Preloader logo

Istana Bagi-Bagi Sembako, Geprindo Sebut Bentuk Kepanikan Jokowi

Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) Bastian P Simanjuntak menilai, bagi-bagi sembako yang dilakukan Istana merupakan tanda kepanikan dan kekalahan Joko Widodo.

Hal itu diutarakan Bastian karena bagi-bagi sembako kembali terjadi pada Sabtu malam (2/6/2018).

“Kegiatan itu kami dapati  dikawasan Jakarta Utara, salah satunya RW 04 Kelurahan Ancol Kecamatan Pademangan. Padahal, Bawaslu pernah menyampaikan agar Jokowi menghentikan kegiatan bagi sembako ke daerah-daerah karena mengarah pada kampanye,” kata Bastian dalam siaran persnya, Minggu (3/6/2018)

“Tindakan tidak terpuji tersebut semakin membuktikan kepanikan luar biasa dari istana menghadapi pilpres. Bayang-bayang kekalahan semakin nyata sehingga teguran Bawaslu pun diabaikan. Tindakan yang tentunya menciderai semangat demokrasi sekaligus sangat memalukan karena dilakukan oleh pemimpin yang mengkampanyekan revolusi mental,” ujarnya..

Untuk itu, imbuh dia, Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) mengecam pembagian sembako dengan embel-embel istana. Jokowi harusnya malu karena pembagian sembako menunjukkan kegagalannya dalam mengatasi kemiskinan.

“Jokowi sebaiknya menggunakan cara jujur dalam berkompetisi, fokus saja menepati janji-janjinya dimasa lalu. Jika merasa gagal dan tidak bakal dipilih lagi sebaiknya Jokowi mundur, tak perlu menyuap rakyat dengan sembako,” katanya.

Ia mengingatkan kembali hal serupa pembagian sembako pernah dilakukan oleh cagub DKI Ahok pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Saat itu Ahok juga membagikan sembako agar dipilih dalam pilkada DKI Jakarta, faktanya Ahok malah kalah.

Ia pun mendesak agar Bawaslu dan jajaran seperti panwas agar menghentikan kegiatan yang cenderung mencuri start kampanye.

“Harus ada tindakan tegas dari Bawaslu dan jajarannya, siapapun pelakunya harus diberi sanksi. Indonesia adalah negara hukum, semua sama dihadapan hukum walaupun sering beda dihadapan hakim,” tuturnya.(yn)

sigabah.com | terpongsenayan.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}