Preloader logo

Amien Rais: Ada Tiga Proyek yang Menghina Bangsa Indonesia

Ada tiga mega proyek yang menghina bangsa Indonesia yang betul-betul akan menghancurkan negeri ini. Tiga proyek itu reklamasi Teluk Jakarta, Meikarta, dan kereta cepat Bandung-Jakarta.

Demikian disampaikan oleh Amien Rais pada Tabligh Akbar dan Resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 di Islamic Center, Surabaya, Jawa Timur (20/11/2018).

Amien Rais mengatakan, proyek pertama, reklamasi Teluk Jakarta bisa menghina bangsa ini karena Indonesia sudah punya ribuan pulau-pulau, tapi ada orang-orang makhluk dajjal ekonomi membangun 17 pulau palsu.

”Izinnya belum jelas, digasak tanpa ampun, sekarang mangkrak-semangkraknya padahal biayanya Rp 300 triliun. Modal utamanya dari China,” beber Amien.

Kedua, proyek Meikarta. Menurut Amien, ada seorang cukong, ada seorang taipan, tokoh bisnis yang punya impian membangun sebuah deretan apartemen. Nilainya Rp 280 triliun. Izin dari pemerintah daerah (Pemda) Jawa Barat maksimal cuma 50 hektare tetapi dia minta sebelas kalinya.

”Kalau ke Jakarta silakan menyusuri jalan protokol ke Bekasi. Nanti bapak-ibu akan marah semarah-marahnya karena melihat dulu hijau, subur, sekarang tanah itu dibalik dengan alat berat sudah kelihatan jeleknya. Sekarang macet karena belum ada izin dari pemerintah daerah,” kata Amien yang pernah menjabat ketua PP Muhammadiyah 1995-1998.

Ketiga, proyek kereta api namanya Kecebong. ”Kereta cepat bohong-bohongan,” seloroh Amien Rais disambut tawa hadirin.

“Modal utamanya dari Cina. Jurusan Jakarta-Bandung. Izin belum selesai, banyak tanah yang sudah dibebaskan. Alhamdulillah sekarang juga macet-cet,” ujar mantan MPR ini.

“Sekarang bayangkan, andaikata semua berjalan seperti maunya mereka, andaikata kereta cepat Jakarta-Bandung seperti maunya mereka, andaikata Meikarta seperti maunya mereka, itu jelas kita sudah mau dicatok secara ekonomi oleh kekuatan ekonomi dajjal aseng itu,” katanya.

“Kita makin melarat, kita makin menjadi penonton, menjadi kuli, menjadi kacung di negara kita sendiri. Cara kita menghadapi ini, kita tidak boleh menyalahkan siapapun. Lima bulan kurang tiga hari kita akan Pileg dan Pilpres, jangan sampai salah pilih. Kalau jor-joran masalah uang tidak punya. Kalau jor-joran networking, kalau jorjoran media, kita tidak punya apa-apa. Kita hanya punya Allahu Akbar,” tandasnya.

Ketua MPR tahun 1999-2004 ini menuturkan, ada tips menghadapi tahun politik ini. Pertama, yang suka berpuasa Senin-Kamis, dilanjutkan. Kedua, shalat malam akan mempermudah terkabulnya doa.

“Ketiga, berdoa terus meberus. Seperti doa ya muqallibal qulub tsabbit quluubal alal muslimin alaa diinika. Artinya, wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati muslimin atas agamaMu,” ungkap Amien.

”Insya Allah keajaiban Pilkada Jakarta bisa terulang pada Pilpres. Dulu semua survei menyatakan, yang menang Ahok, tetapi Allah punya kehendak lain. Jadi saudara-saudara mohon jangan sampai keliru. Saya kasih tahu bahayanya, kita ini diingatkan jangan sampai takluk sama Yahudi dan Nashara mereka punya cara agar kita bisa ikut mereka,” katanya.

Amien menuturkan, kita tahu bahwa Allah memberikan keajaiban. Lima bulan kurang tiga hari itu akan ada keajaiban. Allah membalikkan hati itu sangat mudah.

”Kalau kita kalah maka kekuatan komunis, salibis akan menguasai kita. Saya tidak menakuti. Kalau yang menang komunisme maka kita bisa hengkang. Karena itu dengan semangat hizbul wathan maka kita orang beriman yang lebih mementingkan agama akan menang. Jadi spirit Muhammadiyah banyak bekerja, irit bicara untuk menegakkan agama Allah itu,” ujarnya.

Keempat, banyak bersedekah. “Saya tersentuh tadi karena di Surabaya ada gerakan Jumat Barokah membagikan nasi bungkus ke jamaah. Saya mengajak kepada semua mulai nanti malam shalat malam dan berdoa,” tandasnya. (Alf)

sigabah.com | teropongsenayan.com

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}