Preloader logo

POTENSI POPULASI SYI’AH JAWA BARAT (Bagian ke-6)

Poros Penggerak Syi’ah di Kab. Bandung: Bandung Utara

Gerakan dan perkembangan Syi’ah di kota dan Kabupaten Bandung tidak lepas dari peran Drs.KH.Muchtar Adam, salah satu di antara 3 tokoh central awal pergerakan Syiah di Bandung melalui perguruan tinggi pada tahun 1980-an.

Pria kelahiran 10 September 1939 di Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan ini pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Al-Quran Babussalam yang di deklarasikan pada 12 Rabiul Awwal 1401 H (18 Januari 1981 M) di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, di atas tanah wakaf seluas 500 m². Setelah 29 tahun, tanah wakaf di Desa Ciburial bertambah menjadi 40.000 m² dan telah memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia.

Ponpes Al-Quran Babussalam ini  bernaung di bawah Yayasan Babussalam sebagai badan hukum dengan akte Notaris Koswara No.6 tanggal 6 Juli 1981.[1]  Saat ini, Yayasan itu diketuai oleh DR. H. Fadlullah M Said, MA, menantu Muchtar Adam yang juga seorang syiah.

Meskipun pada masa awalnya Drs.KH.Muchtar Adam sering bertaqiyah[2] dengan mengelak dari identifikasi sebagai Syiah, namun pada hakikatnya ia tidak dapat mengelak dari identifikasi itu, sebab diakui ataupun tidak dia gencar mempropagandakan fiqh lima madzhab dengan menyelipkan ajaran Syi’ah Imamiyah dengan kedok Jakfari di antara madzhab-madzhab fiqh Ahlus Sunnah yang empat. Dia juga aktif mendukung pendekatan Sunni-Syiah dengan kata-kata manis “menjalin ukhuwah sunni-syiah”. Selain itu, Dia terendus sebagai salah seorang anggota dewan penasehat IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) yang berjumlah 12 orang. Katanya, jumlah 12 itu melambangkan 12 imam Syiah.

Dia juga menandatangani risalah Depok bersama oknum-oknum dari ormas Islam lainnya yang digagas oleh Syiah Indonesia di Depok, 27 Jumadi Al-Tsaniyah 1433 H/ 19 Mei 2012, yang mana risalah itu bertujuan untuk semakin meng”islam”kan Syiah di Indonesia selepas konflik Sampang. Seperti dimuat oleh situs resmi Syiah Ijabi www.majulah-ijabi.org

Pada hari Ahad, 19 Januari 2014, Muchtar Adam menghadiri dan mengisi peringatan Maulid Nabi di Masjid Raya Bandung berdampingan dengan tokoh-tokoh Syiah, Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syura IJABI) dan Hasan Daliel Alaydrus, Ketua Umum ormas Syiah lainnya, Ahlul Bait Indonesia (ABI), yang lagi-lagi mengusung tema persatuan Islam dan ukhuwah islamiyah untuk melegalisasi Syiah yang telah dicap sesat oleh MUI Pusat melalui bukunya: “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”.

Penyebaran buku MUI hingga ke berbagai pelosok daerah itu rupanya membuat gerah para tokoh Syiah,  selain mengadakan acara bedah buku MUI secara sepihak, tanpa melibatkan MUI Pusat sebagai penerbit, mereka juga menerbitkan buku-buku bantahan, antara lain buku dengan judul “Studi Komparatif Buku: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”.

Ustadz Muchtar Adam pun tak mau ketinggalan, dia kembali bertaqiyah, dengan mengadakan acara Bedah Buku atas Buku Panduan MUI “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” pada hari Ahad, 9 Maret 2014, bertempat di pesantren Babusalam, di mana dia dalam manuvernya ini, membawa-bawa nama “Team Fatwa MUI Jawa Barat”.

