6] diterima pula oleh Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad bin Ali al-Tanukhi al-Dimasqi (berasal dari Damaskus, lahir 709 H/1309 M dan wafat pada 800 H/1397 M[67])
By Amin Muchtar, sigabah.com
[1]Lihat, Fath al-Bari, op.cit., I:9
[2]Lihat, al-Mughni fi al-Du’afa, Dar al-Ma’arif, Siria, 1971, I:9
[3]Lihat, Fath al-Bari, loc.cit.
[4]Lihat, al-Mughni fi al-Du’afa, loc.cit.
[5]Kota di wilayah andalusia Spanyol (Lihat, Ibn al-Atsir, op. cit. II:289-290). Dan dalam versi Spanyol bernama Malaga.
[6]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit. juz VI, hal. 145; Dr. Said, op.cit. I:547
[7]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit. juz VII, hal. 60; Dr. Said, op.cit., I:516.
[8]Kota di Iran.
[9]Salah satu kota di wilayah Khurasan (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:448), dan sekarang termasuk salah satu kota di wilayah Afganistan.
[10]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal.425; Al-Dzahabi, op.cit., juz III, hal. 1103; Ibn al-Amad, op.cit., juzIII, hal. 254.
[11]Kota besar di wilayah Andalus (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:205). Sekarang menjadi salah satu kota di Spanyol dengan nama cordoba.
[12]Lihat, Dr. Yusuf Abdurahman al-Mar’asyi, Tahqiq ‘ala al-Majma’ al-Muassis li al-Mu’jam al-Mufahris (Beirut: Dar el-Marefah, 1413 H/1993 M), I:108; Ibn Amad, op.cit, juz V, hal. 116.
[13]Lihat, Dr. Yusuf, op.cit., I:192.
[14]Lihat, No. 72
[15]Lihat, Ibn Amad, op.cit. juz III, hal. 406; Dr. Said, op.cit., I:482; Dr. Yusuf, op.cit. II:103.
[16]Kota pelabuhan di Libanon Selatan, disebut pula Tripoli (lihat, Lois Ma’luf, op.cit., hal. 355.)
[17]Lihat, Dr. Yusuf, op.cit. II:103.
[18]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit. juz V:253; Dr. Said, op.cit., I:418; Menurut Dr. Yusuf, ia wafat pada tahun 645 H. (Lihat, Tahqiq ‘ala al-Majma’ al-Muassis, op.cit. II:103)
[19]Wilayah yang mencakup beberapa negeri. Negeri yang terbesar bernama Amul (Ibn al-Atsir, op.cit. II:70) Pada masa sekarang, Thabaristan menjadi salah satu propinsi di Iran dengan nama Mazandaran
[20]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI:56; Dr. Said, op.cit., I:342-341; Dr. Yusuf, op.cit. I:266.
[21]Salah satu kota di Iran.
[22]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 313.
[23]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:450
[24]Lihat, Muhamad bin Abdul Ghaniyy, op.cit. III:400
[25]Dahulu berupa kerajaan yang meliputi beberapa kota, dan pusat kerajaannya bernama Syiraz.(lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:158), dan Syiraz sekarang termasuk salah satu kota di Iran. (lihat, Internatonal World Atlas, (George Philip Limited, London, 1992, hal. 44-45).
[26]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit. juz IV, hal. 124; Dr. Said, op.cit. I:509.
[27]Daerah dekat Khawarizm (lihat, Dr. Said, op.cit. I:534), disebut pula Rabath Furawah (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:167)
[28]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 96
[29]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 34; Dr. Said, op.cit., I:554.
[30]Daerah yang terletak antara al-Mawsil (kota di Irak bagian utara) dan Hamadan (kota di Iran) (Lihat, Ibn al-Atsir, op. cit., II:33).
[31]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal.503; Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1430-1433; Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 226.
[32]Kota yang paling indah di Syam (Lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., I:343). Sekarang menjadi ibu kota Siria.
[33]Kota di Turkmenistan, sekarang bernama Mary.
[34]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 130
[35]Lihat, No. 286.
[36]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 314.
[37]Lihat, Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1271; Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 62
[38]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:511.
[39]Daerah di Mesir bagian atas (Lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:129)
[40]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 338; Dr. Said, op.cit., I:558.
[41]Nabulus salah satu kota di Palestina (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:381).
[42]Lihat Al-Suyuthi, op.cit., hal. 505; Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 331.
[43]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 324; Dr. Said, op.cit., I:376.
[44]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 331; Dr. Said, op.cit., I:363.
[45]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:428.
[46]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 538; Ibn al-Amad, op.cit., juz VII, hal. 55; Dr. Said, op.cit., I:427.
[47]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 327.
[48]Lihat, No. 72
[49]Lihat, Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1315.
[50]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 166
[51]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 224; Dr. Said, op.cit., I:525.
[52]Kota di tepi sungai Saihun (Syr Darya) (Lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., I:287), dan sekarang masuk ke dalam wilayah Tajikistan.
[53]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 183.
[54]Isbahan atau Asfahan adalah kota di Iran bagian tengah, terletak di antara kota Teheran dan Syiraz.
[55]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 155; Dr. Yusuf, op.cit., I:293; Tabshir al-Muntabih, II:784.
[56]Lihat, Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1423; Dr. Yusuf, op.cit., I:91
[57]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 168.
[58]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 144; Dr. Said, op.cit., I:351; Dr. Yusuf, op.cit. I:91.
[59]Lihat, No. 331
[60]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 48; Dr. Said, op.cit., I:345-346.
[61]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal 52; Dr. Said, op.cit., I:482.
[62]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 35; Dr. Said, op.cit., I:409-410.
[63]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 40; Dr. Said, op.cit., I:406; Dr. Yusuf, Tahqiq ‘ala al-Majma’ al-Muassis, op.cit. I:80.
[64]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 93; Dr. Said, op.cit., I:349-350.
[65]Salah satu kota di Syam (sekarang Siria) (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II: 77)
[66]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:428.
[67]Lihat, Dr. Yusuf, op.cit. I:79; Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 363.