Preloader logo

Gagal Adu Domba di Kota Domba

Tabligh akbar yang menghadirkan Ustadz Bahtiar Natsir (UBN) dan KH. Ahmad Shabri Lubis, Sabtu (11/11/2017) yang diselenggarakan panitia berjalan dengan mulus sesuai rencana.

Adu domba sesama ormas Islam yang dirancang gagal total. Para perancang adu domba lupa, Garut penghasil Domba terbaik dunia dan juga merupakan kota para santri. Meski berbeda organisasi, namun jalinan ukhuwah jauh lebih kuat dari provokasi.

Enam hari sebelum terselenggaranya acara tabligh akbar beredar surat penolakan dari PC NU tertanggal 05 Nopember 2017. Dalam surat penolakannya PC NU menyatakan bahwa “setelah kami mendapatkan masukan dari berbagai pihak terutama warga NU Kabupaten Garut, diketahui da’i ini selalu memberikan tausiyah yang tidak menyejukan, bahkan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia dan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.”

Surat tersebut diiringi dengan ancaman, jika Bahtiar Nasir tetap diizinkan hadir dan menyampaikan tausiyah di acara tersebut, maka dikhawatirkan ada gerakan masa penolakan yang membuat situasi daerah tidak kondusif.

Sontak surat tersebut mendapat respon dari berbagai pihak, baik itu ormas Islam seperti Persis, Muhammadiyyah, FPI, maupun dari kalangan NU sendiri.

Sehari setelah keluar surat dari PC NU, FPI Cirebon, 06 Nopember 2017, merespons dengan mengeluarkan pernyataan sikap, tidak kalah garang, ‘jika pihak PC NU Kabupaten Garut tetap mengadakan pengerahan massa penolakan, maka kami lebih khawatir akan terjadi pertumpahan darah antar sesama umat Islam, antara massa yang pro dan yang kontra, sehingga membuat situasi lebih tidak kondusif daripada yang saudara sekalian khawatirkan. Singkat kata masing-masing pasang kuda-kuda.

Saringsing pageuh kancing, saringset pageuh ikat, Garut di musim hujan yang adem ayem, kini berubah menjadi panas.

Di sisi lain, provokasi di media sosial semakin menjadi-jadi. Peristiwa di Bangil, tabligh akbar yang menghadirkan Ustadz Felix Siauw, mendapatkan penolakan oleh Banser NU yang dimunculkan sangat luar biasa. Muncul kemudian video WA dari Banser yang menjelaskan penolakannya terhadap Ustadz Felix Siauw. Tak lama berselang muncul pembelaan dari Gus Nur terhadap Ustadz Felix Siauw.

Ruang media sosial, bak bensin yang terus memberikan daya bakar untuk meledakan Garut. Namun masyarakat Garut, meski terkenal “borongongong, sahaok kadua bedog”, tidak kehilangan akal sehatnya. Masyarakat Garut sadar ada skenario untuk mengadu domba umat Islam.

Sadar akan skenario adu domba, pimpinan ormas Islam, yang sudah fasih dengan skenario adu domba, segera mengkonsolidasi diri dengan membangun komunikasi dengan pihak PC NU, demikian juga pihak NU kultural membangun komunikasi dengan NU Struktural.

Hasilnya seperti kita saksikan hari ini, tabligh akbar berjalan lancar tanpa ada insiden apapun. Tabligh akbar yang tadinya hanya untuk masyarakat Garut, ternyata dihadiri oleh puluhan ribu massa. Bukan hanya masyarakat Garut, namun juga hadir dari Jawara Betawi (Jakarta), Aceh, Lampung, Bogor, Cianjur, dll.

‌Melihat hasil yang gagal total, para pembuat skenario gigit jari. Kita perlu memberikan apresiasi pada teman-teman PC NU Garut yang telah membesarkan acara ini, tanpa iklan dan promosi yang mengeluarkan biaya tinggi.

Demikian juga, rasa hormat yang tak terhingga untuk teman-teman Persatuan Islam (Persis), Muhammadiyah, FPI dan semua pihak yang mengawal acara tabligh akbar.

Keberhasilan acara ini tidak bisa dilepaskan dari ukhuwah Islamiyah yang terjalin antar sesama Ormas Islam. Mari kita jalin dan pererat tali ukhuwah Islamiyah antar semua komponen anak bangsa untuk Indonesia tercinta dan berjaya.

***

(AMF, al Faqir, merebot Masjid al-Ittihad, pituin Putera Garut, Tadarus Subuh, Ahad 12 Nov 2017)

persis.or.id | sigabah.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}