Preloader logo

MAHKOTA SUNNAH (01): SHAHIH AL-BUKHARI (Bagian Ke-21)

 Distribusi Shahih Al-Bukhari (03)

Salinan autograf (naskah asli tulisan) Shahih al-Bukhari versi 9 murid al-Firabri—sebagaimana telah ditampilkan pada beberapa edisi yang lalu—beredar secara meluas melalui “jalur distribusi” para muridnya sebagai “tangan ke-4”.  Pada edisi sebelumnya telah ditampilkan perkembangan “jalur distribusi” melalui 5 murid al-Firabri.  Sementara pada edisi ini menampilkan 4 “jalur distribusi” murid al-Firabri lainnya.

 

Keenam, naskah versi al-Sakan (Murid al-Firabri VI)

Diterima oleh muridnya bernama Abullah bin Muhamad bin Asad al-Juhani (berasal  dari Thulaithilah[1], lahir 310 H/922 M dan wafat pada 395 H/1004 M[2]) Ia belajar Shahih al-Bukhari dari al-Sakan pada tahun 343 H/954 M.[3]

Dari al-Juhani diterima oleh dua orang, yaitu:

[1] Abu Umar Ahmad bin Muhamad bin Yahya bin al-Hidza al-Qurthubi (berasal  dari Qurthubah[4], wafat pada 467 H/1074 M[5]). Ia belajar Shahih al-Bukhari dari al-Juhani pada tahun 395 H/1004 M[6])

[2] Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhamad bin Abd al-Barr al-Qurthubi (berasal  dari Qurthubah, lahir pada 368 H/978 M dan wafat pada 463 H/1070 M[7])

Dari kedua orang itu diterima oleh Abu Ali al-Husain bin Muhamad al-Andalusi (berasal  dari Andalus, lahir pada 427 H/1035 M dan wafat pada 498 H/1104 M[8]). Darinya, diterima oleh Abullah bin Muhamad al-Bahili.

Darinya, diterima oleh Abdullah bin Abdurrahman bin Yahya al-Dibaji (berasal  dari Iskandariah-Mesir, wafat pada  572 H/1176 M[9]). Darinya, diterima oleh Jafar bin Ali al-Hamdzani al-Iskandari (berasal dari Iskandariah, lahir pada 546 H/1151 M dan wafat pada 636 H/1238 M[10]). Darinya, diterima oleh Yahya bin Muhamad bin Sa’ad al-Maqdisi (berasal  dari Yerusalem, lahir pada 631 H/1233 M dan wafat pada 721 H/1321 m[11]); Darinya, diterima oleh Muhamad bin Ahmad bin Ali bin Abdul Aziz (lahir pada 709 H/1309 M dan wafat pada  797 H/1394 M[12]).

 

Ketujuh, naskah versi al-Marwuzi (Murid al-Firabri VII)

Darinya, diterima oleh tiga muridnya, yaitu:

[1] Abu Muhamad Abdullah bin Ibrahim al-Ashili (berasal  dari Ashilah[13], wafat pada 392 H/1001 M[14]); dari dia diterima oleh Abu Syakir Abd al-Wahid bin Muhamad bin Wahb/Mauhab (berasal  dari Qordoba-Spanyol, lahir pada 377 H/987 M dan wafat pada 456 H/1063 M[15]); dari dia diterima oleh al-Jayani dan seterusnya, sama dengan jalur [f]. [2] di atas.

[2] Abu al-Hasan Ali bin Muhamad al-Qabisi (berasal  dari Maghrib/Maroko, lahir pada 324 H/935 M dan wafat pada 403 H/1012 M[16]); dari dia diterima oleh Hatim bin Muhamad al-Tharabulisi (berasal  dari Tharabulus,[17] lahir 378 H/988 M dan wafat pada 469 H/1076 M).

Darinya diterima oleh dua orang, yaitu:

  • Abd al-Wahid dan seterusnya, sama dengan jalur ketujuh (naskah versi al-Marwuzi) di atas.
  • Abdurrahman bin Muhamad bin Giyats; dari dia diterima oleh Khalaf bin Abd al-Malik bin Mas’ud bin Basykawal (berasal dari Cordoba, lahir pada 493 H/1099 M dan wafat pada 576 H/1180 M[18]); dari dia diterima oleh al-Hamdani dan seterusnya, sama dengan jalur [b].[1] di atas.

[3] Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad al-Ashbahani (berasal  dari Asbahan-Iran, lahir pada 336 H/947 M dan wafat pada 430 H/1038 M[19]); dari dia diterima oleh Abu Ali al-Hasan bin Ahmad bin al-Hasan al-Hadad al-Asbahani (berasal  dari Asbahan, wafat 515 H/1121 M[20]); dari dia diterima oleh Muhamad bin Abu Bakar Ad-Damli al-Madini; dari dia diterima oleh Muhamad bin Abd al-Hadi bin Yusuf al-Maqdisi (berasal  dari Palestina, wafat pada 658 H/1259 M[21]); dari dia diterima oleh Sulaiman bin Hamzah bin Abu Umar (berasal  dari Palestina, lahir pada 628 H/1230 M dan wafat pada 715 H/1315 M); dari dia diterima oleh Ali bin Muhamad bin Muhamad ad-Dimasyqi (berasal  dari Palestina, lahir pada 707 H/1307 M dan wafat pada 800 H/1397 M[22]).

 

Kedelapan, naskah versi al-Jurjani (Murid al-Firabri VIII)

beredar melalui dua orang, yaitu:

[1] Al-Qabishi dan seterusnya sama dengan jalur ketujuh (naskah versi al-Marwuzi) di atas.

[2] Al-Asbahani dan seterusnya sama dengan jalur ketujuh di atas.

