Preloader logo

ABDURRAHMAN BIN AUF MENGGAPAI SURGA DENGAN HARTANYA

Siapa saja dapat masuk surga dengan potensi yang dimilikinya, seperti dibuktikan oleh Abdurrahman bin Auf, seorang pengusaha sukses. Dengan kecerdasannya dalam berbisnis, apapun yang ia usahakan menjadi peluang dalam mendapatkan uang. Ia begitu semangat dalam mengejar harta, lalu apa yang membuat Abdurrahman Bin Auf bisa masuk surga ?

Dalam sejarah Islam Abdurrahman bin Auf tercatat sebagai orang ke-8 yang pertama masuk Islam dan orang ke-5 yang di-Islamkan oleh Abu Bakar Ra. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari sesudah Abu Bakar masuk Islam, sebelum Rasulullah saw. menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Sebagai seorang pengusaha ia sangat menyadari pengorbanan yang harus diberikan untuk Islam bukan hanya harta tetapi juga jiwa, karena itu ia ikut dalam perang Badar dan perang Uhud. Dengan demikian lengkaplah pengorbanannya dalam berjihad, tidak hanya dengan harta tetapi juga dengan jiwanya, sehingga di tubuhnya terdapat 9 luka menganga dan 20 luka-luka kecil lainnya.

Di tahun 4 kenabian, kaum muslimin mulai mendapatkan penyiksaan dan tekanan kaum kafir Quraisy termasuk Abdurrahman bin Auf, sehingga satu tahun kemudian dia bersama 14 orang muslimin lainnya hijrah ke Habsyah seizin Rasulullah demi mempertahankan dan menyelamatkan agamanya.

Tatkala Rasulullah saw. diperintah Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf juga ikut hijrah dengan membawa seluruh kekayaannya. Di perjalanan kekayaannya itu dirampas oleh kaum kafir Quraisy, hartanya disita sebagai imbalan dan syarat diizinkannya berhijrah. Hal ini tidak membuat Abdurrahman bin Auf putus asa, karena sebagai seorang yang dibina dan dipersiapkan oleh Nabi saw. untuk membawa panji dan penyebaran agama Islam, membuatnya mudah menerima kondisi tersebut.

Di Madinah, Rasulullah saw. mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan salah satu orang kaya di kota tersebut, yaitu Sa’ad bin Rabi’ Al-Anshary yang menawarkan sebagian hartanya dan calon istri untuk dinikahinya, tetapi Abdurrahman bin Auf hanya menjawab, “Semoga Allah Swt. memberkahi hartamu dan keluargamu, tunjukkanlah kepadaku di mana pasar!“ Kemudian Sa’ad Bin Rabi’ menunjukkan pasar tempat berjual beli, yaitu pasar Bani Qainuqaa. Abdurrahman bin Auf memang pebisnis yang handal, dengan modal secukupnya ia bangkit dan berusaha berniaga mencari laba, sehingga mampu menikah dengan seorang perempuan Anshar dengan mahar emas seberat sebutir kurma.

Rasulullah saw. sangat menghargai kemandirian Abdurrahman bin Auf dalam masalah ekonomi. Ia sebagai kaum Muhajirin tidak ingin membebani kaum Anshar, karena Islam membina umat ke arah hidup mulia, terhormat dan mendorong orang bekerja dan berusaha. Hal ini menjadi motivasi bagi kaum muslimin yang ada di Madinah untuk bangkit dan bekerja menjadi petani, pedagang dan buruh sehingga tidak ada pengangguran.

Dalam waktu singkat, Abdurrahman bin Auf menjadi orang kaya dan Rasulullah saw. berkata kepadanya, “ Wahai Abdurrahman, kamu sekarang menjadi orang kaya dan kamu akan masuk surga dengan merangkak (mengingsut). Pinjamkanlah hartamu agar lancar kedua kakimu.” (HR.Al-Hakim). Pernyataan ini membuat dia bertambah banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah, karena keinginannya untuk masuk surga dengan melangkah (berjalan kaki).

Semangat Abdurrahman bin Auf dalam mencari harta bukanlah untuk memperkaya diri melainkan untuk jihad fi sabilillah, semata-mata untuk mengibarkan panji Islam dan meninggikan kejayaannya. Sungguh teramat banyak harta yang dia keluarkan, salah satunya untuk membiayai pasukan muslim menghadapi pasukan Romawi pada perang Tabuk. Saat itu Rasulullah memerlukan dana yang sangat banyak, Abdurrahman bin Auf mempeloporinya dengan menyerahkan 200 uqiyah emas (1 uqiyah = 31,75 gram emas). Kemudian setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf membiayai segala kebutuhan dan kesejahteraan para istri Rasulullah, bahkan ia pernah membeli sebidang tanah seharga empat ribu dinar dan dibagikan seluruhnya ke Bani Zuhrah dan istri-istri Rasulullah. Sebelum wafatnya Abdurrahman Bin Auf menginfakkan 400 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas ) untuk veteran perang Badar. Ia juga memberikan hartanya yang terbaik untuk Umul Mukminin, meskipun demikian dia masih meninggalkan harta untuk ahli warisnya sehingga menjadikan mereka kaya raya.

Abdurrahman bin Auf telah memperoleh segala kebaikan dari hartanya dan menghindarkan keburukan yang ada pada harta peninggalannya. Kedermawanannya harus dijadikan teladan bagi kita.

Seandainya pada zaman ini hidup para dermawan muslim selevel Abdurrahman bin Auf niscaya tidak akan ada orang-orang muslim yang kelaparan dan tidak mempunyai tempat tinggal. Begitu pula jihad fi sabililah tidak akan mengalami kesulitan dana. Maka jadikanlah harta kita untuk mendapatkan surga Allah dengan cara menginfakkannya, seperti tercantum dalam QS At-Taubah, ayat 111:

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka membunuh dan terbunuh (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah ? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu dan demikian itulah kemenangan yang agung.“

Sumber: Buletin Humaira, edisi 6, Oktober 2015

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}