Preloader logo

KONSEP MANUSIA : ELEMEN QALBU

Masih ngebahas soal konsep manusia, kali ini kita bakalan bahas salah satu elemen paling penting dari diri kita, yaitu Qalbu. Menurut ar-Raghib al-Asfahani, Qalbu itu artinya sesuatu yang bolak-balik. Kenapa? Soalnya  manusia itu punya 2 elemen di dalam Qalbu, yaitu elemen rasa dan elemen rasio.

Pertama, Elemen rasa

Menurut al-Asfahani, di dalam qalbu itu yang pertama ada yang namanya elemen rasa; emosi. Makanya hati kita bukan cuma punya fungsi biologis, tapi juga punya kepekaan, keberanian, kelapangan, dan sebagainya.

Mungkin temen-temen pernah denger nasehat orang tua ke anaknya kalau mau pergi merantau, entah lanjutin pendidikan atau juga nyari kerja. “Hati-hati di jalan, jaga diri baik-baik di sana. Ibu doakan supaya kamu besar hati ya” kalau bahasa sundanya itu “sing gede hate”. Hati itu kan salah satu organ tubuh yang ada dalam tubuh, tapi itu do’a nya “semoga kamu besar hati” Maksudnya biar organ hati kita membesar? jadi bengkak? Wah… bahaya dong?

Tapi bukan gitu maksudnya…. maksudnya tuh do’ain supaya di dalam menghadapi cobaan hidup, supaya hati kita dilapangkan, menjadi lebih ikhlas, lebih sabar, lebih kuat. Inilah yang bikin beda manusia sama makhluk lainnya kayak hewan atau tumbuhan. Organ hati semua punya, tapi elemen rasa cuma manusia yang punya.

Di qalbu ini juga ada emosi. Makannya kalau ada orang yang misalnya diejek, dihina, dicaci maki yang dia rasa sakit itu apa? Tangan atau hati? Hati kan? “Duh, saya sakit hati sama si Polan”. Tapi kan kalau kita bongkar fisik orang itu, organ hatinya mah engga apa-apa, masih normal. Sakit hati tadi itu cuma istilah, buat ngegambarin bahwa salah satu elemen qalbu yaitu rasa kita tersakiti. Tapi uniknya, efek yang hadir jadi ke seluruh tubuh. Padahal hati yang sakit, tapi kepala jadi ikut pusing, makan jadi enggak enak, badan jadi lemas, engga semangat dalam menjalani aktivitas, dan seterusnya. Itulah elemen rasa.

Kedua, Elemen rasio

Yang kedua, didalam hati manusia itu ada yang namanya elemen rasio; akal. Loh kok di hati sih? Bukannya akal itu ada dikepala yah? Gini-gini…. kalau akal yang ada dikepala itu cuma nerima. Tapi proses pengolahannya, menjadi sebuah pengetahuan, jadi sebuah ilmu yang paripurna itu di qalbu. Makanya kalau kita perhatikan surat Al-A’raf ayat 179: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)….”  mereka punya qalbu, tapi engga faham. Ilmunya cuma sampe di kepala, tapi engga meresap di jiwa. Makannya seorang ulama yang bener-bener faqih (paham) dan bukan itu keliatan waktu dia buat fatwa. Kalau yang sungguhan itu, sangat memperhatikan dan memikirkan, bisa engga orang melaksanakannya. Salah satu contoh yang paling sempurna adalah Rasulullah saw. beliau itu seorang yang sangat bijaksana waktu memberikan fatwa.

Ada sebuah cerita, pada suatu hari datang seorang pemuda kepada Rasulullah, dia minta izin buat berzina. Para sahabat yang kebetulan ada waktu itu, marah bukan main. Datang kepada Rasul cuma buat nanyain hal kayak gitu (mungkin kita juga bakal bersikap sama, bahkan lebih) Tapi Rasul sangat bijak dalam mengendalikan situasi, beliau menyuruh sahabat untuk tenang, dan kepada pemuda itu, Rasul bertanya lagi: kurang lebih seperti ini percakapannya. Rasul: “Coba ulangi lagi pertanyaanmu?” Pemuda: “Iya, saya minta izin buat berzina.” Rasul: “begini saya minta perenungan kamu. Apakah kamu, punya saudara perempuan?”Pemuda: “Iya punya.” Rasul: “Apa yang akan kamu lakukan jika ada laki-laki yang menzinahi saudara perempuanmu?” Pemuda: “Ya tentu saya hajar.” Rasul: “Nah sama, orang lain juga akan melakukan itu. Kamu punya anak perempuan?” Pemuda: “Punya.” Rasul: “Bagaimana kalau anak perempuanmu dizinahi?” Pemuda: “Saya akan bunuh orang itu.” Rasul: “Sama, ayah dari perempuan yang hendak kau zinahi itu juga nanti akan membunuhmu! kamu punya ibu?” Pemuda:  “Ya jelaslah punya.” Rasul: “Bagaimana kalau yang kau zinahi itu punya anak seperti engkau?” Pemuda: “…”

Pemuda itu terdiam. Bergetar emosi nya, setelah percakapan dengan Rasul itu. Rasul tidak melarang dengan marah, tapi dengan analogi, psikisnya yang di main kan, nah itu qalbu.

By Azmi Fathul Umam
Editor: Amin Muchtar, sigabah.com/beta

There are 2 comments
  1. Elemen itu sebuah gabungan ya?

    • Sigabah Interaksi

      Terimakasih atas komentarnya. Sebagaimana disebutkan, bahwa satu Elemen dalam diri manusia yaitu Qalbu, terdiri atas dua elemen yang tergabung di dalamnya, yaitu Rasa dan rasio.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}