Hal ini sangat mengecoh kaum muslimin yang awam di Bandung pada umumnya, dan di wilayah Arcamanik pada khususnya. Dalam kesempatan ini Syi’ah berlindung dibalik “risalah Amman” untuk mengecoh kaum muslimin Bandung.

Sungguh menarik modus tipuan syiah yang satu ini, seorang yang berakidah syiah mengadakan bedah buku MUI terkait kesesatan syiah. Ini hanya akal-akalan busuk syiah untuk menipu umat, tujuannya jelas agar audiens yang hadir, yaitu kaum muslimin yang masih awam akan pulang dari acara itu dengan keyakinan bahwa buku panduan MUI itu adalah “ternyata menyesatkan”.

Bukti lain kesyiahannya, di pesantren Babus Salam di Ciburial itu, Islam diperkenalkan kepada santri melalui lintas madzhab dengan memasukkan ajaran Syi’ah sebagai bagian dari Islam. Hal itu dapat diketahui dari beberapa mata pelajaran dan buku pegangan Syiah yang diajarkan: (1) Fiqih Lima Mazhab, karya ulama Syiah Jawwad Mughniyyah, (2) Tafsir al-Mizan, karya ahli tafsir Syiah, ‘Allamah Thaba’thaba’I, (3) 40 hadis, karya Imam Khomeini.

Selain itu, sebagian ustadz  yang mengajar di sana adalah lulusan dari Iran sebagai negara yang secara resmi berakidah Syiah.

Dengan demikian, tampaknya tidak dapat dipungkiri jika pesantren itu terindikasi sebagai basis penyebaran ajaran Syi’ah di kawasan Bandung Utara. Adapun cabang Yayasan Babus Salam di wilayah Indonesia terdapat di daerah sebagai berikut:

  1. Selayar – Sulawesi Selatan

Jl. Poros Bandara H. Aroeppala Passanderang KM. 5 selayar Sulawesi Selatan

  1. Wakatobi – Sulawesi Tenggara

Jl. Merdeka No. 85. Wangiwangi Utara

  1. Muara Labuh – Solok Selatan

Jl. Kiambang Raya 103 Jorong Kp. Nan Limo Kotobaru Solok Selatan – Sumatera Barat

  1. Montasi – Aceh Besar NAD

Jl. Makam Pahlawan No. 84. Peuniti, Banda Aceh – NAD

  1. Meulaboh – Aceh Barat NAD
  2. Alor

Jl. Sam Ratulangi no 16 kel. Mutiara Kec. Teluk Mutiara, Kab Alor. 85819 Nusa tenggara Timur

Keberadaan Muchtar Adam sebagai Anggota Dewan Penasehat Ijabi menunjukkan bahwa Ponpes Al-Quran Babussalam ini berafiliasi dengan ormas Syi’ah IJABI (Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia).

Selain di desa Ciburial, lembaga Syi’ah berdiri pula di desa Padasuka pada kecamatan yang sama. Di desa ini didirikan SMP Plus Al-Mukarramah, yang bernaung di bawah Yayasan Al-Mukarramah. Yayasan itu sendiri sudah berdiri sejak 11 September 1979. Lembaga itu berada di Jalan Pasirhonje No. 248, Desa Padasuka, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung. Saat ini jumlah siswa yang belajar di sana diperkirakan sebanyak 39 orang.

 

Potensi Syiah Bandung Utara

Meskipun keberadaan leading sector atau poros penggerak penyebaran Syi’ah di Bandung utara sudah lama diketahui, namun penyebaran penganutnya belum berhasil dipetakan secara lengkap dalam waktu hampir 10 tahun yang lalu, hingga akhirnya Allah membuka tabir semua itu melalui pencalegan dedengkot Syi’ah, Jalaluddin Rakhmat.

Sebagaimana telah disebutkan pada edisi sebelumnya, bahwa jika dilihat dari data agregat perkecamatan di Kabupaten Bandung, perolehan suara Jalal di Kabupaten Bandung tersebar di 31 kecamatan. Dalam hal ini, kontribusi Kecamatan Cimenyan sebesar 1.687 atau mencapai 1.66 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (101.497 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Cibeunying sebanyak 491 orang dari. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Mekarsaluyu dengan 23 orang.

