Beredarnya potongan video dan tulisan di media sosial yang mengesankan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendukung pencalonan KH Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019, ternyata hoax. Hal ini ditegaskan Haedar ketika dikonformasi terkait soal itu.
‘’Itu tak benar. Hoax. Persyarikatan Muhammadiyah netral dalam Pilpres,’’ tegas Haedar Nasir, melalui jawaban pesan di Wattsapp, Jumat (28/(9).
Sembari menjawab itu dia menyertakan berbagai hoak yang berisi rangkain berita terkait Muhammadiyah yang seoalah memberikan dukungan kepada KH Ma’ruf atau para calon peserta Pilpres atau calon anggota legislatif lainnya. Gambar di WA itu sebagai berikut:
Terkait potongan berita dan video tersebut mantan aktivis Ikatan Pemuda Muhammadiyah yang kini menjadi pengacara di Jawa Timur, Fatkhul Huda, mengatakan demi kebenaran pengupload video itu harus diusut. Ini karena memicu perpecahan di kalangan umat Islam.
‘’Saya kaget ketika membaca berita dan potongan video soal pernyataan Pak Haedar di media sosial. Dan setelah saya coba telisik ternyata itu potongan berita dan vidoe yang telah lama tayang namun diunggah kembali. Kami harap pihak polisi mengusut siapa pengungahnya. Ini soal serius pelanggaran UU ITE yang mengancam perpecahan umat,’’ kata Fatkhul Huda.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, pun sudah menegaskan persyarikatannya bersikap netral dalam pilpres mauun pileg pada 2019. Menurut dia, Muhammadiyah tidak memihak kepada pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin (KMA) maupun kepada pasangan Prabowo-Sandiaga. “Muhammadiyah bersikap netral. Tidak memihak salah satu pasangan,” ujar Mu’ti saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (15/8).
Menurut dia, Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada para anggotanya untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani dengan tetap berpegang teguh pada khittah dan kepribadian Muhammadiyah. Menurut Mu’ti, Muhammadiyah berharap Pemilu 2019 berlangsung aman dan damai.
“Muhammadiyah sangat berharap Pilpres 2019 dapat berlangsung secara aman, damai, tertib, dan lancar serta menghasilkan pemimpin yang membawa bangsa Indonesia meraih kemajuan,” ucapnya.
Karena itu, menurut dia, Muhammadiyah juga mengharapkan kepada setiap anggotanya agar mengajak masyarakat luas untuk menjadi pemilih yang cerdas, arif, dan bertanggung jawab. “Pemilih yang cerdas adalah mereka yang menentukan pilihan secara rasional dan obyektif dengan menganilisis program-program yang ditawarkan oleh para calon presiden dan wakil presiden,” katanya.
Mu’ti menambahkan, pemilih yang arif adalah mereka yang bersikap dewasa dalam menentukan pilihan. Menurut dia, mereka juga senantiasa menjaga kesantunan dan saling menghormati walaupun berbeda pilihan. “Pemilih bertanggung jawab adalah mereka yang memilih dengan penuh kesadaran dan idealisme, bukan pragmatisme. Mereka bersikap kesatria menerima apapun konsekuensi pilihannya, termasuk sikap siap menang dan siap kalah,” jelas Mu’ti. [republika]
sigabah.com | gelora.co