(sigabah.com) – Jelang Ramadan 1439 H akan jatuh pada Mei mendatang, masyarakat Indonesia diprediksi akan menjadi konsumtif yang tinggi dari pada bulan lainnya. Namun dengan kondisi ekonomi saat ini, apakah akan menjadi kontribusi untuk perkembangan belanja konsumsi?
Ekonom muda Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mencatat, pertumbuhan ekonomi di kuartal I diprediksi masih stagnan pada kisaran 5 persen. Begitu juga konsumsi rumah tangga kontribusinua dinilai melambat.
“Kuartal I pertumbuhan ekonomi diprediksi masih stagnan 5 persen. Konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar PDB (Produk Domestik Bruto) yakni 56 persen kontribusinya cenderung melambat,” ujarnya kepada Pantau.com, Senin 9 April 2018 malam.
Ia menambahkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia pada Maret 2018 berada pada level menurun dibanding Maret 2017. “Hal tersebut tercermin pada Indeks keyakinan konsumen (IKK) Maret sebesar 121,6 lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 122.5,” paparnya.
Bhima mengungkapkan, IKK yang melemah diduga disebabkan oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang menurun dari bulan sebelumnya, terutama pada ketersediaan lapangan kerja.
“Melemahnya IKK tersebut ditengarai oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini sebesar 110.2 dimana bulan sebelumnya sebesar 112.2, terutama ketersediaan lapangan kerja,” tuturnya.
“Lebih rinci, indeks ketersediaan lapangan kerja menurun menjadi 96,1 maret 2018 di bandingkan bulan Februari tahun yang sama sebesar 100,0,” ungkapnya.
Hak tersebut dinilai berdampak pada indeks penghasilan konsumen. Selain itu, harapan ketersediaan lapangan kerja juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
“Indeks penghasilan kosumen juga ikut turun menjadi 120,7. ekspektasi ketersediaan lapangan kerja mengalami penurunan menjadi 133 dari bulan sebelumya 132.8,” pungkasnya.
sigabah.com | pantau.com
