Preloader logo

ILC BATAL TAYANG, MAHFUD MD : “SERAPAT-RAPATNYA BANGKAI DIBUNGKUS, BAUNYA AKAN TERCIUM JUGA,”

Bandung (sigabah.com) – Acara talk show Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas dan biasa tayang di TVOne harusnya tadi malam digelar, namun acara akan membawa tema “Habib Rizieq Dibidik” itu, tiba-tiba dibatalkan. “Apakah ILC “dibredel” Pak Karni? Begitu pertanyaan salah satu tweeps ke Karni.

Kabar pembatalan acara ini pertama kali diketahui dari omongan Wakil Ketua DPR Fadli Zon di akun Twitter miliknya, @fadlizon, 4 jam sebelum acara digelar. Politikus Gerindra itu sedianya akan hadir di acara itu untuk menjadi narasumber. “Barusan mendadak terima telepon bahwa ILC malam ini dibatalkan. Seharusnya saya menjadi salah satu narsum bertema ‘Habib Rizieq Dibidik’,” kicau Fadli.

Dua jam berselang, Karni Ilyas pun mengofirmasi soal pembatalan acara ILC di akun Twitternya, @karniilyas. “Dear Pencinta ILC: Dengan beribu maaf, diskusi ILC berjudul ‘Membidik Rizieq’ yang harusnya tayang malam ini, kami batalkan. Sampai ketemu ILC ya,” tulisnya. Karni tak menyebut apa yang menjadi penyebab pembatalan.

Sekadar tahu saja, ILC adalah acara talkshow di TVOne yang disiarkan secara langsung. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari pihak-pihak terkait termasuk para pakar untuk membicarakan tema hukum dan politik teraktual. Acara dipandu oleh Presiden ILC yang juga Pemimpin Redaksi TVOne Karni Ilyas. Acara berdurasi 160 menit, dimulai pukul 19.30 dan berakhir pukul 23.00 WIb.

Pembatalan acara ini dirasa mengejutkan. Pasalnya, pembatalan acara terasa mendadak. Padahal sehari sebelumnya, Karni sudah berpromosi acara tersebut di akun Twitternya. Karni mengingatkan kepada followernya agar tidak melewatkan acara tersebut. “Dear Pencinta ILC: Diskusi ILC, Selasa pkl 19.30, besok berjudul ‘Membidik Rizieq’. Selamat menyaksikan,” cuitnya.

Promo acara ILC pun makin sering muncul menghiasi layar kaca TVOne di sela-sela acara. Iklan berdurasi tak sampai semenit itu memperdengarkan suara khas Karni yang mengutip omongan Mahatma Gandhi. “Kesalahan itu tak akan bisa menjadi kebenaran dengan propaganda apa pun juga. Sebaliknya, kebenaran tidak bisa pula ditutupi walau pun tidak ada yang melihatnya. Mahatma Gandhi,” begitu suara Karni terdengar.

Produser senior ILC Tedjo tak mau mengungkap apa penyebab utama pembatalan acara tersebut. “Aku gak bisa komentar. Karena semua sudah sepakat diserahkan ke humas,” kata Tedjo, saat dihubungi lewat sambungan telpon, tadi malam. Bukan karena diberedel kan? Tedjo menjawab pertanyaan tersebut dengan terbahak. “Masih aja ngorek,” elaknya sambil memberi nomor kontak Raldy Doy, humas TVOne. Tedjo pun menyarankan untuk mengontaknya. Namun sampai tadi malam, nomor tersebut tak bisa dihubungi.

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD ikutan bercerita soal pembatalan acara itu di akun Twitternya. Dia bilang, ikut diundang dalam acara itu. Tapi beberapa jam sebelum acara ditelpon oleh panitia yang menyampaikan bahwa acara dibatalkan. “Saya tidak nanya alasannya,” cuit Mahfud di akun @mohmahfudmd. Setelah itu followernya yang penasaran ramai bertanya. Misalnya kenapa tak nanya alasannya? Apakah mungkin judulnya terlalu ekstrim? Dsb.

Dengan telaten, Mahfud meladeni pertanyaan para pengikutnya itu. Dia bilang, tak tahu mengapa batal, dan tak tahu juga siapa yang membatalkan. “Apa ILC membatalkan diri atau dibatalkan pihak luar. Saya tak tahu. Dan tak ingin tahu,” ucapnya. Apakah mungkin ada yang ketakutan?, tanya seorang follower, yang mengingatkan kembali kepada zaman Orde Baru, di mana diskusi sulit digelar. “Ya, itu yang saya tulis di buku-buku dan artikel-artikel saya. Zaman Orba sulit mau berdiskusi bebas. Reformasi telah mendobrak tembok, membuka kebebasan pers,” jawab Mahfud.

Terakhir, Mahfud mengakhiri dengan cuitan pepatah “Serapat-rapatnya bangkai dibungkus, baunya akan tercium juga,” kicaunya.

Batalnya acara ini bikin heboh jagat Twitter. Para seleb Twitter hingga rakyat biasa ikut mempertanyakan. Satu seleb yang penasaran adalah eks Menkominfo Tifatul Sembiring yang menyindir lewat pantun. “Karena kumbang banyak ditaman/ Mengapa cereme yang ditebang/ Karena abang banyak pikiran/ Mengapa ILC tak bisa tayang,” kicau @tifsembiring sambil menyisipkan emoji terbahak.

Sejumlah tweeps lain ikut mempertanyakan sambil menyisipkan tagar #beredel. Beredel adalah istilah dari bahasa Belanda yang berarti pemberangusan, pelarangan, atau pembatasan terhadap media massa atau produk pers, yang biasanya mengacu pada barang cetakan, seperti surat kabar dan buku.

Dengan dibatalkannya acara ILC tadi malam, artinya sudah dua kali acara ini batal mendadak. Sebelumnya pembatalan terjadi pada Selasa, 10 Januari lalu, dengan judul “Makar”. Saat itu, ILC baru mengudara lagi setelah lama vakum. Namun saat akan digelar, acara tiba-tiba dibatalkan beberapa menit sebelum acara dimulai. Padahal para narasumber, yang antara lain adalah para tersangka kasus makar sudah hadir di lokasi. Berbagai dugaan soal pembatalan acara pun bermunculan. Soal ini, Karni di akun Twitternya mengatakan alasan pembatalan karena alasan teknis.

Di akun Twitter @karniilyas, sebanyak 1.365 follower me-retweet kicauan Karni. Kebanyakan mempertanyakan kenapa acara ILC kok bisa batal. “ILC gak tayang lagi. Apa kena breidel?,” tanya @mohamadhalimi. Tweeps yang lain mencandai. “Apakah ILC hanya boleh pakai judul Jessica atau Dimas Kanjeng?” tanya @erlambangkelik.

“ILC sumber ilmu, bukan sumber hoax, knp dibatalkan?,” ujarnya lagi sambil menyisipkan tagar #bredel. “Mudah-mudahan bukan karena alasan teknis (tekanan Istana) ya, om,” timpak @ noval_ard21. (dtk)

[posmetro.info/sigabah.com]

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}