Preloader logo

FATWA DEWAN HISBAH (8): AKAD NIKAH DIWAKILKAN

BANDUNG (sigabah.com)—Hari kedua (Kamis, 29/12/16) Sidang Dewan Hisbah Lengkap ke-1 masa jihad 2015-2020 tinggal lima masalah lagi yang belum disidangkan. Permasalahan tersebut antara lain:

  1. Hukum Akad Nikah Diwakilkan
  2. Mengakhirkan Umrah Karena Sakit pada Haji Tamattu
  3. Sahkah Khulu’ dengan Cara Mengembalikan Maskawin kepada Keluarga Suami tanpa Sepengetahuan Suami
  4. Mandi Haji sebelum Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
  5. Pengobatan Jarak Jauh

Sidang pertama pada hari kedua ini dimulai pada pukul 08.10 WIB. Masalah yang dibahas adalah Hukum Akad Nikah Diwakilkan dengan pemakalah KH. Dr. Jeje Jaenudin, M.Ag yang dimoderatori oleh KH. Dr. Nashruddin Syarief, M.Ag.

Dr. Jeje Jaenudin, M.Ag kemudian memaparkan makalah setelah dipersilahkan oleh KH. Dr. Nashruddin Syarief, M.Ag selaku moderator. Beliau memaparkan pokok-pokok persoalan terkait Hukum Akad Nikah Diwakilkan tersebut. Pertama, pengertian perkawinan. Perkawinan menurut syara’ adalah akad yang mencakup penghalalan bersenang-senang dengan wanita, dengan berjima’, bergaul, mencium, berpelukan dan lainnya, apabila wanita itu bukan yang diharamkan dinikahi karena nasab, susuan, ataupun perbesanan.

Kedua, rukun dan syarat perkawinan. Menurut beliau, al-Qur’an dan hadis tidak mengungkapkan rukun dan syarat secara eksplisit. Namun, jika diperdalam, dapat dipahami bahwa perkawinan hanya bisa dilangsungkan apabila terpenuhi beberapa unsur, yaitu sepasang calon pengantin (laki-laki dan perempuan), baligh dan mampu untuk menikah, sehat dan normal jiwanya, mahar, tidak menikahi calon pasangan yang diharamkan, melalui proses khitbah, dan disaksikan oleh orang-orang muslim terpercaya.

Selain itu, beliau menambahkan aspek rukun dari aturan negara pada pasal 14 Kompilasi Hukum Islam yang meliputi calon suami, calon istri, wali nikah, dua orang saksi, serta ijab dan kabul.

Ketiga, mewakilkan akad nikah. Dalam hal ini, KH. Dr. Jeje Jaenudin, M.Ag menyertakan sebuah hadis dari Abu Daud, Imam Ahmad, dan al-Nasai yang menyebutkan Rasulullah dinikahkan kepada Ummu Habibah oleh Raja Najasyi, sedangkan Ummu Habibah masih berada di Habasyah. Ia dipinang dan dinikahi oleh Rasulullah dengan mewakilkan akad nikahnya kepada Amr bin Umayyah al-Dhamry.

Sebelum hak bicara diberikan kepada moderator, KH. Dr. Jeje Jaenudin, M.Ag menyampaikan kesimpulan sementara, bahwa akad perkawinan yang dilaksanakan secara perwakilan adalah boleh dan sah selama terpenuhi syarat-syarat akad perwakilannya, baik dari pihak wali pengantin wanita, pihak pengantin pria, maupun kedua belah pihak.

Kemudian KH. Dr. Nashruddin Syarief, M.Ag memberikan kesempatan kepada para anggota Dewan Hisbah untuk memberikan tanggapan dan pendapat terkait permasalahan tersebut. Alhasil, sidang Dewan Hisbah tentang Hukum Akad Nikah Diwakilkan melahirkan dua poin istinbath, yaitu:

  1. Ikrar ijab qabul nikah boleh diwakilkan.
  2. Syarat penerima wakalah adalah muslim, aqil baligh, amanah disertai bukti tertulis atau saksi.

By: Ikhwan Fahmi, Jurnalis sigabah.com

 

Adapun lampiran keputusan Dewan Hisbah tentang Hukum Akad Nikah Diwakilkan sebagai berikut:

KEPUTUSAN DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

No. 016 Tahun 1438 H. / 2016 M.

Tentang:

AKAD NIKAH DIWAKILKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Dewan Hisbah Persatuan Islam Pada Sidang Lengkap, di gedung H2QM Pesantren Persis Ciganitri, Kabupaten Bandung tanggal 28-29 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 28-29 Desember 2016 M setelah:

MENIMBANG:

  1. Fenomena terjadinya akad nikah diwakilkan di masyarakat,
  2. Rukun nikah terdiri dari kedua mempelai, wali ijab, dua orang saksi dan akad nikah
  3. Akad nikah terdiri dari ijab dan qabul
  4. Dewan Hisbah berkewajiban untuk menjawab persoalan tersebut sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah

MENGINGAT:

1. Al-Quran

….فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ … -سورة النساء: 3.-

“Maka kawinilah siapa yang kamu sukai dari kalangan perempuan-perempuan…” (QS. An Nisa : 3)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ…… – سورة المائدة : 1.-

“Wahai orang-orang beriman, tunaikanlah akad-akad kalin!” (QS. Al Maidah: 1).

