Preloader logo

BERULAH LAGI, SAATNYA KAPOLRI PENUHI JANJI

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri sudah menetapkan Ahok sebagai tersangka. Meski begitu Ahok tidak ditahan. Karena itu, banyak pihak mempertanyakan sikap profesionalitas dan netralitas Polri dalam menangani kasus hukum.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mempertanyakan sikap Bareskrim Polri yang memperlakukan berbeda antara empat aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok.

“Saya bilang, Ahok tak harus ditahan, tapi agar adil empat anak HMI yang juga tersangka tak perlu ditahan,” ujar Mahfud dalam akun Twitter  @mohmahfudmd, Kamis (17/11/2016).

Menurutnya, empat aktivis HMI dan Ahok memiliki kesamaan dalam proses hukum yang ditangani Bareskrim Mabes Polri. Ahok dan empat aktivis HMI itu, kata dia sama-sama berstatus tersangka, dikutip dari sindonews.com

Alasan Kuat Aksi Jilid III

Sosok Ahok akan selalu membuat gaduh ibu pertiwi, bukan karena sikap tegasnya terhadap para koruptor dan “mafia tanah” namun karakter dan kata-katanya yang jauh lebih berbahaya dalam menista agama dan anak bangsa.

 21-nov-1

 Berikut ini di antara contoh perkataan kasar dan kotor Ahok yang digarisbawahi KPI Pusat saat wawancara langsung di Kompas TV;

“…istri saya mau nerima CSR untuk main di kota tua. Lu buktiin aja nenek lu sialan bangsat gua bilang. Lu buktiin aja. Gue juga udah keki”.

“…lu lawan bini gua kalah lu mati aja lu. Kasih taik aja muka lu”.

“…kalau betul ada suap 12,7 triliun kenapa si DPRD membatalkan lapor ke Bareskrim? Kok goblok sekali lu orang? …kalau ada bukti memang nyuap apa lu laporin dong bego. …bego banget lu gitu lho. …sementara ada bukti gua mau nyuap lu 12,7 triliun, kok lu nggak berani laporin? Gua kuatir lu kemaluan lu punya ga nih? …eh dibalikin ini yang buat suap. Sialan nggak tuh? Makanya gua bilang panggil gua datang ke angket. Kapan lu panggil biar gua jelasin semua.

Gua bukain lu taik-taik semua itu seperti apa. …nggak apa-apa, biar orang tau emang taik gua bilang…. …kalau bukan taik apa? Kotoran. Silakan. Emang taik namanya kok. Emang taik, mau bilang apa. …TV jangan pernah wawancara gua live kalo nggak suka kata gua taik segala macem. Itu bodohnya anda mau live dengan saya…”

Tonton cuplikan sikap dan ucapan kasar Ahok di sini  atau di sini

Sikap dan ucapan Ahok demikian itu membuat beberapa tokoh sangat prihatin. Mereka menilai apa yang dikatakan Ahok sangatlah tidak pantas mengingat Ahok adalah seorang pemimpin. Sebagai pejabat publik, Ahok seharusnya bisa lebih bijak dan menjaga ucapannya sehingga tidak menyakiti perasaan pihak mana pun.

 Selain menista dengan sikap dan kata-kata yang kasar pada sebagian anak bangsa, Ahok juga kerapkali menista agama. Tonton cuplikan perkataan Ahok yang dianggap menista agama di sini atau di sini

21-nov-2

Di saat kondisi mulai mereda pasca ditetapkannya sebagai tersangka oleh Bareskim Polri (16/11/2016), mulut Ahok kembali berpotensi menimbulkan gesekan baru . Pasalnya, ia menuding, peserta Demo 4 November lalu dibayar Rp 500 ribu. Hal itu terekam dalam rilis wawancara eksklusif Media Australia ABC (Australian Broadcasting Corporation) bersama Ahok, Rabu (16/11/2016). Dalam wawancara ABC 7.30 itu, Ahok mengatakan persoalan yang menimpanya adalah masalah politik, bukan masalah hukum. Ia juga menuding, peserta Demo 4 November lalu dibayar Rp 500 ribu.

Ahok mengaku pihaknya tidak tahu siapa yang mendanai demo tersebut. Namun menurutnya, Presiden pasti tahu dengan informasi dari intelijen.

“Hal ini tidak mudah (mengungkap siapa yang mendanai demo), Anda mengirim lebih dari 100.000 orang, sebagian besar dari mereka (demonstran), jika Anda melihat berita itu, mereka mengatakan mereka mendapat uang 500.000 rupiah,” kata Ahok.

Kontan saja sikap Ahok, yang tak pernah kapok itu, menuai kecaman banyak pihak.