Kontribusi poros Bandung Utara: Cimenyan dan daerah sekitarnya perolehan suara Jalal tentu saja bukan suatu kebetulan dan tak cukup hanya mengandalkan “dua tangan” Jalal melainkan melibatkan “tangan-tangan” lain, sebagaimana akan dijelaskan pada beberapa edisi selanjutnya.

 

By Tim Sigabah Waspada, sigabah.com

 

[1]Lihat, Profil Yayasan Babussalam Bandung. Bandung: Yayasan Babussalam Bandung. pp.1-5).

[2] Salah seorang ulama kenamaan Syi’ah, Muhamad bin Muhamad bin an-Nu’man al-‘Akbari al-Baghdadi (w. 413 H), yang populer dengan sebutan Syekh al-Mufid, menjelaskan, Taqiyyah adalah menyimpan kebenaran dan menyembunyikan keyakinan, serta merahasiakannya terhadap orang-orang yang tidak seakidah dan tidak minta bantuan mereka dalam hal-hal yang dapat mengakibatkan bahaya, baik dalam urusan agama maupun keduniaan.” (Lihat, Syarh Aqa’id as-Shaduq, hlm. 261).

There are 6 comments
  1. Ovha

    Sayang sekali ini Web isinya hanya fitnah penulisnya pun ahli fitnah, kalau mau bersaing itu yang sportif kalau cuma menyebarkan fitnah namanya pengecut

    • Sigabah Interaksi

      Mohon maaf, sekiranya alangkah baik ketika kita memberi komentar sudah berdasarkan data dan fakta. Karena tulisan ini juga berdasarkan data dan fakta yang ada. Terimakasih atas komentarnya.

    • Usman Ahmad

      Tidak memfitah mba Ovha…
      Maaf..
      Itu kenyataan..
      Mungkin mba ovha tersinggung yaa..
      Kenapa harus menuduh fitnah kepada ustadz sy..
      Beliau mengungkapkan kebenaran..
      Yuuk kita belajar lagi..

      • sahabatsetia

        Bukti kalau anda sdg memfitnah adalah hingga saat ini selama 1400th islam ada tdk ada konsesus ulama dunia yg mnsesatkan syiah….seorg muslim hendaklah wara dan tabayyun aplg masalah sesat mnsesatkan umat yg jmlhnya puluhan juta bukan satu dua org….byngkan jika keliru puluhan juta muslim syiah tlh anda zalimi krn tuduhan anda yg akan pasti dimintapertanggungjawaban ol Allah kelak di ahirat. Dosa menyakiti zalim pd manusia lbh berat dr dosa maksia

        • Sigabah Interaksi

          Terima kasih atas komentarnya. Mungkin perlu dilihat kembali “ribuan” karya dari “ratusan” Ulama dari yang bersifat klasik (arab gundul) sampai kontemporer. Adakah mereka yang me “muslimkan” Syi’ah? Imam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim, dsb semuanya sepakat atas kesesatan Syi’ah. Dan Alhamdulillah, kami siap bertanggung jawab juga dihisab baik di dunia apalagi di akhirat atas segala ilmu yang kami utarakan di sini, dan semoga para pembaca juga siap mempertanggung jawabkan atas “tuduhan fitnah” yang ditujukan pada kami. Terima kasih dan selamat membaca kembali semua makalah kami terkait syi’ah. 🙂

  2. zillan

    Umat syiah dunia adalh muslim…sebelum ada konsesus ulama dunia yg mnyatakan sesat…maka tuduhan anda thdp puluhan jt umat syiah adlh Fitnah dan harus anda pertanggungjawabkan kelak dihdapan Allah….dosa menyakiti zalim thdp manusia itu lbh berat drpd dosa maksiat lainnya

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}