Preloader logo

Semarak Literasi, Dr. Tiar: Struktur Masyarakat yang Mengapresiasi Penulis Persis Mesti Diciptakan

BANDUNG (sigabah.com)Dalam rangka menghidupkan kembali literasi di Jamiyyah Persatuan Islam, Pimpinan Cabang Pemuda Persatuan Islam Pameungpeuk bekerja sama dengan sejumlah komunitas literasi menggelar acara Semarak Literasi dengan mengangkat tema “Membaca Sejarah, Merawat Gagasan, Menyambung Peradaban”.

Hari kedua dari acara tersebut, panitia menghadirkan sejumlah pemateri ternama, yaitu Prof. Dr. Dadan Wildan Anas, M. Hum mengungkap tentang “Sejarah Persis di Bandung Selatan”, Dr. Tiar Anwar Bachtiar memaparkan tentang “Genealogi Penulis Persis”, Ustaz Ginanjar Nugraha, M. Sy yang menyampaikan terkait“ Memperjelas Kaderisasi Ulama”, serta Rosihan Fahmi, M. Hum yang memotivasi dengan materi “Membangunkan Monster yang Tidur”.

Dalam pemaparannya, Dr. Tiar Anwar Bachtiar mengungkapkan bahwa dunia literasi di Jamiyyah Persis pada masa A. Hassan sangat marak. Bahkan, kuota cetak suatu tulisan sampai melebihi jumlah anggota Persis pada waktu itu.

“Dulu, majalahnya dicari. Anggota peris hanya 300 tetapi majalahnya dicetak sampai dua ribu, tiga ribu. Berarti kan melebihi anggotanya,” tutur Dr. Tiar di halaman Kantor PC Pameungpeuk, Ahad (17/09/17).

Namun, tambah beliau, saat ini apresiasi terhadap tulisan-tulisan sudah kian rendah. Padahal, tulisan merupakan salah satu di antara prasyarat majunya sebuah peradaban. “Sebab memang dalam sejarah yang namanya tulisan itu adalah prasyarat majunya satu peradaban. Gak ada satu peradaban itu maju tanpa tulisan.”

Dr. Tiar menghimbau, jika hendak menghidupkan kembali tradisi literasi di Persis, sudah seharusnya struktur masyarakat yang mendukung dunia tulis menulis diciptakan.

Selain itu, Rosihan Fahmi, M. Hum menambahkan bahwa saat ini dunia literasi sebaiknya diawali di masjid-masjid. “Jadikan masjid sebagai sumber perubahan,” tegas beliau.

By: Ikhwan Fahmi, jurnalis sigabah.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}