 

Kesembilan, naskah versi al-Kusyani (Murid al-Firabri IX)

Beredar melalui Abu al-Abas Ja’far bin Muhamad al-Mustaghfiri al-Nasafi (berasal darian Nasaf[23], lahir pada 350 H/961 M dan wafat pada 432 H/1040 M[24]). Darinya, diterima oleh al-Hadad dan seterusnya sama dengan jalur ketujuh di atas.

Berbagai jalur periwayatan di atas menunjukkan bahwa paling sedikit sembilan orang murid al-Firabri sebagai “tangan ketiga” dilaporkan meriwayatkan autograf Shahih al-Bukhari versi al-Firabri, dengan perincian sebagai berikut:

  • 1 orang berasal dari Bukhara (Uzbekistan).
  • 1 orang berasal dari Balkh (Afganistan).
  • 2 orang berasal dari Marwurudzi (wilayah Khurasan-Iran).
  • 1 orang berasal dari Kusymihan (Mary-Turkmenistan).
  • 1 orang berasal dari Serakhs (Turkmenistan).
  • 1 orang berasal dari Baghdad (Irak).
  • 1 orang berasal dari Jurjan (Gorgan-Iran).
  • 1 orang berasal dari Kusyaniah (Samarkand-Uzbekistan).

Ada sebelas orang sebagai “tangan keempat” yang meriwayatkan salinan autograf versi al-Firabri dari para murid al-Firabri, dengan perincian sebagai berikut:

  • 1 orang berasal dari Hamdan (Iran),
  • 1 orang berasal dari Herat (Afganistan),
  • 1 orang berasal dari Mary (Turkmenistan),
  • 1 orang berasal dari Marwurudzi (wilayah Khurasan-Iran),
  • 1 orang berasal dari Khurasan (Iran),
  • 1 orang berasal dari Thulaithilah (wilayah Andalusia-Spanyol),
  • 1 orang berasal dari Ashilah (Maroko),
  • 1 orang berasal dari Magrib (Maroko), 1 orang berasal dari Nasaf (daerah antara Uzbekistan dan Turkmenistan),
  • 2 orang tidak teridentifikasi daerah asalnya.

Ada 8 orang sebagai “tangan kelima” yang meriwayatkan salinan autograf versi al-Firabri dari “tangan keempat”, serta ada 18 orang sebagai “tangan keenam” yang meriwayatkan salinan autograf versi al-Firabri dari  “tangan kelima”.

Jalur distribusi di atas menggambarkan secara jelas betapa penyebarluasan salinan autograf versi al-Firabri mengalami peningkatan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan betapa salinan autograf versi itu menjadi terkenal secara luas di berbagai tempat dan negara berbeda, yaitu Uzbekistan, Afganistan, Iran, Irak, Turkmenistan, Maroko, dan Spanyol, serta dalam perjalanannya yang disampaikan berbagai generasi itu terjadi varian teks, sehingga salinan autograf (naskah asli tulisan) versi al-Firabri berkembang menjadi beberapa versi.

By Amin Muchtar, sigabah.com

 

[1]Kota di Andalusia (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit.,  II: 77), dan sekarang menjadi salah satu wilayah di Spanyol.

[2]Lihat, Al-Dzahabi, op.cit., XXIII:137

[3]Lihat, Al-Dzahabi, loc.cit.

[4]Kota di wilayah Andalusia (lihat, Ibn al-Atsir, op.cit., II:205). Sekarang masuk wilayah Spanyol dengan nama Cordoba.

[5]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:370.

[6]Lihat, Al-Dzahabi. Loc.cit.

[7]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 431-432; Al-Dzahabi, op.cit., juz III, hal. 1127; Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 314.

[8]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 450-451; Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1233-1235; Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 408.

[9]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 231; Dr. Said, op.cit., I:443.

[10]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 185; Dr. Said, op.cit., I:382.

[11]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 56; Dr. Said, op.cit., I:565.

[12]Lihat, Dr. Said, op.cit., I:607

[13]Kota di sebelah barat Thanjah Maroko (Lihat, Abu Bakar Kafi, Manhaj al-Imam al-Bukhari fi Tashhih al-Ahadits wa Ta’liliha, Dar Ibn Hazm, t.t. hal. 51) Orang Eropa menyebutnya Tanger (Lihat, International Word Atlas, op.cit. hal. 50)

[14]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit. hal. 406; Al-Dzahabi, op.cit. juz III, hal. 1024; Ibn al-Amad, op.cit. juz III, hal. 140.

[15]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 299; Dr. Said, op.cit., I:457-458.

[16]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 419; Al-Dzahabi, op.cit. juz III, hal. 1079.

[17]Kota pelabuhan di Libanon Selatan, disebut pula Tripoli.

[18]Lihat,  Al-Suyuthi, op.cit., hal. 479; Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1339; Ibn al-Amad, op.cit., juz IV, hal. 261; Dr. Yusuf, op.cit., II:36

[19]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 423; Al-Dzahabi, op.cit. juz III, hal. 1092; Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 245.

[20]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 56; Dr. Said, op.cit., I:565.

[21]Lihat, Al-Dzahabi, op.cit., juz IV, hal. 1441; Ibn al-Amad, op.cit., juz V, hal. 295; Dr. Said, op.cit., I:525.

[22]Lihat, Ibn al-Amad, op.cit., juz VI, hal. 365; Dr. Said, op.cit., I:476-477.

[23]Lihat, No. 266

[24]Lihat, Al-Suyuthi, op.cit., hal. 424; Al-Dzahabi, op.cit., juz III, hal. 1102; Ibn al-Amad, op.cit., juz III, hal. 249

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}