Alumni IPB menyebutkan, pada hari Ahok ditetapkan sebagai tersangka, Ahok justru menebar fitnah yang menyakitkan. Ahok, menuduh demo 4 November 2016 (Aksi Bela Islam 411) merupakan gerakan bermotif politik, juga menuding para peserta Aksi Bela Islam 411 menerima bayaran Rp 500 ribu per orang.

Laman ABC melansir: In an exclusive interview with the ABC’s 7.30, Ahok accused his critics of corruption and said the mass protest of hardline Muslims on November 4 was politically motivated, with protestors receiving 500,000 Rupiah to attend.

Ahok diberitakan tidak menyebut siapa yang membayar para demonstran. Namun, katanya, dia yakin Presiden Jokowi tahu berdasarkan sumber intelijen.

“I don’t know, we don’t know, but I believe the President knows from the intelligence, I believe they know,” kata Ahok kepada ABC News.

Farhat Umar, koordinator Keluarga Alumni Lembaga Dakwah Kampus (KA-LDK), menyatakan bahwa ucapan Ahok tersebut merupakan fitnah besar terhadap Aksi Bela islam 411.

21-nov-3

Dekan Fakultas Teknik di sebuah perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta, itu menegaskan, demo 411 murni merupakan ekspresi keimanan.

“Kami turun bersama jutaan demonstran karena tidak rela agama kami dinista oleh Ahok,” tandas Farhat yang alumnus Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Ia mengungkapkan, para pendemo membiayai sendiri aksinya. “Kami ini ada yang berprofesi sebagai akademisi, pengusaha, pekerja profesional, yang mandiri dan tidak punya kepentingan politik dalam demo 411,” beber Farhat.

Selanjutnya KA-LDK meminta kepolisian untuk menahan Ahok. Sebab, kata Farhat, tersangka terbukti tidak bisa menghentikan kebiasaan memproduksi ujaran yang meresahkan publik dan berpotensi mengancam integrasi kebhinekaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Tonton video cuplikan tudingan Ahok di sini  atau video lengkapnya di sini abc.net.au

Desakan yang sama disampaikan pula oleh “Sang Naga Bonar” Dedi Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat. Menurutnya, unjuk rasa umat Islam pada 2 Desember nanti sesuatu yang wajar. Sejumlah pernyataan Ahok telah menyinggung umat Islam.

“Sudah dia (Ahok) menghina kitab suci Alquran, sekarang dia menghina juga umatnya,” kata Deddy di hadapan ribuan umat Islam yang berunjukrasa dan menggelar apel akbar di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (18/11/2016).

Deddy mendukung langkah berbagai organisasi umat Islam yang meminta agar Ahok sebagai tersangka penistaan agama untuk segera ditahan oleh polisi. Tak cukup dia hanya dicegah ke luar negeri.

“Menurut saya lebih baik segera ditahan karena kalau di luar dia tidak bisa menjaga mulutnya ,” beber pria yang akrab disapa Demiz ini, dikutip dari tribunnews.com

 Baca: Apel Akbar Umat Islam Jabar

21-nov-4

Untuk mempertanggung jawabkan ucapannya, Ahok kembali dilaporkan ke Bareskrim Polri atas kasus terbaru, Kamis (17/11/2016). Herdiansyah, salah seorang peserta Aksi Bela Islam 411, melaporkan Ahok ke Bareskrim Polri.

“Hari ini Kamis 17 November 2016 jam kami melaporkan Ahok ke Bareskrim Mabes Polri terkait dugaan tindak pidana fitnah dan penghinaan bahwa sebagian besar Demonstran 411 dibayar Rp 500.000,” kata pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Habiburokhman saat mendampingi Herdiansyah di Bareskrim, Kamis (17/11/2016), seperti dikutip Detik.com

Menagih Janji

Seperti dikatakan Kapolri Tito Karnavian, bahwa Ahok tidak ditahan karena tidak memenuhi tiga syarat subjektif. Pertama, penahanan bisa dilakukan ketika terjadi kekhawatiran pelaku kabur. Kedua, ada kekhawatiran tersangka menghilangkan barang bukti. Ketiga, KUHAP mengatur adanya kekhawatiran pelaku mengulang perbuatannya.

21-nov-5

Dari ketiga poin itu, sekarang Ahok telah memenuhi salah satu unsur tersebut, yaitu  berpotensi mengulangi perbuatan (syarat ketiga). Memfitnah demonstran yang turun ke jalan pada 4 November dibayar Rp500 ribu merupakan salah contoh paling aktual.

Dengan demikian, tampaknya Ahok sudah waktunya untuk ditahan agar kepolisian tidak dianggap mengingkari janji. Jika tidak, di samping dapat mengesankan Kapolri tidak bersikap netral, persoalan ini diprediksi akan memicu gelombang protes masyarakat dalam bentuk aksi-aksi lanjutan. Kita percaya bahwa Bapak Kapolri dapat memenuhi janjinya.

By Amin Muchtar, sigabah.com/beta

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}