2. Hadis

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « الصُّلْحُ جَائِزٌ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ ». زَادَ أَحْمَدُ « إِلاَّ صُلْحًا أَحَلَّ حَرَامًا أَوْ حَرَّمَ حَلاَلاً ». وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ ».

Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perjanjian damai diperbolehkan di antara orang-orang Muslim.” Ahmad menambahkan, “kecuali perjanjian damai yang menghalalkan sesuatu yang haram atau mengharamkan yang halal.” Sedangkan Sulaiman bin Daud menambahkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang-orang Muslim terikat di atas syarat-syarat mereka.” (H.r. Abu Daud)

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أَنَّهَا كَانَتْ عِنْدَ ابْنِ جَحْشٍ فَهَلَكَ عَنْهَا وَكَانَ فِيمَنْ هَاجَرَ إِلَى أَرْضِ الْحَبَشَةِ فَزَوَّجَهَا النَّجَاشِيُّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ عِنْدَهُمْ

Dari Ummu Habibah sesungguhnya beliau dahulu adalah istrinya Ubaidilah bin Jahsy, kemudian ia meninggal ketika ia di antara orang yang hijrah ke Habasyah, kemudian Raja Najasyi menikahkan Ummu Habibah kepada Rasulullah, padahal Ummu Habibah masih bersama mereka (di Habasyah)” (H.r. Abu Daud, Ahmad dan An-Nasai)

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِرَجُلٍ أَتَرْضَى أَنْ أُزَوِّجَكَ فُلانَةَ قَالَ نَعَمْ وَقَالَ لِلْمَرْأَةِ أَتَرْضَيْنَ أَنْ أُزَوِّجَكِ فُلاَنًا قَالَتْ نَعَمْ فَزَوَّجَ أَحَدَهُمَا صَاحِبَهُ فَدَخَلَ بِهَا الرَّجُلُ وَلَمْ يَفْرِضْ لَهَا صَدَاقًا وَلَمْ يُعْطِهَا شَيْئًا وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ الْحُدَيْبِيَةَ وَكَانَ مَنْ شَهِدَ الْحُدَيْبِيَةَ لَهُ سَهْمٌ بِخَيْبَرَ فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَوَّجَنِي فُلاَنَةَ وَلَمْ أَفْرِضْ لَهَا صَدَاقًا وَلَمْ أُعْطِهَا شَيْئًا وَإِنِّي أُشْهِدُكُمْ أَنِّي أَعْطَيْتُهَا مِنْ صَدَاقِهَا سَهْمِي بِخَيْبَرَ فَأَخَذَتْ سَهْمًا فَبَاعَتْهُ بِمِائَةِ أَلْفٍ . – رواه ابو داود-

Dari Uqbah bin Amir sesungguhnya Nabi SAW berkata kepada seorang laki-laki, “Apakah kamu ridha aku kawinkan dengan si Fulanah?”. Laki-laki itu menjawab, “Ya!”. Dan Nabi bersabda kepada perempuan itu, “Apakah kamu ridha aku kawinkan kamu dengan si Fulan?”. Wanita itu berkata, “Ya!”. Maka Rasulullahpun mengawinkan keduanya. Laki-laki itu menggauli istrinya padahal tidak menentukan maharnya  dan belum memberikan apapun kepadanya. Lelaki itu seorang dari yang ikut perang Hudaibiyah, dan orang yang ikut Hudaibiyah diberi bagian ghanimah di Khaibar. Ketika lelaki itu akan meninggal ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah mengawinkan aku kepada seorang wanita dan aku belum menetapkan baginya maskawin dan belum memberikan sesuatu apapun, dan sesungguhnya aku minta kesaksian kepada kalian bahwa aku memberikan kepadanya bagian ku di Khaibar sebagai maskawin. Kemudian perempuan itu mengambil maskawinnya dan menjualnya seharga seratus ribu. (H.r. Abu Daud)

عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْلِنُوا النِّكَاحَ. رواه احمد

Dari Amir bin Abdullah bin Az-Zubair dari ayahnya, bahwan Nabi saw. bersabda, “Beritahukanlah pernikahan.” (H.r. Ahmad)

MEMPERHATIKAN:

  1. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP.Persis KH. Aceng Zakaria yang menyarankan segera diputuskan masalah hukum tentang ‘Akad Nikah Diwakilkan’, dan untuk segera disosialisasikan.
  2. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.Muhammad Romli.
  3. Pemaparan dan pembahasan makalah tentang ‘Akad Nikah Diwakilkan’ yang disampaikan oleh KH Dr. Jeje Zaenuddin, M.Ag.
  4. Pandangan dan pengujian para peserta sidang tentang dalil, wajh al-dilalah, metode istinbat dan keismpulan hukum makalah ‘Akad Nikah Diwakilkan’.

Atas dasar semua konsideran di atas, maka dengan bertawakal kepada Allah, Dewan Hisbah Persatuan Islam

MENGISTINBATH:

  1. Ikrar ijab qabul nikah boleh diwakilkan
  2. Syarat penerima wakalah adalah muslim, aqil baligh, amanah disertai bukti tertulis atau saksi

Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan  makalah terlampir

الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين

Bandung, 29 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 29 Desember 2016 M.

                 DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

              Ketua,                                                                                              Sekretaris,

MUHAMMAD ROMLI                                                                       KH.ZAE NANDANG

NIAT : 01.02.08301.094                                                                   NIAT :01.02.13511.018

 

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}