Kita sering mendengar orang mengucapkan sebuah kata yang simpel dan ringkas,terdengar biasa saja namun mengandung makna yang begitu luas. Tak jarang orang yang mengucapkannya pun tidak begitu mengerti arti kata ini. Kata itu adalah Dewasa.

Beberapa pendapat tentang pengertian kata dewasa menurut para ahli psikologi perkembangan adalah: (1) Sebuah status yang di alamatkan kepada seseorang yang sudah memasuki umur produktif di dalam kehidupannya. (2) seseorang bisa dikatakan dewasa bila sudah berumur 30 atau 40 tahun. (3) seseorang dikatakan dewasa ketika ia sudah memasuki jenjang pernikahan.

Benarkah kesimpulan-kesimpulan itu? Singkatnya, tidak seorang pun yang mengetahui arti dewasa itu sebenarnya, karena semua kesimpulan lebih kepada akibat interaksi atau pengamatan setiap orang, dan setiap orang memiliki kesimpulan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Sehingga satu kesimpulan tentang masalah ini tidak dapat menafikan kesimpulan yang lain. Kebenaran mutlak terhadap masalah ini hanya dimiliki ajaran Islam yang dijamin kebenarannya karena berasal dari Allah, Zat Yang Maha Benar.

 

Baligh Menurut Parenting Islam

Dalam hukum Islam, dewasa dikenal dengan istilah baligh. Kata itu berasal dari bahasa Arab yang berarti matang, masak, mencapai aqil baligh, telah sampai. Dewasa menurut hukum Islam adalah seseorang telah dianggap cakap atau mampu bertindak dihadapan hukum (disebut mukallaf). Standar dewasa atau baligh untuk melaksanakan ketentuan Islam ditandai dengan sifat-sifat jasmani (biologis)nya berupa ihtilam, yaitu keluarnya mani untuk laki-laki dan menstruasi bagi wanita. Selain dengan sifat jasmani, standar baligh ditandai dengan berakal dan dapat memahami ketentuan hukum secara baik yang ditujukan kepadanya. Oleh karena itu, orang yang tidak atau belum berakal tidak dikenai tuntutan hukum karena mereka dianggap tidak dapat memahami ketentuan hukum. Termasuk ke dalam kategori ini adalah orang yang sedang tidur, anak kecil, gila, mabuk, khilaf dan lupa.

Standar baligh demikian itu berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw., “Diangkat pembebanan hukum dari tiga (orang); orang tidur sampai bangun, anak kecil sampai ihtilam, dan orang gila sampai sembuh.” HR. Al-Bukhari, at-Tirmidzi, dan Abu Dawud.

Dan Nabi saw. bersabda kepada Asma, “Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi

Adapun ukuran baligh berdasarkan usia pada dasarnya tidak bersifat baku (relatif), karena permulaan usia baligh antara seorang dengan orang lain bisa berbeda sebab dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan, geografis dan sebagainya. Dari situ dapat dimaklumi apabila terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama dalam menetapkan batasan umur bagi orang yang dianggap baligh. Demikian itu menunjukkan bahwa Islam tidak menetapkan ukuran baligh berdasarkan usia.

 

Hasil Riset Perbedaan Usia Baligh

1. Anak laki-laki

Mimpi basah biasa terjadi kalau organ reproduksi laki laki (meliputi penis, testis, kelenjar prostat, dan sebagainya) sudah mulai berfungsi dalam memproduksi sperma. Hal ini terjadi pada saat yang berbeda pada masing-masing orang. Dulu anak laki laki rata rata mengalami mimpi basah pada usia 14-16 tahun. Tapi belakangan ini banyak sekali anak laki-laki yang sudah mulai mengalami mimpi basah pada usia 10-12 tahun. Hal tersebut terjadi akibat pengaruh factor genetic (keturunan), factor makanan dan gizi yang membaik, juga pengaruh lingkungan seperti tontonan, bacaan dan pergaulan.

Mimpi basah bermula ketika seorang anak laki-laki menginjak pubertas(remaja) antara 10-14 tahun dan bisa berlangsung terus menerus selama organ refroduksi laki-laki masih memproduksi sperma.

2. Anak perempuan

Perempuan akan memulai siklus menstruasinya antara usia 9 sampai 15 tahun. Pada rentang usia tersebut seseorag masih dianggap wajar dan normal memulai menstruasinya. Akan tetapi saat ini akibat dari pengaruh gizi yang tidak berimbang, juga pengaruh berbagai media baik televise, radio, majalah, Koran yang menyajikan hal hal yang kurang sepantasnya dikonsumsi oleh anak-anak, membuat mereka lebih cepat matang dan mengalami menstruasi lebih awal.

Kesimpulan :

1. Konsekuensi seseorang yang sudah memasuki usia baligh harus dapat memahami ketentuan hukum secara baik. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mempersiapkan kemampuan anak untuk memahami ketentuan hukum sejak dini, tidak memandang dan memperlakukan anak- anaknya sebagai orang yang belum cukup untuk menerima konsekuensi hukum.

2. Konsep dewasa atau baligh versi Islam ditandai dengan ihtilam dan haid, bukan diukur dengan usia. Konsep ini terbukti secara riset di mana ihtilam dan haid pada saat ini terjadi lebih awal dibandingkan dengan anak-anak dulu. Dengan begitu, konsep baligh versi Islam tetap relevan sepanjang zaman,