Preloader logo

KONSEP TUHAN: MAKNA DAN DEFINISI

Kira-kira apa yang terbayang sama kita waktu disebut kata “Tuhan”? darimana asal-usul kata “Tuhan”? Gimana konsep Tuhan dalam pandangan Islam? Itulah beberapa poin yang bakal dibahas dalam konsep Tuhan ini.

Pertama-tama kita mulai dulu dari definisi Tuhan. Karena segala sesuatu harus berangkat dari definisi. Tuhan, dalam Bahasa arab disebut Ilah, yang artinya “yang disembah”. Dari definisi sederhana itu, bisa kita ketahui bahwa apapun: yang disebut, disembah, atau diagungkan sama manusia, maka itulah yang disebut “Tuhan”.

Sementara menurut pendapat Muhammad Imaduddin Abdulrahim atau yang lebih akrab disapa Bang Imad, “Tuhan ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (di dominasi) olehnya (sesuatu itu)”.

Sebuah definisi yang menarik. Jadi kalau hidup kita udah di dominasi sama sesuatu, menurut bang Imad ya itulah kita udah menuhankan sesuatu.

“Sesuatu” itu berarti nanti bisa (si)apapun, bahkan hawa nafsu kita sendiri. Seperti yang  disinggung dalam surat Al-Furqon ayat 43, gimana Allah udah nyebutin bahwa bukan cuma sesuatu yang “nyata” yang disembah (misalnya patung), melainkan juga hawa nafsu kita sendiri  bisa dijadikan Tuhan. Ketika sesuatu itu emang udah bener-bener mendominasi hidup dan diri kita.

Tapi mungkin, orang bakal menyangkal. Emangnya ada orang yang nyembah hawa nafsunya? kalau yang dimaksud “sembah” itu adalah ruku atau sujud, ya mungkin engga ada. Tapi ternyata, ilah punya spektrum yang luas. Yang dimaksud sembah ini bukan cuma soal ruku atau sujud, tetapi ketika sesuatu itu udah di kultuskan, maka itulah yang disebut ilah.

Contohnya tuh kayak gini. Beberapa taun yang lalu mungkin masih pada inget tentang fenomena “batu akik” di Indonesia ini? Dari fenomena ini, ada satu hal yang menarik buat kita diskusiin. Kira-kira, batu akik bisa jadi Tuhan gak? Ada enggak, orang yang menuhankan batu akik?

Buat cari jawabannya, kita coba buat analogi atau perumpamaan, batu akik sama handphone misalnya. Kalau kita keluar rumah terus ketinggalan handphone gimana rasanya? Ada perasaan ga enak yah? Takutnya kan nanti ada yang telepon atau sms. Apalagi kalau kita pebisnis, khawatir kalau kita udah ngelewatin kesempatan buat dapet keuntungan. Kalau kita punya perasaan kayak gitu, mungkin wajar. Karena logis. Alesannya jelas. Nah sekarang, gimana kalau batu akik yang ketinggalan itu? Apa kita khawatir juga? jangan-jangan kita bakal celaka? jangan-jangan kita bakal rugi? Kalau kita punya perasaan kayak gitu, alesannya kenapa? Apa logis? Engga kan? Nah di konteks ini, sadar atau engga, kita mungkin telah menuhankan batu akik. Sebab alesannya ga logis. Percaya sama kekuatan atau kekuasaan selain dari Allah… Itu yang pertama.

Contoh yang kedua; buat yang hobby nonton drama atau sinetron nih… Kita kadang engga sadar, karena saking seriusnya ngikutin alur cerita, sampe-sampe kita engga sadar udah tiba waktu adzan. Terus nyeloteh“kenapa udah adzan isya lagi, padahal perasaan baru aja adzan magrib” kita malah ngerasa keganggu sama adanya adzan yang merupakan panggilan dari Allah. Itu hati-hati, jangan-jangan kita udah menuhankan kesukaan?

Contoh terakhir, kita bisa berkaca dari para supporter sepakbola. Waktu ada pertandingan, kita liat antusias mereka tinggi banget. Meskipun pertandingan baru mulai jam 7 malem, mereka udah hadir di stadion jauh sebelum waktu pertandingan. Pertanyaannya kan, kapan mereka sholat dzuhur, ashar, dan seterusnya? kalau kelewat, berarti kan mereka menganggap pertandingan bola jauh lebih penting ketimbang sholat?

Itulah sedikit mengenai makna dan definisi soal Tuhan, soal Ilah. Ternyata meskipun hati kita mengatakan kita menyembah Tuhan yang satu, tapi terkadang dalam aktivitas keseharian, kita juga (mungkin) menuhankan yang lain. Menuhankan hobby, menuhankan hawa nafsu, dan hal-hal lain yang seringkali kita engga sadar.  Kalau hobby kita mengalahkan kewajiban kita, di sanalah barangkali ada yang salah dengan konsep Tuhan kita. yuk! Kita instropeksi diri masing-masing 🙂

Di pembahasan soal konsep Tuhan ini, kita buat 2 bagian… nah buat bagian pertama ini, kita berhenti dulu sampe disini. Buat asal-usul kata Tuhan dan bagaimana konsep Tuhan dalam pandangan Islam, bakal dibahas di tulisan berikutnya….. see ya!

By Azmi Fathul Umam

Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta

There is 1 comment
  1. Sangat menarik pembahasanya ….
    Mudah-mudahan Allah selalu memberikan Hidayah kepada kita semua, agar kita lebih bisa mementingkan Urusa-urusan Ibadah kepada Allah, dibandingkan dengan hobi atau hawa nafsu kita..

    Ditunggu Ustadz Pembahasan selanjutnya…

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}