Preloader logo

Pemerintah tambah utang baru Rp 148,2 triliun tiga bulan pertama 2018

(sigabah.com) – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, pemerintah telah menambah utang baru sebesar Rp 148,2 triliun selama tiga bulan pertama 2018. Jumlah tersebut sudah mencapai 37,13 % dari target pembiayaan utang dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 399,2 triliun.

Meski bertambah, dalam rilis APBN bulanan edisi April 2018 yang dikutip Kontan.co.id, Senin (16/4), realisasi pembiayaan utang hingga Maret 2018 yang Rp 148,22 triliun itu lebih rendah 21,13% dari periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 187,9 triliun.

“Namun Rp 148,22 triliun ini dibandingkan dari tahun lalu, kita mengalami penurunan -21,13%. Ini tandanya kami menjaga utang tidak ugal-ugalan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kemkeu, Jakarta, Senin (16/4).

Ia mengatakan, pemerintah bakal menerapkan strategi pembiayaan melalui utang secara hati-hati. “Dengan memanfaatkan kenaikan rating dari Moody’s, diharapkan basis investor makin luas dan ketahanan pasar keuangan dalam negeri semakin kuat dan menciptakan demand surat berharga negara (SBN) lebih banyak yang berdampak pada penurunan biaya utang,” ucapnya.

Kemkeu juga mengasumsikan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Maret 2018 mencapai Rp 13.891,15 triliun. Dengan asumsi tersebut, pemerintah optimistis terhadap perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh semakin baik pada tahun 2018.

Adapun berdasarkan asumsi PDB itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB per akhir Maret 2018 masih terjaga di level aman, yakni 29,78%. dengan jumlah utang sebesar Rp 4.136,39.

“Meningkatnya rasio utang terhadap PDB dibandingkan dengan akhir Februari lalu lebih disebabkan oleh strategi front loading pembiayaan APBN,” ujarnya.

sigabah.com | kontan.id

There is 1 comment
  1. Kenapa hutang Indonesia sangat banyak?

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}