Preloader logo

Surat Terbuka buat PSI dan Komnas Perempuan

UNTUKMU MUSLIMAH

Sejak kemarin aku terusik….
Ya…terusik dengan pernyataan seseorang yang menyentuh syariat tanpa mempelajari syariat. Mungkin juga dia alergi pada syariat…ntahlah aku tak ingin menuduhnya…tak ingin pula berfokus pada dia.

Aku hanya ingin menulis surat ini untuk mu saudariku Muslimah…

Hanya untuk mengingatkanmu, bahwa ada orang yang sedang berusaha menyentuh “sisi baper” kita para wanita untuk membuat kita menoleh dan jatuh cinta karena ucapannya.

Aku tidak menujukan surat ini untuk semua wanita di muka bumi ini…

Tapi hanya untukmu saja, saudariku, Muslimah.
Karena syariat itu milik kita…namun kebaikannya kelak bisa dirasakan seisi alam andai saja mereka mau berpikir.
Bukankah اَللّهُ jadikan Islam itu sebagai rahmatan lil ‘alamin?

Saudariku Muslimah, ini bukan pertama kali kan, kita disentuh dari sisi baper kita oleh orang-orang yang ingin menjauhkan kita dari syariat-Nya, dari aturan-aturanNya bahkan dari perjalanan menuju ridhoNya?

Coba ingat lagi…
Dulu tatkala rame orang berkata,”Lebih baik jilbabin hati dulu, daripada pake jilbab tapi kelakuan naudzubillah!”

Ada juga yang bilang,”Mending gue niy, nggak pake jilbab tapi gua nggak suka nyacat orang kaya’ elu! ”

Bayangkan…
Berapa lama kita merasa itu adalah kebenaran tanpa kita mengkaji bahwa menutup aurat adalah kewajiban kita meski mungkin kita belum baik. Dan teruslah berusaha untuk menjadi lebih baik…agar tak jadi orang yang merugi dunia dan akhirat.

Kadang ketidakmampuan kita untuk menjalankan syariatNya, membuat kita mencari pembenaran-pembenaran yang mendukung ketidakmampuan kita itu dan parahnya kita merasa itu kebenaran.

Kali ini wahai saudariku Muslimah, sisi baper kita sebagai perempuan mereka sentuh lebih dalam lagi…dengan alasan ‘keadilan’…dengan kemasan ‘membela wanita’.

Aku tau, akupun wanita sama sepertimu…yang mungkin sama berpikir, tak ada wanita yang suka diduakan…
Adalah “wanita banget” ketika menginginkan seseorang yang dicintainya hanya untuk dirinya sendiri selamanya.

Tapi pantaskah kita membenci syariatNya? Sedang kita masih berpijak di bumiNya. Mau kemana kita lari kalau Dia tak sudi lagi kita ada di bumiNya? Segala sesuatu ini milik اَللّهُ.

Hukum-hukumNya, syariat-Nya, semua اَللّهُ didesain untuk kebaikan kita. Bukan untuk membuat kita merasa tak adil, apalagi merasa tak disayang.

Tak sedetikpun اَللّهُ tak menyayangi kita…masih belum baikpun kita, masih saja Dia sayangi, masih Dia beri tempat, masih Dia beri kesempatan.

Jangan karena kita tak mampu, membuat kita menolak aturanNya yang bisa membuat batal syahadat kita. Alangkah ruginya.

Jangan terpedaya dengan pembelaan semu seorang makhluk, dia juga lemah…mungkin kita merasa terbela di dunia (itu pun cuma perasaan kita semata)…bagaimana akhirat kita nanti??

Dunia ini bukan tempat kita hidup selamanya, ini tempat kita meninggal, hidup abadi kita nanti di akhirat, jangan sampai kita tersesat.

Satu yang ingin aku tanyakan padamu wahai saudariku, Muslimah…kenapa takut dan benci pada poligami???

Banyaklah belajar… Banyaklah mengaji biar nggak gagal paham.

Apa yang terjadi pada diri kita sudah tercatat di lauhul mahfuz. Kita tinggal menjalani sesuai kehendak اَللّهُ.

Artinya, belum tentu juga kita ditakdirkan dipoligami.

Seperti berjihad di medan perang, apakah semua orang mengalaminya? Tidak juga.

Andaikan kita terpilih mengalami itu, artinya اَللّهُ tau kita mampu menjalaninya.
Dan اَللّهُ nggak akan biarkan kita sengsara karenanya.

Sengsara itu datang karena kita melawan kehendakNya. Karena ketika kita Dia uji untuk hal yang kita anggap berat, kita bukan mendatangiNya, malah menjauh dariNya.

Masalah orang mau melakukan poligami itu dengan hal yang mungkin kita nilai nggak syar’i lah atau apalah…itu bukan urusan kita. Apapun yang dilakukan seseorang pasti ada pertanggungjawabannya nanti di hadapan اَللّهُ.

Hari ini aku menulis untukmu, untuk saling mengingatkan…juga tentang pertanggungjawaban kita kelak di hadapan اَللّهُ.

Meski ada yang bilang….menolak poligami atau syariat apapun demi kita…demi memperhatikan kita…demi rasa sayang pada wanita…ingatlah….
Cinta اَللّهُ pada kita lebih dari siapapun yang mencintai kita.
Ingatlah…اَللّهُ itu Maha Adil…اَللّهُ itu Maha Penyayang.
Pantaskah kita menolak aturanNya?

Kalau kita tak sanggup, katakan padaNya kita tak sanggup. Jangan menolak aturanNya apalagi membenci.

Mereka yang katanya menyayangi kita, tak sunggguh-sungguh menyayangi kita. Mereka cuma butuh suara dukungan kita.

Mereka sentuh sisi bapernya wanita, agar kita menoleh dan cinta.

Jangan lagi terpedaya dengan propaganda yg pelan-pelan bisa menjauhkan perempuan dari Islam.

Dulu jilbab, sekarang poligami, lalu nanti apalagi?

Kadang hal itu terlihat sepele…. Tapi hasil nya nggak sepele.

Sekali lagi, surat ini aku tujukan bukan untuk semua wanita di muka bumi.

Yang percaya pada keyakinannya, silahkan pegang keyakinannya.

Kita percaya pada Islam, pegang teguhlah agama kita.

Saudariku Muslimah, kata orang-orang, bahwa masyarakat skrg udah pada cerdas. Nggak mudah terpengaruh pada rayuan menghanyutkan.

Sudah cukup cerdaskah kita memahami syariatNya.
Ketika syariatNya ditolak, inilah ujian untuk membuktikan kecerdasan itu.

والله أعلمُ بالـصـواب

Jakarta, 171218

Diana

sigabah.com | swamedium.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}